Sunday, September 25, 2011

PINDAH BLOG

Para pembaca yang budiman,

bahwa blog www.ealah.blogspot.com berpindah menuju dua blog ini: http://www.kompasiana.com/ealah dan http://ealah.blogdetik.com/

Isi dan penulis jelas tetap sama, namun menurut hemat saya fitur komen yang disediakan kedua situs tersebut lebih menarik daripada blogger (blogspot) yang selama ini saya pakai.

Sekian, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan saya ucapkan terimakasih atas perhatian anda selama ini :)

Best regard,

Nashif 'Ubbadah

Read More..

Thursday, March 17, 2011

Humanisme Maria dan Yesus dalam Al-Quran dan Alkitab

Pendahuluan

Al-Quran maupun Alkitab adalah kitab suci dua agama terbesar secara kuantitas di dunia ini. Kristen dan Islam, yang keduanya adalah agama samawi (profetik). Islam yang datang belakangan dan lebih muda mempunyai keterkaitan dengan agama Kristen, sebagaimana Kristen juga berkait-kelindan dengan Yahudi.

Al-Quran mengandung kisah-kisah, di samping memuat persoalan aqidah dan syariah yang menjadi pegangan bagi kaum muslimin. Kisah-kisah ini didominasi oleh kisah nabi-nabi terdahulu dan keadaan kaum mereka, orang-orang saleh, hingga proses penciptaan mahluk. Hal ini juga ditemukan dalam Alkitab. Dari kesamaan ini, ada juga beberapa perbedaan yang cukup kental. Alkitab lebih mendeskripsikan sejarah masa lalu, kisah para nabi, dan orang-orang saleh dengan gamblang, lebih terperinci daripada Al-Quran. Al-Quran bukanlah sebuah kitab dengan kekurangan dan tidak istimewa, justru hal ini tidak perlu dirinci di dalam Al-Quran sebab yang menjadi inti adalah pesan moral, ibroh dan spirit yang bisa dipetik dari kisah-kisah tersebut. Maka tak heran ada perbedaan yang kentara saat Alkitab menceritakan kisah-kisah ini bak handsbook sejarah yang menceritakan dengan urutan waktu (kronologis) dan lebih detail, sementara Al-Quran menceritakan kisah yang “tidak utuh”, secara parsial yang berserakan di berbagai surat dan tidak mendetail seperti Alkitab.

Dalam tulisan singkat ini, penulis mencoba menelaah dua sosok yang sangat berpengaruh dalam agama Kristen, Maria dan Yesus. Tulisan ini mengangkat Maria dan Yesus dalam kapasitasnya sebagai manusia, yang dalam kacamata penulis terhitung sejak kelahiran keduanya hingga Yesus dibaptis. Jadi pembahasan tentang ajaran Yesus, dakwahnya, perjuangannya dan segala macam dogma yang berkaitan dengan Kristen dikesampingkan demi memfokuskan pembahasan.

Kisah Maria dan Yesus dalam Perspektif al-Quran

Maria adalah ibunda dari Isa, nabi pembawa ajaran Nasrani. Dalam al-Quran, Maria digambarkan sebagai sosok perempuan agung. Nama Maria ditulis degan tinta emas sebagai salah satu nama surat dlm al-Quran, yaitu Maryam. Maria sendiri menurut asal-usulnya adalah anak Imran (QS. Ali Imran: 35-37), namun nama ibunya tidak disebutkan secara eksplisit[1]. Ibunya sendiri kerap mendoakan Maria agar terhindar dari pengaruh buruk setan, dan doa ibunya terkabul. Di dalam al-Quran, Maria selalu dilekatkan dengan Isa, maka ada sebutan bagi anaknya adalah Isa ibnu Maryam, dan dia digambarkan sebagai sosok perempuan suci, beriman kepada kitab-kitabNya, dan salehah.


Maria sejak kecil diasuh oleh Zakaria, sebab ibunya bernazar agar anaknya berkhidmat di Baitul Maqdis. Ada suatu kisah tentang keistimewaan Maria, diantaranya adalah Maria sering mendapatkan makanan dari Tuhan. Dan suatu ketika Zakaria mempertanyakan asal-usul makanan tersebut. "Dari mana makanan ini semua?". Maria menjawab, "Dari Tuhan. Dia yang memberi rezeki".[2]

Didalam surat Maryam dikisahkan mengasingkan diri dari keluarganya dan tinggal di wilayah timur. Maria hingga demikian mulianya di hadapan Tuhan, hingga dialah satu-satunya wanita di dunia ini yang bisa mengandung dan melahirkan anak, sedangkan dia sendiri masih perawan. Sewaktu Jibril member kabar gembira bahwa dia akan mengandung anak yang istimewa, justru Maria terheran-heran dan dengan sedikit menyangkal dia berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!". Jibril sebagai pembawa pesan dari Tuhan terus membimbingnya, sebab ada kekhawatiran Maria tentang pandangan orang-orang akan dirinya yang akan memiliki anak, dan juga sekaligus senang karena dialah satu-satunya wanita yang terpilih itu, sehingga dia bernazar tidak akan bicara selama sehari penuh jika dia berhasil melahirkan anaknya. Tidak lama setelah itu, Maria hamil, karena Tuhan meniupkan roh kudus-Nya melalui Jibril. Saat melahirkan Isa, ia bersandar ke pohon kurma. Ia tidak ingat apapun saat itu. Konon saat melahirkan, Maria ditemani Jibril, dan ia berkata kepada Maria, "Janganlah bersedih, Tuhan telah menyediakan air bagimu". Kata Jibril, "jika kamu lapar, gerakkanlah pohon kurma ini, nanti buah kurma lezat akan jatuh dan siap disantap”. Yang menarik adalah kisah kelahiran Isa diceritakan dengan detail, sedangkan kelahiran Muhammad tidak sedetail ini.[3]

