Friday, December 26, 2008

That Was Just Your Life

Artist: Metallica
Album: Death Magnetic, 2009

Like a siren in my head that always
Threatens to repeat
Like a blind man that is strapped into the speeding driver’s seat.
Like a face
That learns to speak
When all it knew was how to bite.

Like a misery that keeps me focused
Though i’ve gone astray.
Like an endless nightmare that
I must awaken from each day.
Like conviction
A premonition
Not worthy of, so I deny…… I deny.

I blind my eyes and try to force it all into place.
I stitch them up, see not my fall from grace.
I blind my eyes, I hide and feel it passing me by.
I open just in time to say goodbye.

Almost like your life.
Almost like your endless fight.
Curse the day is long.
Realize you don’t belong.
Disconnect somehow
Never stop the bleeding now.
Almost like your fight.
And there it went,
Almost like your life.

Like a wound that keeps on bleeding to remind me not to think.
Like a raging river drowning when
I only need a drink.
Like a poison
That I swallow
But I want the world to die.

Like a release from prison
That I didn’t know I was in.
Like a fight to live the past I prayed
To leave
From way back then.
Like a general
Without a mission
Until the war will start again…… start again.

I blind my eyes and try to force it all into place.
I stitch them up, see not my fall from grace.
I blind my eyes,
I hide and feel it passing me by.
I open just in time to say goodbye.

Almost like your life.
Almost like your endless fight.
Curse the day is long.
Realize you don’t belong.
Disconnect somehow
Never stop the bleeding now.
Almost like your fight.
And there it went,
Almost like your life.

Like a touch from hell to feel how hot
That it can get if you get caught.
Like a strike from heaven turns that key
And brings you straight down to your knees.

Like a touch from hell to feel how hot
That it can get if I get caught.
Like a strike from heaven to reprieve
That brings you straight down to your knees.

Almost like your life.
Almost like your endless fight.
Curse the day is long.
Realize you don’t belong.
Disconnect somehow
Never stop the bleeding now.
Almost like your fight.
And there it went,
Almost like your life.
That was just your life.

diambil dari sini

Read More..

Monday, December 1, 2008

D Last Messages

Dari semua kawan dan sanak saudara yang kukirimi sms, ada beberapa yang sempat bales di malam terakhirku di Indonesia:

Zaenal:
Yo ati2 wae soale niatmu bali kan dgn niat g baek jd ya brdoa biar slamat kwawawa, lha nmere maleo kwe duwe ra boz?
Ashfie:
amin. Saling mdoakan ya shif. Met bjuang ya..
Afifah:
Yupz ati2 z mz mg2 pa yg mz cita2kn t'cpai amin. afifah.
Fina:
BArakallahu fik... Ma4t taufiq,,,
Fuad Jegrung:
Wlikmslm he'eh ati2 sukses slm go knca2 ne kno...
Iqbal:
Ya.. Ati2 ya.. Slmt bwt smuanya..
Asrofiyatun:
Waslm warohmatullah wabrktuh, Mlem gini? Ya,mg slametwelah,lncar,sukses,salam 4 mas er ya,oya 4 spinx jg.he.
Duta [Bu Durroh]:
Wa'alaikmslm, hati2 y ud, jaga diri, mg sukses, slm buat temen2 disana, qt saling mendoakan, ilalliqo'-duta, wass.
Khusnul:
O...cpt bgt,dah mo balik aja... Yo wis, ati2 yo.. Dungo dinungo.. Brg mas'ud?
Fitri:
Iya,ati2.Pokoe nyangoni slamet wae y.Serius kie.Smg doa dan cita2 kt trkabul.amien.
Lukluk:
Amien...skses bwt smuany.smg tercpe ap yg dicita dan dicintakan...
Mas Aries:
Ya ut ati2 d jln.. Ms doain mga slese taun dpn, skses ja. Jg diri, jg hati. "ELING LAN WASPODO"
Mas Chakim:
Oya..ma'as salamah..sallimni ala zumala
Mila:
Take care..
Nabih:
Oh ya sif,met jalan.aq lg siap2,lusa akad nikah.slm wat kwn2..bittaufik
Rofiqi:
Gud lak jg.bsk tmen2 malg wsuda..
Muhson:
Y sm2,q bsk wsda,km g jmpt ta?Kshn lho klo g djmpt nnt djmpt orng.He..he...
Said:
Ya mdh2 slmt smpi 7an n smpi lu2s.....amin.wss.
Tabiin:
Yup's..doaq sll mnyrtaimu, hati2x djln..mga sukses. Slm 4 tmen2 dsono ya.

Read More..

Friday, November 21, 2008

BYOB

[System of a Down]

WHY DO THEY ALWAYS SEND THE POOR!
Barbarisms by Barbaras
With pointed heels.
Victorious, victories kneel.
For brand new spankin' deals.
Marching forward hypocritic
And hypnotic computers.
You depend on our protection,

Yet you feed us lies from the table cloth.
La la la la la la la la la,
Everybody’s going to the party have a real good time.
Dancing in the desert blowing up the sunshine.

Kneeling roses disappearing,
Into Moses’ dry mouth,
Breaking into Fort Knox,
Stealing our intentions,
Hangars sitting dripped in oil,
Crying FREEDOM!

Handed to obsoletion,
Still you feed us lies from the table cloth.
La la la la la la la la la,
Everybody’s going to the party have a real good time.
Dancing in the desert blowing up the sunshine.
Everybody’s going to the party have a real good time.
Dancing in the desert blowing up the sunshine.

Blast off, it's party time,
And we don't live in a fascist nation,
Blast off, it's party time,
And where the fuck are you?
Where the fuck are you? [x2]

Why don’t presidents fight the war?
Why do they always send the poor?
Why don’t presidents fight the war?
Why do they always send the poor? [X4]

Kneeling roses disappearing,
Into Moses’ dry mouth,
Breaking into Fort Knox,
Stealing our intentions,
Hangars sitting dripped in oil,
Crying FREEDOM!

Handed to obsoletion,
Still you feed us lies from the tablecloth.
La la la la la la la la la,
Everybody’s going to the party have a real good time.
Dancing in the desert blowing up the sunshine.
Everybody’s going to the party have a real good time.
Dancing in the desert blowing up the sunshine

Where the fuck are you! [x2]

Why don’t presidents fight the war?
Why do they always send the poor?
Why don’t presidents fight the war?
Why do they always send the poor? [X3]
Why, do, they always send the poor [X3]
They only send the poor [x2]

Read More..

