Sunday, August 26, 2007

Catatan Buruk Tentang Friendship

Aku telah menambah jumlah teman yang 'tersakiti'. Setelah jadi temen, dia malah aku mita secara sadar dan terencana untuk mundur pelan-pelan. Barangkali ini adalah bagian dari kejahatan terencana. Tapi aku setidaknya punya alasan, dan dia berhak marah, karena mungkin saja bisa dianggap sebagai sebuah legalisasi. Yang kucari adalah kata deal, walaupun lama akhirnya tercapai juga. Dengan sikap yang sedikit memaksa dan alur cerita yang tidak keruan, ia memahami juga. Tapi ia juga bisa memahami perasaanku, yang tak bisa dipungkiri. Memang seharusnya perasaan dapat membaca perilaku jahatku dan apa yang ada di balik itu.

Sampai hari ini, berarti dosaku dalam relationship sudah ada tiga orang di Indonesia yang kutitipi dosa, dan tiga orang di sini yang kusakiti, entah semuanya sengaja atau tidak, entah mereka tahu atau tidak. Tentunya semuanya dengan motif yang berbeda-beda dan dengan sebab yang kadang tidak masuk akal. Emang beginilah aku, kalo belum kenal secara dekat bisa dibilang aku pendiam. Kalo udah akrab, aku sering aja cangkrukan dan nyonggros. Dan aku juga sering melawan arus. Masalahnya, kalo aku melihat ada ketidakberesan, bias saja aku langsung menyerang. Pernah kulakukan secara pribadi, pernah juga di forum resmi. Ternyata itu terbawa juga dalam sikap muamalah sehari-hari. Suatu perilaku yang childish banget kan? Dan aku tetaplah aku seperti ini, entah sampai kapan.

Maafkan aku kawan-kawan…

Read More..

Apologi

Maafkan aku yang memang redup, tak pantas mengharap kemuliaan seorang bidadari sepertimu. Apabila engkau menutup pintu dan tak memberi seberkas cahaya, tak apa. Memang seharusnya begitu. Dan kiranya aku merangkak dan kau tak melihatku, tak apa, memang…

Di luar sana benyak pujangga yang sanggup menuliskan ribuan sajak untukmu. Dan aku hanya memetik bunga violet dari taman depan. Di luar sana banyak saudagar yang sanggup mempersembahkan villa mewah untukmu. Dan aku hanya bisa membangun gubuk di desa.

Pun rembulan walau ia tak bertemu mentari ia tetap memberikan cahayanya. Dan rembulan dengan senang hati memantulkannya kembali demi bumi agar tidak gelap.

Read More..