Dalam keadaan yang payah dan dia sedang melaksanakan nadzarnya, benar terjadilah yang dia kahawatirkan. Orang-orang bertanya asal-usul anak tersebut dan menuduh Maria telah berbuat zina, sebab memang Maria belum menikah. Dalam keadaan yang seperti itu, Maria tetap bungkan seribu bahasa, dan dia mengisyaratkan kepada bayinya, agar mereka bertanya kepada sang bayi saja. Olok-olok mereka bertambah menjadi-jadi, tidak masuk akal orang dewasa bertanya kepada bayi yang baru saja dilahirkan, mereka pikir Maria hanya mengada-ada dan menghindari pertanyaan-pertanyaan mereka saja. Namun hal itu serta merta dijawab seketika oleh Isa yang masih digendong oleh ibunya. Suatu kemukjizatan bahwa bayi yang baru saja dilahirkan dapat berbicara, bahkan memberikan informasi bahwa dialah yang akan menjadi Nabi bagi bangsa mereka kelak.[4]

Mengenai Isa sendiri, al-Quren memberikan beberapa informasi tentang dirinya sebagai anak manusia yang berkedudukan sebagai Nabi, bukan sebagai Tuhan ataupun anak Tuhan. Ada perbedaan keyakinan teologis yang sangat dalam antara Islam dengan Kristen. Al-Quran mengetahui hal ini dan memandang bahwa para pengikut Isa telah menyimpang dari ajaran Isa sendiri, dan Muhammad diberikan informasi tentang hal ini dengan turunnya wahyu yang menyebutkan tentang Isa dan kemukjizatannya. Diawali dengan proses mengandungnya yang ganjil, sewaktu masih bayi dapat berbicara dengan orang dewasa, diberi pengetahuan oleh Tuhan tentang Taurat dan diberikan kepadanya kitab Injil, membuat burung yang dibentuknya dari tanah, menyembuhkan orang buta, sopak dan membangkitkan orang dari kubur.[5]

Maria dan Yesus Dalam Alkitab

Di dalam Alkitab, informasi mengenai Maria dan Yesus jauh lebih komplit daripada al-Quran. Mengenai nasabnya, dalam Injil Matius memberikan informasi bahwa Yesus adalah keturunan ke-42 dari Abraham[6]. Penulis senada dengan Bucaille yang menghitung jumlah garis keturunan yang hanya ke-41.[7] Sebagai perbandingan, menurut hitungan Injil Lukas, Yesus adalah keturunan ke-56 dari Abraham, atau jika diteruskan sampai kepada Adam, maka dia adalah keturunan ke-76, dan disebutkan juga sampai ke-77, yang mana disebutkan dalam Injil Lukas adalah keturunan dari Allah.[8] Hanya saja yang tertulis dalam Alkitab adalah garis silsilah Yesus dari ayahnya, yaitu Yusuf. Sedangkan garis silsilahnya dari sang ibunda, Maria, sama sekali tidak ada informasi yang jelas dan eksplisit seperti halnya garis keturunannya dari sang ayah. Yusuf adalah suami Maria, yang pada awalnya setelah bertunangan ia ragu dengan hubungannya bersama Maria dikarenakan ia telah mengandung. Tidak ada informasi yang menyebutkan bahwa mereka berdua memiliki keturunan dari hasil pernikahannya. Maria hanya sekali melahirkan dan dia mengandung dari Roh Kudus, yang sama sekali tidak ada percampuran atas hubungannya dengan laki-laki manapun.

Diberitakan bahwa Jibril dalam mimpinya memberi pertimbangan kepada Yusuf yang sedang berpikir mengenai kandungan Maria: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Lalu setelah itu Yusuf menjadi yakin dengan peristiwa yang dialami oleh Maria, dan dia menjalani kehidupannya dengan Maria. Pada awalnya Yusuf sendiri berniat menceraikan Maria, sebab ia tidak mau menanggung aib.[9]

Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Alkitab. Dia adalah kerabat dari Elizabet, istri dari Zakaria. Elizabet sendiri seorang keturunan Harun.

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, kemungkinan bersama dengan kedua orang tuanya, dan sementara itu telah dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama dalam pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan tidak diperbolehkan sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap, meskipun sudah sah disebut suami isteri – Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan itu dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus. Ketika Yusuf diberitahukan mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat Tuhan", dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar dan mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu.[10]

Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth). Begitu Maria tiba dan menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya", dan meberinya sebuah kidung ungkapan syukur yang umum dikenal sebagaiMagnificat. Tiga bulan sesudahnya, tampaknya sebelum kelahiran Yohanes Pembaptis, Maria pulang ke rumahnya. Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba sebuah dekrit dari kaisar Romawi Augustus yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke Betlehem, sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang asing, dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi.[11]

Ada perubahan kondisi sosial yang sangat cepat di Yerusalem, berkaitan dengan adanya kabar bahwa sang Juru Selamat telah lahir. Saking menggemparkannya berita itu, hingga kaum Majus dari timur mencari-cari sang anak tersebut. Mendadak seluruh Yerusalem terkejut atas kelahirannya. Tak terkecuali Raja Herodes, yang mengkonfirmasi berita tersebut. Seluruh imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi dikumpulkan, dimintai keterangan akan tanda-tanda kelahiran sang Mesias. Di dalam kitab nabi tertulis bahwa Mesias akan lahir di Betlehem di tanah Yudea. Tidak cukup dengan informasi yang didapat dari kitab dan dari mereka, Herodes akhirnya mencari para orang Majus dan sekali lagi menanyakan keberadaan sang Mesias. Herodes menyatakan dia juga mencari Yesus dan akan menyembahnya jika mereka telah menemukannya. Ia meminta agar orang-orang Majus tersebut mencari tanda-tandanya di Yerusalem, dan akhirnya tampaklah tanda yang berupa bintang dari timur (bintang Betlehem). Orang-orang Majus menyembah Yesus dan memberikan persembahan kepadanya berupa emas, kemenyan dan mur, lalu mereka kembali ke negrinya melalui jalan lain dan tidak kembali kepada Herodes, sebab mereka sudah mendapatkan peringatan tentang perihal Herodes dalam sebuah mimpi.[12]