Thursday, September 11, 2008

Apakah Makna Tahun 2009 Bagi Anda?

Apakah makna tahun 2009 bagi anda? Tambah tua? Promosi jabatan? Naik kelas? Mungkin bagi politisi negri ini, tahun depan adalah pesta kejutan. Surprise, karena mungkin saja politisi-politisi tua sudah digatikan kader-kader muda. Atau karena calon berlatar belakang militer yang terpilih menjadi pemimpin. Atau karena kaum marhaen akan menjadi mayoritas, atau partai religius akan ditinggalkan rakyatya karena terlalu dalam mengudak adonan politik.

Hampir semua lembaga pesantren didatangi para politisi. Dipandang sebagai gudang pemilih, caleg-caleg hingga capres sowan ke pesantren, meminta restu dari Kyai. Sang Kyai yang arif, menanggapi dengan santun, ramah, kadangkala melontarkan kritik dengan gaya humoris. Di pesantren, santri dan pegasuh akan menemui masalah yang kompleks ketika dihadapkan dengan politik rayu-santun yang dilakukan tamu yang sowan. Minggu pertama Kyai merestui caleg dari partai pohon lengkuas, lalu minggu berikutnya Kyai merestui caleg dari partai bintang tujuh, lalu minggu berikutnya Kyai merestui caleg dari partai kebo putih.

Di beberapa dearah, pesantren adalah basis partai tertentu. Figur Kyai sangat mempengaruhi kultur politik pesantren. Para santri tetap sebagai grass root, sehingga sami’na wa atho’na apa yang didhawuhkan Kyai. Kyai mecalonkan diri dalam pemilu, santri wajib memilih beliau. Itulah bentuk hubungan guru dan murid yang paling dasar, guru mengajar dan murid mematuhi. Saking besarnya hegemoni ‘dawuh’ Kyai ini, hingga menyentuh ranah yang paling asasi bagi tiap warga, hak bebas memilih. Santri adalah golongan warga yang menyadari betul haknya untuk memilih. Tapi sehubungan dengan itu, hak bebas memilihnya tidak dapat terealisasi. Ada kepatuhan, bahkan semacam kefanatikan terhadap Kyai. Mungkin Kyai bangga-bangga saja, dan tidak pernah berpikir sampai ke situ. Santri bukanlah itik-itik dan Kyai bukanlah penggembalanya. Tiap orang berhak menentukan hidupnya sendiri. tiap orang dilahirkan merdeka, tanpa beban, tanpa kekangan apapun.

Pembelajaran demokrasi di negri ini kian tidak menentu. Perspektif pemilu yang demokratis telah berubah. Parpol yang tiap tahun jumlahnya bertambah itu mengabaikan kepentingan rakyat. Mulai dari mengangkat tokoh nasional, aksi pendekata kepada wong cilik di pedalaman dan pinggiran, kritis terhadap pemerintah, pendekatan kaum intelektual dengan berdialog, hingga beriklan di televisi, tak lain hanyalah usaha meracuni rakyat. Beberapa parpol memasang tokoh-tokoh nasional muda, artis, konglomerat sukses, pejabat yang bersih, hingga anak ketua parpol untuk dijadikan caleg, yang diharapkan pedulang suara terbanyak.

Masyarakat menginginkan wakil rakyat yang jujur dan berpihak pada rakyat. Rakyat tidak perduli dengan kerugian trilyunan rupiah yang dialami Pertamina, yang diinginkan rakyat adalah BBM Migas yang terjangkau dan stok yang melimpah tiap hari. Yang diinginkan rakyat adalah wakil mereka yang mampu menyuarakan aspirasi mereka dan berjuang untuk merealisasikannya, bukan wakil yang populer hanya karena skandal gelap atau pungli uang negara, uang seluruh rakyat Indonesia.

Sayangnya, parpol hanya berkonsentrasi pada perolehan suara saja. Parpol berkampanye berharap rakyat mau memilih partaiya. Berharap mendulang suara sebanyak-banyaknya. Masalah lumpur Lapindo, kecelakaan berbagai maskapai penerbangan, banjir Ibukota, kenaikan BBM Migas, krisis energi, penyalahgunaan uang negara tidak diselesaikan, atau ditangguhkan penyelesaiannya setelah pemilu raya.

Aku sebagai bagian dari wong cilik hanya gumun, heran dengan pemilu ini. Hingga bosan melihat liputan Pilkada, parpol, calon presiden, dan semua tokoh-tokoh yang berego politik yang tinggi di Metro TV, yang bangga dengan program election channel itu. Pilkada Jateng dan Jatim kukira bisa jadi pertimbangan pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai ‘pemilihan’ di penjuru Nusantara ini. Berapa juta peduduk yang golput, yang tidak nyoblos? Berapa uang yang dihabiskan parpol dan calon pemimpin untuk berkampanye? Berapa uang yang mubazir sebab hal itu? Apakah uang ratusan milyar yang terbuang itu tidak sanggup untuk biaya sekolah gratis bagi seluruh pelajar? Apakah uang segitu banyak kurang untuk mensubsidi BBM? Jangan heran rakyat bosan dengan ‘pemilihan’ ini, bosan dengan iklan-iklan parpol, bosan mendengarkan khotbah kampaye, bosan dengan nomor urut dan lambang parpol, bosan dengan janji-janji calon pemimpin, yang akhirnya bosan dengan pemerintah kita sendiri.

Buat seng mbahurekso negri ini, biarkanlah rakyat kali ini yang berbicara, dengan gaya rakyat yang lugas dan jujur, yang tidak perduli dengan intervensi negara lain. Biarkanlah rakyat menilai wakil dan pemimpinnya! Biarkanlah rakyat berdemokrasi! Biarkanlah rakyat berkuasa!

Read More..

Kyai Oknum

Ini tentang kisah seorang Kyai Kampung, yang rumahnya ada di tengah-tengah kebun. Sebut saja namanya Kyai Fulan. Dalam sebuah dusun di pinggiran kota yang masyarakatnya kering dari hal-hal religius, Kyai Fulan dari dusun sebelah adalah ‘Sang Pamomong’ bagi daerah ini. Kyai mempunyai 7 anak, tiga laki-laki dan empat perempuan. Empat dari tujuh anaknya disekolahkan di pesantren. Ada yang di Purworejo, ada juga yang di Lirboyo, Kediri. Bagi Kyai, pendidikan agama adalah hal primer. Ndak bisa ditawar lagi. Kyai memang benar-bear berharap anak-anaknya bisa menjadi penerus agama, biar menjadi Kyai dan Nyai, pikirnya.