Dalam tradisi Kristen, Orang majus (dari bahasa Latin: magus) sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi (bentuk plural dari magus) yang mengenal astrologi dariPersia kuno. Persembahan yang dibawa untuk bayi Yesus mempunyai lambang sendiri-sendiri: emas melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi raja agung, kemenyan melambangkan bayi Yesus yang akan menjadi imam agung, dan mur melambangkan bayi Yesus yang kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.[13]

Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka". Upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi anak-anak sulung, kemudian kunjungan orang-orang majus, pengungsian keluarga itu ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazareth (Matius 2). Maria tampaknya menetap di Nazareth selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah di Yerusalem lalu ditemukan di tengah para guru di Bait Allah. [14]

Demikian pula, Yusuf diperingatkan dalam sebuah mimpi bahwa Herodes bermaksud membunuh Yesus, sehingga Yusuf dan keluarganya melarikan diri ke Mesir, untuk menyelamatkan diri dari Herodes. Ketika Herodes menyadari bahwa ia telah ditipu oleh orang-orang majus itu, ia memberikan perintah untuk membunuh semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya.[15]

Di Mesir Yesus dilarikan oleh Yusuf bersama Maria, dan mereka tetap di sana hingga menunggu kabar meninggalnya Herodes. Malaikat memberitakan kabar kepada Yusuf lewat mimpi bahwa Herodes telah meninggal. Dan seketika itu mereka kembali ke tanah Israel. Namun Yusuf terkejut ternyata yang menggantikan Herodes sebagai raja adalah anaknya yang bernama Arkhelaus. Karena ia takut olehnya, maka perjalanannya bermuara sampai ke daerah Galilea, dan mereka tinggal di kota Nazaret. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan yang menyebut Yesus adalah orang Nazaret.[16]

Lalu dikisahkan juga di dalam Alkitab, bahwa Yesus mendatangi Yohanes ( Nabi Yahya dalam tradisi Islam) dari Galilea menuju Yordan. Yohana merasa tidak pantas untuk membatis Yesus, justru dialah yang perlu dibaptis olehnya. Yesus menjawab bahwa dia berbuat seperti itu karena kehendak Tuhan memanglah begitu. Setelah Yesus dibaptis dan keluar dari air, pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Yesus. Dan terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”[17]

Persamaan dan Perbedaan Kisah Maria dan Yesus dalam Al-Quran dan Alkitab

Persamaan:

1. Maryam adalah wanita yang suci, mengandung anak tanpa proses persetubuhan, justru anak itu diberikan Tuhan melalui roh kudus.

2. Maryam memiliki nadzar untuk tidak berbicara selama sehari penuh pada hari kelahiran Isa.

3. Isa yang masih bayi dapat berbicara kepada orang-orang yang heran dan berburuk sangka kepada ibunya, sebab mereka mengira Maryam melahirkan Isa sebab hamil di luar nikah.

4. Isa memiliki berbagai macam kemukjizatan, seperti menyembuhkan penyakit, cacat, berbicara sewaktu bayi, dll.

Perbedaan:

1. Maryam memiliki suami yang bernama Yusuf dalam Alkitab, hanya saja Maria sudah hamil sebelum dinikahi oleh Yusuf, sebab Yesus lahir bukan dari hasil perhubungan badan. Sedangkan dalam Al-Quran Maryam tidak memiliki suami sama sekali.

2. Maria melahirkan Yesus di bawah pohon kurma di daerah Betlehem tanpa dikawani seorangpun, dan Jibril memerintahkannya untuk merontokkan pohon kurma agar buahnya berjatuhan dan menggetarkan tanah agar keluar air, ini yang dikisahkan dalam Al-Quran. Sedangkan dalam Alkitab dikisahkan bahwa Yesus dilahirkan di sebuah kandang ternak di Betlehem dan dikawani oleh Yusuf. Selanjutnya Yesus diletakkan di dalam palungan (tempat makanan ternak) dan dibalut kain lampin.

3. Alkitab lebih merinci silsilah Yesus, sedangkan Al-Quran hanya menyebutkan Yesus sebagai Putra Maryam. Maryam adalah anak dari Imran. Dalam Injil Matius, Yesus dijelaskan secara nasab adalah keturunan Abraham ke 42 lewat jalur ayahnya (Yusuf), sedangkan dalam Injil Lukas lebih panjang lagi menjelaskan Yesus adalah keturunan Adam ke-77 dari jalur ayahnya, atau ke-78 jika dinasabkan ke Allah. Sedangkan dari jalur ibu (Maria) tidak disebutkan sama sekali garis keturunannya.

4. Orangtua Yesus mempersembahkan korban berupa sepasang burung merpati karena hukum Musa memintanya demikian. Ini yang dijelaskan dalam Alkitab, tetapi sama sekali tidak disinggung kisah ini di dalam Al-Quran.

5. Dikisahkan dalam Alkitab, Yesus pergi ke Yerussalem dalam perayaan paskah dan tinggal di Bait Allah tanpa diketahui orangtuanya. Ini terjadi di usianya yang ke-12. Sedangkan Al-Quran sama sekali tidak menyinggung peristiwa ini.