Keunikan Kyai ini, sering mengadakan mujahadah dan doa-doa bersama. Entah itu khusus jamaahnya saja taukah juga diperuntukkan warga seklitar. Doa lancar rejeki, kemudahan urusan dunia, jalbul bala’, keselamatan diri, dan berbagai doa ampuh lainnya. Makanya, ada yang mengatakan Kyai Fulan itu ‘Wali’. Tetapi dalam tulisan ini, akan kita lihat, bagaimana ‘kewaliannya’ ini bisa lenyap dari dirinya, atau yang aku katakan, ‘sikap seakan-akan Wali’. Terserah ada yang berkata ini termasuk ghibah, tapi aku haya menulis berdasarkan fakta, dengan bahasaku sendiri, yang mungkin akan mambuat Anda berkomentar, ealah…

Pertama, aku ragu apakah Kyai ini dahulu lama mengaji di pondok pesantren. Masalahnya, Kyai tidak begitu fasih membaca lafal-lafal dalam bahasa arab, misalnya dalam doa dan surat al-Quran, sehingga maknanya juga berubah. Seperti huruf alif (hamzah) dibaca ‘ain, sin dibaca syin, dan kaidah tajwid yang amburadul. Bahkan dalam beberapa doa, seringkali kesalahan berulang-ulang dilakukan. Cotoh nyata, yang seharusnya mengucap ila ruhi (single), beliau malah membaca ila arwahi (plural) dalam doa tahlil. Padahal yang didoakan hanya satu orang, wong sebelumnya sudah diberi khususon ila.

Tingkah lain yang lebih menyesakkan dada, Kyai ini sudah berkali-kali menyalahgunakan uang umat, atau yang disebut mahasiswa ‘korupsi’. Sudah beberapa kali umat kecele, atau merasa dibohongi oleh Kyai ini, atau Bu Nyainya. Berpuluh-puluh jamaah pengajiannya suatu sore berkumpul di masjid dusun, bersiap-siap ziarah wali sembilan. Hingga petang, bis yang ditunggu tak kunjung datang. Begitu juga Kyai, tidak nampak batang hidungnya. Salah seorang jamaah mendatangi rumah Kyai. Senyap, tak berpenghuni. Kyai telah raib bersama jutaan rupiah uang jamaah yang sudah mendaftar ziarah wali sembilan.

Waktu bulan suci Ramadhan, masjid dusun selalu mengadakan semaan al-Quran tiap malam ba’da tarawih. Dua juz tiap kali semaan. Nah, Kyai ini paham betul ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, maghfiroh dan ‘itqun minan nar. Jadi beliau thowaf ke rumah se-RT minta shodaqoh untuk akomodasi semaan. Usaha punglinya itu beromzet 400 ribu. Dari uang itu, dibagikan lagi ke tiap rumah 10 ribu untuk diminta dibelikan makanan plus rokok. Mana cukup 10 ribu? Makanya, tiap rumah yang kena jatah itu mau ndak mau kudu nomboki. Nah, kok yang dialokasikan Cuma 10 ribu? Trus yang lain mana? Yang 100 ribu ya masuk sarung Kyai.
Kasus lainnya, saat yayasan masjid dusun bekerja sama dengan NU cabang Kota menyelenggarakan acara maulid Nabi, Bu Nyai ternyata ‘ngutil’ proposal permohonan dana dari panitia, saat panitia sedang bepergian ke luar kota. Yang jadi masalah bukan ngutil proposalnya itu, tapi proposalnya digunakan Bu Nyai secara efektif ke beberapa warga, termasuk salah satu restoran terkenal dan sebuah perusahaan bus antar kota yang masih satu RW. Uang yang didapat ternyata tidak masuk kas panitia, tapi masuk perut Nyai dan Kyai sendiri. Hmm, gimana? Ada lagi hal yang ngisin-isini, Kyai Fulan ini ternyata gemar ‘pungli’ ke warga. Yaitu ke perusahaan bus antar kota tersebut, ke Pak Haji yang mempunyai tempat indekost tiap hari, dan ke warga yang lain. Kata ibuku, ngemis.

Ternyata pungli-pungli ini dilakukan Kyai dan Nyai untuk hal yang paling mendasar dalam hidup, makan. Karena orang kalau kelaparan bisa mati, maka pungli ini hukumnyapu ‘terpaksa’. Keluarga Kyai yang tidak ikut KB ini tidak memiliki mata pencaharian yang bisa diandalkan. Pantas saja tidak ikut KB, karena memang keluarga ini tidak berencana. Tidak merencanakan hidup di dunia, apalagi akhirat. Kebun buat berladag saja tidak punya. Andaikan punya, aku yakin haqqul yaqin, Kyai tetap tidak mau menggarap. Mau bagaimana lagi, wong Kyai ini ndak punya etos kerja kok. Beliau itu beretos ngemis, kata ibuku. Ndak mau berusaha, tapi maunya dihargai warga. Yang seperti ini, malah ngisin-isini kaum Kyai. Mana ada Kyai yang ndak bisa menghidupi dirinya sendiri mau memimpin umat menuju kebahagiaan yang abadi?

Aku menyebut pasutri ini ‘oknum agen spiritual’, bukan Kyai. Bagaimana komentar Anda? Semoga masyarakat kita lebih dewasa dalam bermuamalah dalam masyarakat yang kompleks.

Read More..

Rahasia Hati

Ini bukan main-main. Masalah serius, tentang hati, tentang cinta. Aku mulai membuka cakrawala perasaan-sosial-alamiah yang ada pada tiap manusia. Akhirnya aku berkesimpulan: tiap orang berhak mencintai. Inilah manifesto perasaan yang tak bisa dipungkiri.
Cinta bagiku bukanlah seperti Romeo dan Juliet, Laila dan Majnun, atau Rama dan Sinta. Setidaknya tidak sampai detik ini. Bagi mereka yang sudah menemukan kekasih hati, selamat atas kalian dan bersuka-citalah. Sebab pasangan hiduplah yang dinantikan tiap jejaka dan perawan.

Hidup terlalu sulit untuk diuraikan. Semakin intens bertemu dan bersosial dengan orang lain, masalah semakin rumit. Hidup itu sendiri adalah kesusahan, kepayahan. Aku geleng-geleng kepala saja menyaksikan pejabat dan birokrasi mempursulit hidup orang lain. Seakan-akan mereka tidak membutuhkan orang lain, dan cinta mereka hanya tertumpah pada uang.
Kembali ke tema cinta. Aku tak tahu apalagi yang harus kuucapkan, mendengar kata itu kau ulangi lagi untuk ke sekian kali. Walau kau menghindari kata cinta, tapi aku tahu itu yang kau maksud, sebab aku telah mengenalmu sekian lama. Dan kini kau telah menjadi milik orang lain, menjadi miliknya. Kau mengucapkan itu saat kau bersamanya, padahal kau tahu mustahil bagi kita untuk dapat berbuat lebih. Dan dia sebagai pemilik sah dirimu, mempunyai hak kepemilikan apapun, kecuali cintamu. Dan aku yang berdiri di luar lingkaran kehidupan kalian, tidak berhak menerima cintamu, sedang kau bersamanya. Biarlah lelaki itu yan mendambamu di setiap malam, mencintamu dengan jiwa raganya, dengan segenap harta dan kemampuan yang dimiliknya. Terlalu besar dosa yang kutanggung jika aku harus merusak senyuman kebahagiaan itu. Aku tidak mau mengulangi kebodohan yang telah aku sadari.

Akhirnya, aku berhenti pada suatu realita: walaupun perasaan dapat dimanipulasi, tetapi cinta selalu jujur.

Read More..

Wednesday, July 23, 2008

Kepopuleran

Gemerlap dan kemewahan yang ditayangkan layar kaca negri ini sungguh melewati ambang batasnya. Kalupun belum melewati, manajer-manajer programnya pasti berusaha melewati batasnya. Pirsawan Indonesia dipaksa menyaksikan hal yang tabu, kekayaan, kepopuleran, dan kekuasaan. Impian-impian yang didamba semua orang seakan-akan dapat diperoleh hanya dalam beberapa hari, tanpa jerih payah. Semuanya secepat mie instan. Kali ini yang jadi sasaran tembak mas Uut: kepopuleran.

Setiap malam digelar acara audisi bintang-bintang Indonesia masa depan. Konon katanya audisi digelar guna menjaring bakat-bakat seni masyarakat sejak dini, dan beberapa tahun mendatang akan menjadi superstar, dan menujukkan pada dunia, 220 juta penduduk Indonesia bukanlah pirsawan semua, banyak juga yang menjadi bintang film, penyayi, dan model iklan.

Ada audisi khusus menjaring bakat menyayi dangdut, ada juga yang menyanyikan lagu populer, ada yang khusus anak-anak, ada juga yag didampingi ibunya, ada yang khusus meyayikan lagu penyanyi yang ditentukan, ada yang berharap menjadi Indonesia next star, ada juga yang berharap menjadi idola Indonesia. Penilaian semua sama, menjaring sms dari pengemar atau fans sebanyak-bayakya degan tarif di atas rata-rata, dan di atas panggung sudah ada artis terkenal yang mengkritik, memuji, mengoreksi dan menjudge semaunya. Padahal tidak semua bisa menyanyi dengan benar, karena ada yang hanya berprofesi menjadi MC (master of ceremony), bahkan ada yang hanya menjadi bintang iklan.

Cara berpikir masyarakat yang masih mengharap hasil yang mumpuni dengan usaha seminimal mungkin, mirip dengan lagu prinsip ekonomi. Sering terdengar celetukan, zaman sekarang memang semuanya serba instan, soalnya kalau telat sedikit bisa tertinggal jauh. Lalu, apakah hasil yang lebih penting ataukah proses? Anda bisa lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan, itu yang diharapkan semua orang: siswa, para pengajar dan orangtua. Tetapi tidak mau menjalankan proses dengan prosedur yang legal, halal, dan benar, maka ada kecurangan di sana-sini, yang penting anak saya, ataukah anak didik saya, ataukah saya sendiri harus lulus dengan nilai baik. Kalau saya berkesempatan menjadi kepala sekolah, mending siswa yang bersangkutan langsung lulus saja, tidak usah sekolah mulai dari kelas satu, dan soal tarif SPP itu urusannya bicara di kantor dengan pintu tertutup. Begitu saja toh, ndak usah repot cari uang tiap hari buat biaya sekolah anak, jadi langsung ndaftar langsung lulus, ndak perlu beli seragam buat masuk sekolah.

Teringat gladiator Yunani kuno yang bertarung dengan singa buas. Dalam pertarungan di arena yang cekung, sang pahlawan menang dengan gagah perkasa, dan sang raja hutan singa terkapar tak bernyawa. Populer? Jelas. Lalu apakah dia akan sebegitu terkenal jika tidak menang melawan singa? Tentunya ia melawan dengan sekuat tenaga, dengan latihan rutin yang berat, dengan mempelajari perilaku singa, mempersiapkan taktik, menjaga kebugaran dan kekuatan tubuh. Tak mudah memang, karena semua itu membutuhkan pengorbanan yang sungguh berat. Ini yang kusebut dengan: proses. Semua bintang iklan, bintang sinetron dan penyanyi terkenal melalui jalan panjang yang disebut proses, bukan jalan pintas yang instant.

Jadi, jika seorang kawan memperoleh nilai perfect, dan anda tahu dia hanya sedikit berkorban, dan mendapat untung, anggaplah itu bonus dari Tuhan. Penilaian dalam bilangan angka dalam kertas, hanyalah penilaian manusia atas manusia yang lain. Penilaian Ilahiah yang sebenarnya? Tuhan yang tahu, dan aku tetap berkeyakinan pengorbanan itu yang manjadi tolok ukurnya.

Read More..

Abang Penjual Gorengan

Mulai sekarang, aku mending makan di rumah deh, daripada makan di emperan jalan, trotoar, ato di warung2 makan yang aku ndak kenal kokinya. Akhir juni, beberapa hari setelah aku sampe di Indonesia tercinta, ada liputan khusus di televisi yang menginformasikan makanan berbahaya yang mengandung racun hebat asal muasal penyakit kanker, tumor, sakit kepala, gangguan pecernaan, di samping penyakit kantong kering akibat sering berobat ke dokter. Makanan itu adalah gorengan sodara-sodara. GORENGAN adalah salah satu kudapan favorit mas Uut yang bisa bikin perut ndut. Tapi setelah menyaksikan berita tersebut di televisi, hati2 ah kalo milih abang tukang gorengan.