6. Yohanes membaptis Yesus dengan air di Yordan, dia mendatanginya dari Galilea. Dalam al-Quran sama sekali tidak menyebutkan peristiwa pembaptisan. Hal ini berkait erat dengan keyakinan teologis yang dipegang Kristiani tentang pembaptisan, sedangkan dalam Islam sama sekali tidak mengenal ajaran ini.

Penutup

Al-Quran sebagai kitab suci tidak menjelaskan secara rinci atau gamblang kisah-kisah dan peristiwa yang lalu seperti yang ada di dalam Alkitab. Alkitab memberikan informasi lebih komplit tentang peristiwa-peristiwa lalu, bahkan memiliki kesan sebagai kitab sejarah dogmatik. Berbagai peristiwa terkumpul dalam Alkitab dengan susunan

Hal ini tidak lain karena Al-Quran menekankan kepada hikmah, pelajaran yang terkandung, dan ibroh agar para pembacanya bisa memahaminya. Selain tidak begitu menekankan kisah-kisah, ternyata Al-Quran berusaha memberi pengertian teologis kepada pembacanya tentang diri Isa Al-Masih. Isa hanyalah Nabi, sama seperti Nabi Adam yang dilahirkan tanpa proses persetubuhan, bahkan Nabi Adam sama sekali tidak memiliki orang tua, tidak seperti Isa yang masih memiliki ibu kandung. Keyakinan teologis yang berbeda ini menjadi inti ajaran dan dogma dua agama besar yang berbeda: Islam dan Kristen.

Demikianlah dua kitab suci ini menggambarkan dua sosok yang sangat berpengaruh dalam agama Kristen dan Islam: Al-Masih dan Maria. Kesamaan yang ada, ataupun perbedaan yang sangat banyak tidak serta merta mengesampingkan Alkitab bagi kaum muslim. Justru dari Alkitablah kisah-kisah Israiliyat mendapat legitimasi –bagi beberapa ulama- untuk mengeksplanasi kisah-kisah yang kabur dalam Al-Quran. Tentunya kajian seperti ini perlu studi dan penelitian lanjutan yang lebih mendalam khususnya komparasi antara Al-Quran dan Alkitab, sebab masih menjadi pro-kontra secara legalitas. Islam tidak sepenuhnya mengakui validitas Alkitab, sebagaimana Kristen juga tidak sepenuhnya mengakui validitas Al-Quran.

Wallahu A’lam bis Shawab


Daftar Pustaka

Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta, Dirjen Bimas dan Urusan Haji Depag RI: 1999)

Bamboe, Tony, Maria Dalam Kitab Suci: Menjelaskan Bunda Maria dalam iman Katolik, Jakarta: Ekaristi, tt.

Bucaille, Maurice, Bibel, Quran dan Sains Modern (terj. HM Rasjidi), Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

CD Sabda (OLB Versi Indonesia) versi 4.0

Hughes, Edward, The Birth of Jesus, Canada: Winnipeg, tt.

Wesels, Anton, Memandang Yesus: Gambar Yesus dalam Berbagai Budaya, Jakarta: Gunung Mulia, 2001.



[1] 35. (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." 36. Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk. (QS. Ali Imran: 35-36).

[2] 37. Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS. Ali Imran: 37).

[3] 16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, 17. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna 18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa." 19. Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." 20. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!" 21. Jibril berkata: "Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." 22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. 23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan." 24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. 25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, 26. maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini." (QS. Maryam: 16-26).

42. Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). 43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. 44. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. 45. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat(yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), 46. dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh." 47. Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. (QS. Ali Imran: 42-47)

[4] 27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. 28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", 29. maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" 30. Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, 31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; 32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." 34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. (QS. Maryam: 27-34).

[5] 110. (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata." (QS. Al-Maidah: 110).

[6] Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. (Injil Matius 1: 17)

[7] 1.Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. 2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, 3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, 4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, 5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, 6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, 7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, 8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, 9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, 10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, 11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. 12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, 13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, 14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, 15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, 16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. (Matius 1: 1-16). Lihat juga Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 103-106.

[8] 23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, 24 anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, 25 anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, 26 anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, 27 anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, 28 anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, 29 anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, 30 anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, 31 anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, 32 anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, 33 anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, 34 anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, 35 anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, 36 anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, 37 anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, 38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. (Lukas 3: 23-38), Lihat juga Bucaille, ibid.

[9] 18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. (Matius 1: 18-25).

[10] Hughes, The Birth of Jesus, (Canada: Winnipeg, tt), hal 34.

[11] Hughes, ibid, hal 36-37.

[12] 1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." 3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. 4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. 5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: 6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." 7 Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. 8 Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." 9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. 11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. (Matius 2: 1-12).

[13] Wesels, Memandang Yesus: Gambar Yesus dalam Berbagai Budaya, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), hal 28-30.

[14] Bamboe, Tony, Maria Dalam Kitab Suci: Menjelaskan Bunda Maria dalam iman Katolik, (Jakarta: Ekaristi, tt), hal. 69.

[15] 13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (Matius 2: 13-18).

[16] 19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: 20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." 21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. 22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. (Matius 2: 19-23).

[17] 13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" 15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. 16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, 17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Matius 3: 13-17).

Read More..

Friday, March 11, 2011

Black Campaign: Model Primitif Kampanye Pilkada Salatiga 2011

Politic is gambling bagiku tidak tepat. Aku bisa mendeskripsikan secara ringkas politik itu adalah permainan. Hanya saja bukan permainan sportif yang berakhir dengan senyum puas, tapi kejam dan ganas yang tidak mengenal belas kasihan. Ada garis jelas pembeda, lawan atau kawan.