Fakta yang terjadi di gerobak pedagang gorengan (bukan fakta di lapangan, emangnya maen sepakbola) adalah: abang itu memasukkan plastik ke dalam minyak panas sebelum menggoreng bahan. Artinya: kita makan mendoan+plastiknya, kita makan tahu isi+plastikya, kita makan pisang goreng+plastiknya, dan kita makan bakwan+plastiknya! Dalam liputan itu diperlihatkan juga abang penjual itu memasukkan plastik bening ke dalam minyak goreng panas sampe larut. Hilang tak berbekas, menyatu bersama minyak kelapa sawit di dalam wajan. Tidak hanya plastik bening saja yang bisa digunakan dalam praktek ini, plastik kresek putih, foam bungkus nasi, sampe plastik kresek item bekas juga dimasukin!

Penyebabnya abang penjual melarutkan plastik ini adalah: biar menekan kerugian dan meraup untung sebanyak-banyaknya. Masalahnya, di saat gorengan tidak laku, dengan minyak+plastik ini gorengan akan tetep renyah kriuk kriuk tahan lama. Sedangkan yang tidak diberi formula plastik, akan cepat lembek dan lebih cepat gosong.

Nah, ciri2 gorengan yang udah tercemar plastik itu diantaranya warna gorengan cerah, tidak gelap apalagi gosong, dan jika gorengan iki dicuil, patahannya akan membentuk garis yang rapi, tidak randomization seperti gorengan yang bebas plastik. Sebaiknya lihat dulu kondisi gorengan yang akan sodara beli.

Upaya meraup keuntungan lewat cara yang merugikan orang lain, apalagi konsumennya adalah orang banyak, jelas terhitung perbuatan dosa. Abang penjual yang hanya gara-gara tidak ingin penghasilannya merosot di tengah-tengah lonjakan harga BBM, kebutuhan pokok, transportasi dan pendidikan anak, rela berbuat hal yang tak terpuji, karena mereka terpaksa, kepepet dan sudah tidak ada cara lain. Yang kulihat di sini: watak bangsa Indonesia yang menginginkan segalanya serba praktis, instan demi keegoisan dirinya dalam mencari keuntungan yang membahagiakan dirinya sendiri, ndak perduli akibat perbuatannya kepada orang lain. saat ia membutuhkan pertolongan, jadilah makhluk sosial yang mencari dana kesejahteraan sosial, berbanding terbalik kala ia berbahagia, ia akan menikmatinya layaknya hidup sendiri di kutub selatan, tak ada yang mengganggu kesenangannya. Sungguh tragedi menjadi bangsa Indonesia.

Read More..

Kembali Menjalin Silaturahmi dengan Kyai

Salatiga malam hari tetep dingin! Dua malam, dua kali hujan. Jadi bingung nih, sekarang tuh musim hujan apa musim kemarau sih?
Ya jelas kemarau lah! Gitu aja pake tanya
+ Tapi tadi malem kok ujan yah?
- Menegetehe

Yupz, jawaban yang singkat padat jelas, jelas tak berisi jawaban yang diharapkan.

Alhasil silaturrahmi pertama kali, sowan ke kedua orang sepuh:

1.Mbah Tamrin, Tingkir Tengah
Sowan ke Mbah Tam dapet cerita buanyak buanget. Mulai dari anak2nya yang pada sukses (ada yang nakal juga sih), trus cerita masa kecilnya Bapakku, Ibuku, dlsb. Simbah pesen secara tersirat, hafal al-quran itu memberi barokah. Itu kesimpulanku sendiri dari ceritanya Mbah Tam sendiri, setelah ngobrol panjang lebar tinggi sama dengan volume kubus (hehe :D), tentang Bapak saha Ibu ingkang sampun hapal al-quran 30 juz komplit bil ghoib. Bapak yang hapal al-quran tapi bukan dari keluarga berduit, dan Ibu yang hapal al-quran, berduit tapi ndak berijazah pendidikan formal kecuali pendidikan dasar. Hasil dari kerja keras dan keikhlasan, nama Bapak lan Ibu tersohor di kalangan pesantren dan kyai.

2.Mbah Kyai Munawwir, Ponpes Nazzalal Furqon Tingkir.
Mbah Kyai Munawir sudah tidak asing lagi di kalangan kaum sarungan di Salatiga dan sekitarnya. Maklum, beliau ini adalah kyai quran yang paling senior di Salatiga, sekaligus mursyid thoriqoh, makanya beliau sangat disegani lan dihormati. Aku sebagai mantan santrinya, sowan ke Mbah Munawwir. Tanya2 orang Tingkir juga, mana sih daleme Mbah Kyai Munawwir? Ada di gang Seroja dik. Ooo, gang seroja toh. Setelah jalan pelan2, sempet denger orang ngaji kitab lewat pengeras suara, trus aku masuk gang. Ternyata bukan di situ asal suaranya, masih jauh. Itu artinya: aku nyasar. Dasar bodoh, insting pendengaran n penglihatan kalo udah malem hari udah loyo. Lah namanya juga lupa je..

Sampailah di kediaman Mbah Munawwir, lalu disambut oleh beliau dan Bu Nyai. Tahu apa kata beliau? ‘Loh, wes telung tahun to iki?’

Aku malah tambah heran, ini tahun 2008 bener kan? bukan 2005? Ya iyalah Mbah Kyai… Artinya, Mbah Munawwir sendiri udah pangling, dikiranya Uut ini baru kemaren pamit mau berangkat ke Kairo. Ealah Mbah Kyai..

Ngobrol sama Mbah Kyai buanyak banget. Dari pengalaman masa mudanya beliau, lalu cerita para wali yang beliau kenal. Yang paling lama, ya cerita waktu haji n maen di Mesir. Lama buanget. Trus aku nyuwun pangestu lan nyuwun didongakne, mugi2 kuliahe lancar, tahun ngajeng saget lulus (Amin!).

Lama kunjungan: 4 jam. Rincian: ba’da maghrib langsug ke Mbah Tamrin sampe jam 8, trus estafet ke Mbah Munawwir sampe jam 10 lebih.
Status: kedinginan. Musim kemarau di Salatiga ndak ngefek kalo malem.
Kesehatan: alhamdulillah kenyang, di rumah Mbah Tamrin makan pake bakso lauk ayam goreng, di rumah Mbah Munawwir dipaksa makan, akhirya nyomot telur goreng n sayur tahu tumpang lauknya nasi. hehehe:D.

Read More..

Catatan Perjalanan

Cairo International Airport. Aku dan Acunk termangu, menunggu. Ya, menunggu, bukan suatu pekerjaan, bukan? Tanggal 17 Juni, atau tepatnya 5 hari setelah ujian harus cabut dari Kairo. Bukan sebab diusir, tapi untuk tujuan yang mulia: kembali ke tanah air, bersilaturrahmi dengan sanak saudara, berkumpul kembali dengan kawan lama, da menikmati indahnya musim kemarau, bukan musim panas yang membakar tenggorokan orang di benua Afrika sana.

Tiket return sudah di tangan, Emirates Airways Economi class (maklum, uangnya pas). Tulisan ini sekedar mereview perjalanan Cairo-Jakarta yang nyaman ini.

Take off dari Cairo tanggal 17 Juni jam 19.30 waktu cairo (seterusnya disingkat WC)
Sampai Dubai tanggal 18 Juni jam 00.45 WC.
Transit tiga jam, lalu take off jam 03.30 WC.
Tiba di Kuala Lumpur jam 10.30 WC atau 14.30 waktu Malay.
Take off jam 11.30 WC atau 15.30 waktu Malay.
Tekan Soekarno-Hatta jam 13.20 WC atau 16.30 WIB.
Jadi, lama perjalanan Nashif n sahabatnya, Acunk adalah: 18 jam 50 menit!

Hmmm, gendheng juga trip ini. Karena perjalanan hampir 19 jam ini pesawat transit 2 kali, dan itu ndak tertulis di tiket! Yang ada, Cairo-Dubai, dan Dubai-Jakarta. Makanya, beberapa hari sebelumnya aku lihat situs Emirates, emang transit 2 kali. N di situs itu bisa dilihat n dicek semua hal yang berhubungan dengen perjalanan kamu komplit. Mulai dari seat, entertainment, meals, cabin view, schedule, sampai informasi pesawat yang akan menerbangkan kamu. Kebetulan aja, Emirates lagi ngerombak kabinnya. Jadi, di kabin baru ini, semua seat, TV, game, n yang lain-lain masih anyar gress.

Cairo-Dubai.
Perjalanan pertama ini nyenengin banget. Aku beruntung dapet seat di tepi jendela, sendirian lagi. Dua kursi di sebelahku kosong melompong. Memang beberapa kursi di seat yang lain juga melompong. Kelihatannya rute Cairo-Dubai tidak begitu laku. Pemandangan Kairo dari udara sangat bagus, bisa dilihat bagaimana datarnya negri Mesir, dan hamparan pasir coklat muda dengan jalan aspal melintang dan menyilang di permukaan.

Ada 2 menu utama yang ditawarkan: rice with chicken atau togin. Aku pilih nasinya, lha sejak di bandara tadi udah kelaparan karena kelamaan nunggu. Pramugarinya dari berbagai ras dan bangsa, tapi yang paling banyak dari China. Negri China memang merajai dunia, jangan heran kalau masa depan dunia akan dikendalikan orang-orang sipit.

Dubai-KL.
Malam di bandara Dubai ini ramai sekali. Di lantai bawah banyak orang berhamparan bersandar di dinding, bahkan beberapa ada yang sambil tidur dan berselimut. Konsep bandara transit ini bagus banget. Di lantai dasar ada shopping centre tanpa pajak, di atasnya ada puluhan gate n boarding room buat yang mau take off, di atasnya buat departure, dan dua lantai di atasnya hotel transit. Gede banget kan? Dari layar informasi di bandara aku juga baru tahu, ternyata ini adalah bandara yang baru aja direnovasi, dan emang tujuannya adalah menampung penumpang-penumpang transit yang berjubel. Dan yang lebih royal, Emirates dibuatin terminal khusus, dan itu sebesar yang kuceritain tadi.

Perjalanan rute ini rame banget. Setahuku sih, semua bangku terisi. Aku kebagian tempat duduk tepat di belakang toilet. Enak sih buat nyandarin kaki, karena agak lega, tetapi posisi layar n meja makan kurang nyaman karena semua terlipat di samping kursi.

Saat sarapan, langsung ditawarin beberapa kudapan yang disiapkan, tapi aku milih buah-buahan aja. Pir segar yang besar menemani kopi hangat pagi hari di pesawat. Saat makan, aku pilih mixed grill. Ni menunya: orange juice, fruits, yoghurt, mixed grill, croissant, muffin n coffe. Semuanya dijamin halal.

KL-Jakarta.
Dari bandara KL, aku masih di tempat duduk yang sama, hanya saja kali ini aku sendirian, karena udah pada turun di KL. Perjalanan yang singkat, tapi terasa meyenangkan, sebab pulau Sumatra udah kelihatan! Dari atas pulau Sumatra, nasi goreng dan buah-buahan disajikan. Lumayanlah, ngisi perut sebelum landing. Kesulitan cari film yang durasinya pas, soalnya cuma 2 jam. Akhirnya pilih film Jepang, walaupun ndak sampai tamat.

Di perjalanan ini dapet kenalan 3 orang, jadi teman ngobrol sekaligus menambah catatan silaturahmi.

Muhammad Zarif (Apa Zafir ya? Lupa, hehe)
Mahasiswa Malaysia yang kuliah di al-Azhar Tanta. Baru setahun kuliah. Menemani di bandara Cairo dan Dubai. Dia duluan yang berinisiatif kenalan, mungkin karena muka sama-sama melayu. Acunk yang lebih banyak bicara aktif sama dia. Aku buat dengerin suaranya aja ndak jelas, soalya aksen melayuya kental sekali. Sebelum turun dari KL, kita sempat berjabat tangan.

Mr. Wiidt.
Mister ini dari Germany. Datang pertama kali di Indonesia lebih dari 25 tahun yang lalu. Karena interest dengan pluralisnya masyarakat Indonesia, dan alam yang indah, sudah puluhan tahun kali mister datang ke Indo. Pria pensiunan kepala sekolah menengah atas di Jerman ini mengaku sudah mengunjungi berbagai negara di asia tenggara, asia timur, asia barat dan beberapa negara di benua afrika. Kebudayaan, tradisi, adat-istiadat adalah hal yang menarik dipelajari. Dan ia mendapatkannya tidak di negaranya, melainkan di Indonesia.

Berbagai informasi ia dapatkan mengenai Indonesia, bahkan ia sudah dapat berbicara Indonesia dengan lancar. Mengenai bobroknya pemerintah Indonesia, politisi, militer, bahkan tahu tempat-tempat pejaja makanan khas kota Solo. Tetapi ia paling suka dengan keragaman dan warna-warni masyarakat Indomnesia, yang menurutnya tidak ada di belahan negara manapun. Jempol dobel buat masyarakat Indonesia.