Mengikuti perkembangan politik memang mengasyikkan, sekaligus bisa membuat naik pitam dan akhirnya kita hanya menggeleng-gelengkan kepala sebab tidak mampu berbuat lebih. Bagi kalangan grass root seperti aku ini, apalah arti satu kuantitas orang proletar jika disbanding dengan sejentik kuku keinginan tokoh politik? Ah masih lebih berarti setangkai cabai yang bisa memberi rasa pedas daripada suaraku yang habis dan otakku yang berputar hanya untuk mencari perhatian para penguasa dan elit politik?

Beberapa bulan yang akan datang Kota Salatiga akan menyelenggarakan hajat besar dalam kerangkeng pilkada (pemilihan kepala daerah), atau bisa disebut piwalkot (pilihan wali kota). Apapun namanya, yang pasti KPUD sebisa mungkin menyelenggarakan dengan prinsip LUBER (langsung, umum, bebas dan rahsia) dan JURDIL (jujur dan adil). Semoga saja adagium prinsip pemilihan ini benar-benar dibela mati-matian oleh KPUD.

Parpol-parpol yang bermain di pilkada ini bukan main senangnya. Namun bagiku, yang sangat memprihatinkan adalah permainan ini bukan permainan yang fair dan bersih, namun sangat kotor dan penuh dengan konspirasi dan kepentingan. Black campaign dilakukan oleh oknum yang menggembosi pasangan calon musuh. Wah, bagaimana negri ini akan maju jika para elit politiknya saja selalu bermain, mengurusi musuh, menyebarkan isu ke grass root, hingga menyeret tokoh masyarakat untuk memprovokasi musuh?

Sebenarnya pra-pilkada Kota Salatiga ini permainan politik sudah dimulai lebih awal. Ada kasus yang melibatkan Ketua PCNU yang dijadikan mainan politik. Ada juga penggagalan calon yang remote kendalinya dipegang oleh petinggi partai penguasa di Jakarta, dan ternyata pemegang kendalinya adalah istri dari orang nomer satu RI (menurutku sih orang nomer ke-200 sekian juta saja). Ada juga yang atas dasar timbal balik penyokong utama pemenangan partai terbesar di Indonesia, hingga akhirnya rekomendasi dukungan partai diberikan secara penuh kepada keluarganya. Ada yang main ancam, ini yang paling pengecut. Mengancam akan selalu memperkarakan ketua ormas ke pengadilan jika calon (yang notabene kawannya si ketua ormas)maju mendaftar ke KPUD. Ada yang memfitnah (dengan mencatut nama tokoh) lewat sebaran sms.

Ah, jika kebejatan permainan piwalkot kali ini kutulis, mungkin bisa mengkonsumsi ribuan atau jutaan kata, saking banyaknya. Ada seorang kakak kelas (dahulu) yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon. Aku sangat mengenal dia itu seorang kader partai Islam yang militan. Ada sebuah persoalan di mana dia memperlakukan politik itu bagian dari agama, sebab menurutnya Islam adalah agama yang kaffah, yang berarti ada juga tata cara berpolitik dan memang tidak mengharamkan politik praktis. Namun di balik pemahaman atas agama dan partai –memang partainya ini partai Islam- ternyata dia sendiri melakukan black campaign. Wah dari sini aku sungguh sangat kecewa, sebab secara eksplisit dia menyebutkan nama calon lain yang dimusuhi dan dihubungkan dengan agama dan ormas Islam. Andai saja sms itu masih kusimpan, aku bisa melaporkan pelanggaran ke KPUD bukan? Aku sungguh tidak suka dengan tindakan kampanye hitam, bagiku sama saja dengan tindakan pengecut.

Mungkin saja beberapa waktu lagi aku akan menulis secara eksplisit mengenai info-info pilkada kotaku yang mengenaskan ini dari para pelaku politik praktis yang kukenal dan kudengar secara langsung. Semoga tulisanku ini tidak dianggap kampanye hitam, atau jangan-jangan dianggap penggembosan penggagalan pilkada Kota Salatiga. Ah, aku terlalu lebai dengan sikapku. Memangnya aku diperhitungkan? Cuma grass root yang koar-koar di blog pribadi yang jelek, hahaha.

Read More..

Friday, November 26, 2010

Harapan; Adakah Kita Sehati?

tebakanku benar. esok hari kuharap masih ada harapan. sungguh, di titik ini aku bahagia. tak ada yang lebih berarti dibanding dirimu.


namun masa lalu itu banyak kesalahan. berkali-kali kita menempuh jalan yang salah. tanyalah pada hatimu sendiri, apa yang benar dan bisa menentramkan hati dan hidupmu sekarang.

tentang masa depan, kita masih dalam rencana-Nya, bukan rencana kita. tak ada salahnya mempersiapkan mimpi masing-masing. dengan mimpi, apa yang kita raih berasa lebih bahagia.

Read More..

Thursday, November 25, 2010

Hati Bertutur

Entah apa yang kau rasakan, aku hanya bisa menebak. Bisa jadi tebakanku benar, bisa jadi tebakanku salah. Masalah hati katamu, berarti tentang perasaan.

Selama ini kita berpencar ke jalan masing-masing. Kuakui aku terjebak ke lubang dua kali tanpa kau pegang erat tanganku. Kukira aku bisa menemukan sosok lain yang dapat membuatku bahagia. Bahagia yang bagaimana? Tanpamu aku menjadi tak jelas, bukan abstrak, tapi lebih buruk dari ketidakjelasan eksisnya makhluk. Kuakui kau sangat berarti bagiku.

You already knows this feeling even I did’nt say it to you. Percayalah pada hal-hal yang membuatmu optimis, seperti aku yang selalu percaya pada kekuatan doa. Amin, semoga Allah memberikan semua kebaikan bagimu.

*ditulis saat tenggorokan tercekat, merenung dengan ketundukan dan kepasrahan pada Yang Kuasa

Read More..

Tuesday, December 1, 2009

Ijtihad: Menuju Kemaslahatan Manusia

Judul Buku: Dari Syariat Menuju Maqashid Syariat; Fundamentalisme, Seksualitas, dan kesehatan Reproduksi
Penulis: Lily Zakiyah Munir, dkk.
Editor: Zuhairi Misrawi.
Penerbit: KIKJ dengan Ford Foundation, Jakarta.
Cetakan: pertama, Agustus 2003.
Jumlah halaman: xii+166

Buku mini ini adalah hasil pemikiran keroyokan dari 4 penulis yang concern terhadap Islam yang sedang berhadapan dengan dinamika kehidupan yang terus menerus menuntut setiap orang bertahan dalam kerasnya kehidupan. Sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin sudah seharusnya Islam yang sholih likulli zaman wa makan mampu menjawab dan mengurai kusutnya tantangan anak zaman. Tema yang disorot buku ini adalah fenomena fundamentalisme, seksualitas, dan kesehatan reproduksi. Bukan menafikan hal-hal yang lain, tetapi 3 hal ini telah berkembang secara sporadis dengan berat sebelah. Dalam kacamata buku ini, pemahaman muslimin tentang 3 isu tadi keluar dari jalur kemaslahatan dan kemanusiaan.

Fundamentalisme adalah wajah putus asa muslimin dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi akut yang terus menggerus nilai, norma, dan aturan yang selama ini membentuk dinding yang kuat dalam jati diri manusia. Tak pelak, pertarungan antara Islam vis a vis barat tak terelakkan lagi. Barat yang kebudayaan dan peradabannya "mencontek" dari Islam, jauh meninggalkan Islam yang stagnan. Sementara gempuran kapitalisme dan matrealisme yang ikut datang bersamaan dengan barat bagai gelombang raksasa yang melarutkan siapa saja.

Maka agama sebagai korpus tertutup, berada dalam pucuk menara gading yang tak tersentuh (untouchable), mempunyai fungsi defensif sekaligus ofensif terhadap hal baru yang datang dari luar. Fundamentalisme inilah yang lahir dari rahim ketidakmampuan agama dalam menyikapi tuntutan zaman. Lalu semua solusi harus dicarikan hujjah dari teks agama, pemikiran kaum ini menjadi kian sempit dan dangkal. Fundamentalisme menginginkan pertahanan yang kuat dari muslimin sendiri, sekaligus sebagai alat penantang dan senjata yang diharapkan mampu mengobrak-abrik semua hal baru yang sesat.

Penulis menyimpulkan 3 akibat buruk dari pemikiran sempit yang muncul dari tempurung fundamentalisme:
1. Munculnya klaim kebenaran
2. Munculnya monopoli tafsir
3. Munculnya kekerasan dengan mengatasnamakan agama

Stagnansi Islam juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Islam rentan terhadap gempuran dari luar. Ulama dan cerdik cendekia masih saja berpikiran kuno dengan merujuk semua hal baru ke literatur-literatur klasik. Dr. Abid al-Jabiri menyebutnya kecenderungan melihat masa kini dengan kacamata masa lalu (al-fahmu al-turats lil 'ashr). Metode klasik inilah yang membuat muslimin terkungkung dalam legenda masa lalu yang konon dalam masa kejayaannya pernah merajai dunia. Masa kejayaan yang bagaimana dan kapankah itu? Entah kita tak pernah mengetahuinya secara pasti.

Lalu dalam masalah fiqh, al-Syatibi dalam fiqh maqashidnya menghendaki agar ushul fiqh diwacanakan kembali. Ushul fiqh bersifat qath'i dan fiqh bersifat hipotesa (dzanni). Nah, ushul fiqh diharapkan bertujuan demi kemaslahatan manusia dan nilai-nilai kemajuan manusia. Bukankan agama kita adalah rahmat bagi seluruh alam? Manusia sebagi subjek, menentukan garis hidupnya sendiri, bukan dengan fatwa-fatwa yang menyudutkan kearifan Islam dan menepikan kemaslahatan manusia.

Dr. Ali Jum'ah, Jamaluddin 'Athiyah (Mesir), Yusuf al-Qaradlowi (Qatar), Dr. Abid al-Jabiri (Maroko) sepakat bahwa syariat Islam sejatinya dipahami sebagai sekumpulan nilai yang memberikan perhatian bagi masalah-masalah kemanusiaan, demi kemaslahatan.

Sementara itu Imam al-Suyuthi membagi kemaslahatan menjadi 3:
1. Kemaslahatan primer (dloruri)
Yakni kemaslahatan yang menjadi acuan utama bagi implementasi syariat; penyeimbang dan mediasi antara kecenderungan duniawi dan ukhrowi. Kemaslahatan primer ini terimplementasikan dalam ushul khomsah: hifdzu al-din, hifdzu al-nafs, hifdzu al-'aql, hifdzu al-nasl, dan hifdzu al-mal.
2. Kemaslahatan sekunder (al-hajiyat)
Ini adalah kemaslahatan yang menduduki hirarki kedua setelah kemaslahatan primer, contoh mudahnya adalah rukhsah dan al-mukhaffafah dalam beribadah.
3. Kemaslahatan suplementer (al-tahsiniyat)
Contoh riil dari kemaslahatan suplementer adalah ajaran untuk berhias, beretika, bantuan kemanusiaan, dll.