Saking tolerannya orang Indo, mister ini mengaku ikut solat berjamaah, bahkan puasa Ramadhan di daerah jawa tengah. Dan di pulau Bali, ia berdoa juga di antara pura-pura yang menjadi tempat peribadatan kaum hindu. Mister tahu betul, orang yang berpikiran sempit, merekalah yang fanatik. Fanatik terhadap agama, aliran, suku, atau warna apapun. Orang fanatik tidak akan mendapatkan keuntungan apapun, kecuali kepuasan ego. Dia sendiri beragama katolik. Kepada mister aku bilang: Im so lucky, I can meet the best tourist! Dari ceritanya, aku dapat menyerap berbagai informasi yang berharga, tentang kemanusiaan, tentang hidup!

Read More..

Tuesday, April 15, 2008

UPAYA SAHABAT DALAM PENGUMPULAN MUSHAF PRIBADI PRA-UTSMANI

Kajian sejarah selalu saja menarik bagi siapa saja. Para sarjana muslim telah melakukan kajian sejarah yang mengambil obyek mushaf. Al-quran yang sekarang beredar di seluruh tempat dan dibaca setiap hari oleh muslimin seluruh dunia merupakan hasil inisiatif sahabat yang mengumpulkannya dan menjadikannya sebuah kesatuan, hingga disebut mushaf. Adanya para penulis wahyu membuat upaya pengumpulan mushaf resmi atas sponsor khaliah Abu Bakr yang pertama menjadi lebih mudah dari yang dibayangkan Zayd bin Tsabit.

Pada abad ke-4H beberapa sarjana mislim melakukan kajian khusus mengenai mushaf-mushaf ini. Kajian yang paling popular adalah yang dilakukan Ibn al-Anbari , sebelum karya Ibn Mujahid tentang tujuh qiraat. Sayangnya, Kitab al-Mashahif yang disusun oleh Ibn al-Anbari telah hilang ditelan zaman, dan tidak ditemukan bukti langsung keberadaanya, dan hanya dapat diketahui dalam kutipan-kutipan yang ditulis ilmuan muslim setelahnya, seperti dalam karya al-Suyuthi. Satu-satunya karya yang paling kuno adalah yang ditulis Ibn Abi Daud al-Sajistani (w.316H), Kitab al-Mashahif. Hanya saja, buku ini adalah yang paling sedikit cakupannya disbanding karya-karya ilmuan ahli pada zamannya.

Dalam karya-karya tafsir kuno, sering dijumpai perujukan kepada varian beberapa mushaf pra-Utsmani. Terkadang hanya disebutkan dengan ungkapan “mushaf sahabat”, “dalam beberapa mushaf lama”, atau “dalam bacaan yang terdahulu”. Selain itu, dibuat mushaf yang keberadaanya eksisi di kota-kota tertentu, sperti “mushaf kota Basrah”, “mushaf kota Hims”, mushaf ahl al-Aliyah”. Kadangkala dinisbatkan juga ke pemilik mushaf pribadi, seperti “mushaf milik kakeknya Malik bin Anas”, atau “mushaf milik Ubay” dan lainnya.

Arthur Jeffery mengklasifikasikan mushaf-mushaf lama ke dalam 2 kategori utama: mushaf primer dan mushaf sekunder. Sekalipun Jeffery tidak mengemukakan apapun mengenai karakteristik pengkategoriannya, bisa diketahui yang ia maksud dengan mashahif primer adalah mushaf-mushaf independen yang dikumpulkan secara individual oleh para sahabat, dan sekunder yang dikumpulkan tabiin yang sangat bergantung pada mashahif primer. Dalam kasus-kasus tertentu, mashahif ini belum tentu secara aktual bermakna suatu kumpulan al-quran yang tertulis. Tetapi terdapat bukti dari berbagai sumber yang menunjukkan eksistensi mushaf-mushaf tertentu dalam bentuk kumpulan tertulis al-quran. Berikut 15 mushaf-mushaf primer yang dikategorisasikan Jeffery: (penisbatan pemilik mushaf) Salim bin Ma’qil, ‘Umar bin Khattab, Ubay bin Ka’b, Abdullah Ibn Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy’ary, Hafshah bint ‘Umar, Zayd bin Tsabit, ‘Aisyah bint Abu Bakr, Ummu Salamah, ‘Abdullah bin Amr, Abdullah Ibn ‘Abbas, Abdullah Ibn al-Zubayr, ‘Ubayd bin ‘Umair, Anas bin Malik. Sedangkan yang dimaksud mushaf-mushaf sekunder ialah 13 mushaf ini: ‘Alqamah bin Qays, al-Rabi’ bin Khutsaim, al-Harits bin Suwayd, al-Aswad bin Yazid, Hiththan bin Abdullah, Thalhah bin Musharrif, al-A’masy, Sa’id bin Jubayr, Mujahid, ‘Ikrimah, ‘Atha bin Abi Rabah, Shalih bin Kaisan, dan Ja’far al-Shadiq.

Yang penulis soroti di sini adalah perbedaan mencolok ‘Ubayd bin ‘Umair. Lazim diketahui, dia adalah seorang tabiin, bukan sahabat. Dalam Kitab al-Mashahif, al-Sijistani mengkategorikkan mushaf-mushaf kuno ke dlam 2 kelompok: mushaf sahabiy dan mushaf tabi’iy, dan mushaf yang ditulis ‘Ubayd bin ‘Umair termasuk golongan kedua.

Yang relevan untuk dikaji di sini ialah mushaf-mushaf primer menurut Jeffery. Mushaf-mushaf ini menunjukkan usaha individu-individu yang sadar di kalangan sahabat Nabi, dan mushaf-mushaf sekunder lebih menunjukkan pengaruh masahif primer yang menjadi panutan muslimin dalam tradisi qiraah di kota-kota besar saat itu. Namun demikian, hanya sedikit dari sekian jumlah mushaf di atas yang berpengaruh dalam masyarakat. Dalam tenggang waktu 20 tahun –selisih wafatnya Nabi Muhammad saw hingga pegumpulan al-quran masa Utsman- hanya sekitar 4 mushaf sahabat yang berhasil memapankan pengaruhnya di masyarakat. Keempat mushaf yang dimaksud adalah milik: Ubay bin Ka’b, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa al-Asy’ary, dan Miqdad bin Aswad. Di samping keempat mushaf ini, mushaf Ibn ‘Abbas walaupun tidak menjadi otoritas pada masanya, juga perlu diperhatikan berdasarkan signifikansinya yang nyata dalam perkembangan kajian al-quran yang timbul belakangan. Kelima manuskrip ini sayangnya tidak bertahan sampai sekrang, sehingga permasalahn bentuk lahiriah dan tekstualnya hanya bisa dioketahui lewat sumber-sumber tidak langsung. Bahkan, mushaf Miqdad bin Aswad tidak dapat diketahui jejaknya sama sekali, sehingga Jeffery tidak memasukkannya dalam skema mashahif primer. Miqdad berasal dari Yaman dan melarikan diri ke Makkah setelah terjadinya sengketa berdarah di daerah asalnya. Ia termasuk salah seorang sahabat yang pertama kali mengimani risalah Nabi dan ikut serta hampir seluruh peperangan pada masanya. Pengaruh mushafnya di kalangan penduduk Hims tidak dapat ditelusuri. Dalam tulisan yang terbatas ini akan ditemui karakteristik unik dari keempat mushaf yang masyhur.