Dalam pembaruan fiqh, penulis mendapati setidaknya ada 3 level yang harus dilewati secara bertahap:
1. Level metodologis.
Yang perlu dilakukan dalam proses progresifitas fiqh: al-muhafadzotu 'alal qodim al-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah. Kemaslahatan bagi manusia mutlak hukumnya. Jika kemaslahatan itu ada pada hal yang telah mapan, maka hal itu tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya. Sedangkan hal baru yang diterima adalah hal baru yang mendatangkan kemaslahatan lebih bagi manusia. Yang ada hanyalah kebaikan sebagaimana yang telah berjalan, atau lebih baik.
2. Level etis
Dari level etis ini, yang diharapkan adalah meletakkan fiqh sebagai etika sosial. Selama ini kondisi sosial yang kasat mata adalah derajat sosial manusia ditimbang dari kepemilikan material, jabatan, popularitas, dan hal lain yang tidak bersifat esensial. Kondisi inilah yang perlu dilawan, dan Islam harusnya lebih percaya diri menghadapi kondisi ini dan memberi solusi yang bermanfaat bagi semesta alam.
3. Level filosofis
Pada tahap lanjutan ini, fiqh perlu terbuka terhadap filsafat dan aliran-aliran kontemporer. Diharapkan fiqh dapat terbuka dan berdialektika dengan segala macam pemikiran, entah itu dari agama lain atau atheis, maupun dari rasionalistik dan penganut kepercayaan lain.

Begitupun interpretasi kita terhadap teks agama yang menjadi pedoman semua muslim. Tafsir dan ilmunya mendapat tantangan serius dari barat yang berwujud hermeneutika. Tafsir: proses dialektika antara mufassir, al-Quran, dan realitas mufassir yang terus berubah, yaitu konteks, latar belakang, dan tujuan mufassir.

Penulis merangkum ada 2 wacana utama hermeneutika:
1. Wacana hermeneutika teoritis.
Wacana hermeneutika yang mengandaikan adanya adanya makna objektif/makna yang dimaksudkan pengarang teks. Tujuannya: bagaimana mencari metode agar mufassir terhindar dari salah paham dan mampu menangkap makna teks yang objektif dan valid. Caranya: menggunakan sumber ekstra teks (extrinsic evidence), atau membandingkan dengan teks-teks lain yang serupa dari pengarang yang sama, atau dari pengarang lain. Contohnya: 'Aisyah Abdurrahman bintu Syati', Fazlurrahman.
2. Wacana hermeneutika filosofis.
Wacana hermeneutika yang mengandaikan adanya makna objektif teks, karena itu penafsiran. Proses reproduksi nakna baru. Netralitas mufassir adalah mustahil, yang mungkin dilakukan adalah peleburan cakrawala makna teks dan prapaham penafsir (the fusion of horizons atau the fusion of proper text), berupa persepsi, keadaaan, dan latar belakang mufassir.

Maka dari semua sisi itu, aksi untuk menangkap dimensi kemaslahatan dalam Islam harus segera dilaksanakan. Minimal 3 cara berikut ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu:
1. Keterbukaan dalam membaca dan memahami teks
2. Menempatkan manusia sebagai subjek atas teks
3. Memberikan perhatian terhadap persoalan kemanusiaan

Bagi sebuah buku mini, pembahasan yang berat ini seperti 'cerpen.' Bagaimanapun, usaha 4 penulis yang saling bekerja-sama dalam merumuskan kemaslahatan bagi manusia yang didasari dengan teks al-Quran, pegangan hidup muslimin di seluruh alam. Buku mini ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, patut diapresiasi semua kalangan. Usaha para penulis adalah memberi rangsangan bagi para pembaca untuk mengembangkan upaya kemaslahatan bagi manusia. Ijtihad adalah benar, dan ber-ittiba' pun dibenarkan. Yang perlu dibenahi adalah sikap saling menyalahkan, dan berpikiran kolot dengan pakem adat, bukan dengan dasar agama. Sampai saat ini, dalam beragama, apakah Anda bisa membedakan ajaran agama dan adat-istiadat?

Read More..

Friday, November 27, 2009

Ijroat Lagi, Lagi-lagi Ijroat

Berkeluh kesah ada salahnya ndak sih? Kadang manusia memang gemar mencari pembenaran atas tindakannya yang tidak menyenangkan, jadinya terkesan apologis, aku punya julukan sendiri untuk hal itu, pledoi kataku.

Ah terserahlah tulisan ini termasuk apologis, pledoi, unek-unek, curhat, ato termasuk sampah monitor aja. Btw, EYD aku gunakan sekuat tenaga di tulisan-tulisan ilmiah, ex: makalah, resensi buku, artikel lepas, sedangkan yang berbau curhat n unek-unek, ya semauku ajah dunk :P.

Ceritanya begini saudara dan saudari, tgl 27 November (eh, yang bener pake "p" apa "v"? Aku suka pake "v" sih) kan lebaran idul adha, nah 2 hari sebelumnya udah jadi hari libur kerja. Makanya, ijroat terakhir adalah tgl 24 November. Sebenarnya tgl 23 pun aku sudah bisa selesai ijroat menyerahkan semua berkas ke bu'uts untuk taqdim tadzkaroh 'audah (bahasa gaulnya tiket pulang). Tgl 23 aku disuruh ust. Sayyid yang ngurusi minhah mahasiswa ushuluddin ke bu'uts untuk menemui tukang urus tiket pulang, ust. Saif namanya. Nah, setelah berhari-hari ijroat ke kampus, ke murokib lagi, tyus balik ke kampus lagi, tyus ke murokib lagi dengan semangat, akhirnya pas hari H ijraotku ke bu'uts, malah batal.

Alasan makro dari tidak jadinya aku ijroat bukan karena flu yang terus menerus ngejak padu, tapi pegawai-pegawai yang menangan dewe. Mau nagih terus, nanti doi marah dan ngambek ndak mau ngerjain urusan kita. Kalau kita yang bersabar, malah kita disuruh kembali lagi besok, Capek deh... Apa-apaan ini?

Contoh riil dan aku jadi mangkel adalah di konsuler aku memang datang siang, jam 1 tepat setelah dari murokib dan dari kampus. Datang tyus nanya ini-itu sama resepsionisnya, lalu disuruh lapor pendidikan dulu, tyus baru boleh minta syahadah 'unwan (surat keterangan alamat di Indonesia).

Setelah aku isi semua formulir lalu aku tumpuk. Di sela-sela siang itu, nampaklah bapak kita, Prof. Sangidu alias ingkang sinuhun Atdiknas. Beralaskan sandal rumahan, beliau clingak-clinguk ke ruangan kekonsuleran. Lalu berkata sambil tersenyum "Mas Heri, makan dulu, Mas!" Heri yang sedang memegang setumpuk paspor dan berkas-berkas lain yang akan digarap langsung menggeletakkan begitu saja tanpa dosam dan menyahut "Iya pak!"

Dalam pikirku, Pak Sangidu ni buat lama ajah, kan baru ajah mau digarap itu semua kerjaan. Walhasil karena boring n blum sholat, aku tinggal ke Misykati untuk sholat dan PS-an bentar. Setelah 1 jam, aku menuju konsuler yang letaknya tak begitu jauh. Ternyata di sana udah banyak yang antri! Dan ternyata, semua urusan tadi belum digarap. Tertunda oleh makan siang dan istirahat yang kata mas resepsionisnya setengah jam ajah! Aaaarrrrggghhh!

Masih di sana menunggu sambil minum air galonan, sambil wira-wiri dan ganti kursi di kanan-kiri (maklum boring rek). Lalu mas resepsionis mengambil bendera di balkon luar, dan menutup balkon. Aku pikir, pasti hampir jam3, soalnya sudah mau ditutup dan adzan ashar udah terdengar. Yup, hampir jam 3 semua surat dan urusan selesai dibagi-bagikan. Dan ternyata, sembari aku berjalan ke rumah madrasah, kulihat syahadah 'unwanku salah! Arrrgggghhh! Mau balik lagi ke konsuler udah tutup, apa-apaan ini?

Esoknya, ke konsuler jam 10 pagi. Di sana aku tunjukkan suratku yang salah ke mas Heri. Aku merevisi dengan mencoret kertas lain. Kali ini menunggu yang membosankan itu tidak selama yang kemarin. Setelah selesai diriku dipanggil. Aku menerima kertas yang sama, aku cek lagi kesalahan tulis kemarin. What?! Di-tip ex! Kertas yang berlogo burung khayalan Garuda itu di-tip ex dengan tulisan yang benar di atasnya! OMG! Apa-apaan ini?! Kalo cuma tipe ex sih
mending aku kerjain sendiri. Okeylah ndak papa di-tip ex asalkan udah bener.

Next, aku pergi ke murokib minta qoimah kutub. Setelah ngos-ngosan naik tangga dan cari kantor tanya sana-sini, aku balik lagi ke bawah buat fotokopi dan beli materai. Udah gitu balik ke atas lagi, numpuk semua yg dibutuhkan.
Kata pegawainya: bukroh hatigihi hina, insya Allah.
Aku: hwe? Mumkin ta'mil di dilwa'ti? ana 'aizin nahardah.
Pegawainya: oke oke, istanna hinak yabni.

Nunggu berarti bosen. Mending ke bawah sholat dzuhur, lalu balik lagi ke atas. Ternyata ke atas berkasku belum diapa-apain. Aku nunggu sama orang Thailand, Benin, Mesir dan anaknya bawwab yang nakal. Mendinglah ada anak kecil bisa buat tontonan, soalnya dia praktek kerja senyata ibunya yang tiap hari bersih-bersh ruangan kantor. Meja dilap, kursi dilap, lapnya dibasahin juga, dan yang dia nampak bego adalah colokan listrik dilap! Kesetrum sisan kapok kowe le! Yang buat mangkel, kursi dan meja dijungkir-walik seakan-akan dirinya adalah atlet angkat besi!

Rampung dari murokib entah jam berapa, dan nunggu bus ke bu'uts juga lama. Maklum saja, siang-siang itu waktu orang pulang kerja, macetnya ra karuan. Dapet bus, duduk manis dan bayar tentunya. Sesampainya di bu'uts jam 3 lebih dikit. Mau ijroat udah telat. Damn.

Esoknya ijroat jam 11 pagi, kata temennya sih ust. Saif lagi keluar, mungkin 1 jam lagi balik. Okey, jam 12 aku ke sana lagi. Ust. Saif masih keluar, jam 2 dia balik. Buat ngakidke, aku tanya, dia bener masuk kerja kan? Iya. Jam 2 siang aku ke sana lagi, aku tanya, ternyata ust. Saif masih blum pulang. Aku tanya, dia beneran ada hari ini? Iya dia ada. WTF, apa-apaan ini? Bilang ajah dia ndak berangkat, wong kursinya ajah masih dibalik gitu!

Yawdah deh, setelah libur idul adha aku akan kembali ijroat lagi. Kalo aku masih flu, berarti sambil menularkan virus flu aktif ke syu'un syu'un Mesir itu!

Buat yang masih lama di Mesir, jangan patah arang kalo lagi ada urusan sama orang Mesir! Wong yang udah 4 tahun ajah kena bukroh, sa'ah kaman, atau ba'da sa'ataiyn, apalagi yang mahasiswa baru, bukrohnya masih ada sampe nanti pulang!

Read More..