Mushaf Ubay bin Ka’b
Mushaf Ubay populer di Syiria, dan penduduknya membaca quran dengan bacaan Ubay. Kemungkinan ia mengumpulkan wahyu dan menuliskannya ke dalam satu mushaf telah dimulai sejak ia berstatus katibul wahy, tetapi tidak dapat dipastikan kapan ia menyelesaikan pengumpulan itu. Sekalipun ada bacaan tidak lazim dalam mushafnya, khalifah saat itu, Umar bin al-Khattab, ataupun Zayd tidak membantah kebenarannya.
Mushaf Ubay tampaknya tidak pernah menjadi sumber salah satu mushaf sekunder, sekalipun mushafnya telah disalin dan diwarisi secara turun-temurun. Misalnya, oleh keluarga Muhammad bin Abd Malik al-Anshari. Di kediamannya ini penulis al-Fihrist menyaksikan kodeks mushaf Ubay.

Mushaf Ubay dikabarkan turu dibakar ketika dilakukan standarisasi teks al-quran pada masa Utsman. Al-Sijistani meriwayatkan beberapa orang dari Iraq menemui anak Ubay, Muhammad, untuk meminta keterangan perihal mushaf ayahnya. Namun Muhammad menjawab bahwa mushaf tersebut telah disita Utsman. Sekalipun demikian, dari beberapa riwayat yang sampai kepada kita, dapat ditelusuri tartib surat, bacaan-bacaannya yang berbeda dengan mushaf Utsmani, dan lainnya.

Ada perbedaan dalam susunan surat antara mushaf Ubay dan mushaf Utsmani. Ibn al-Nadim dalam al-Fihrist melaporkan mushaf Ubay berjumlah 116 surat. Tetapi Ibn al-Nadim tidak menuliskan 14 surat, sehingga yang ada dalam daftarnya hanya berjumlah 102. sementara itu, dalam al-Itqan dilaporkan jumlahnya 115 surat, karena surat al-Fil dan Quraisy atau surat al-Dluha dan surat al-Insyirah dijadikan satu. Sebagaimana al-Fihrist, daftar tartib surat dalam al-Itqan juga tidak lengkap. Ada 8 surat yang tidak tercantum dalam al-Itqan; yaitu al-Muddatssir, al-Furqan, al-Sajdah, Fathir, al-Qalam, al-Insan, al-Buruj, dan al-Masad. Di samping ittu, ada dua surat ekstra dalam mushaf Ubay, yang disebut dengan surat al-Khal’ ( 3 ayat) dan surat al-Hafd (6 ayat). Kedua surat ini tidak dapat disebut bagian dari al-quran, hal ini dapat dilihat lewat kosa kata non-quranik, di samping kedua surat ini tidak dibaca kecuali dalam doa qunut saja. Dengan demikian maklum diketahui jumlah surat mushaf Ubay berjumlah 116, bukan 114.

Urutan surat yang digunakan Ubay dalam mushafnya juga berbeda dengan mushaf yang ada sekarang ini. Karakteristik yang mencolok dari urutan ini adalah dimulai dari yang terpanjang hingga yang terpendek. Urutan seperti ini lazim digunakan dalam beberapa mushaf kuno.

Selain itu, perbedaan vokalisasi, kerangka konsonan teks, penempatan kata yang diakhirkan atau didahulukan, pembolak-balikan urutan ayat, penambahan atau pengurangan kata atau ayat banyak dijumpai dalam mushaf Ubay. Bahkan ditemukan ayat alternatif atau ayat ekstra dalam mushaf Ubay. Jeffery berupaya mengumpulkan varie lectiones (ragam bacaan) membutuhkan sekitar 64 halaman untuk menyajikannya yang berbeda dari lectio vulgata (bacaan resmi) mushaf Utsmani. Contohnya, huruf alif dan nun bisa dibaca inna, anna, ataupun an; mim dan nun dibaca man atau min; kalimat shummun bukmun ‘umyun dibaca shumman ukman ‘umyan; wa la al-dlalin dibaca ghayri al-dlalin; wa lahu-l-hamdu fil akhiroti disisipi kata al-dunya, sehingga dibaca wa lahu-l-hamdu fi-l-dunya wal akhiroti; libasa-l ju’i wa-l khawfi dibalik menjadi libasa-l khawfi wa-l ju’i.

Mushaf Ibn Mas’ud
Ibn Mas’ud belajar dari Nabi 70 surat secara langsung. Diriwayatkan ia merupakan salah seorang sahabat yang mengajarkan bacaan al-quran. Diperkirakan ia mengawali pengumpulan mushafnya sejak Nabi hidup dan berlanjut sepeninggal Nabi. Setelah ditempatkan di Kufah, mushafnya berpengaruh kuat dan memiliki otoritas di kalangan penduduk Kufah. Dikabarkan ia menolak menyerahkan mushafnya kepada khalifah Utsman, dikarenakan mushaf resmi disusun oleh Zayd, sedangkan Ibn Mas’ud adalah senior qurra’. Diriwayatkan kala Zayd masih anak-anak, Ibn Mas’ud telah bermulazamah dengan Nabi untuk mempalajari quran.

Di Kufah sejumlah muslim menerima mushaf Utsmani yang baru, tetapi sebagian besar penduduk tetap berpegang mushaf Ubay. Sedemikian kuatnya pengaruh mushaf ini, hingga sejumlah mushaf sekunder, seperti mushaf ‘Alqamah, al-Rabi’ bin al-Khutsaim, al-Aswad, al-A’masy, mendasarkan teksnya atas Ibn Mas’ud.

Karakteristik yang mencolok dari mushaf ini adalah ketiadaan 3 surat pendek; al-Fatihah, al-Falaq, dan al-Nas. Ibn al-Nadim menyatakan ia melihat sebuah manuskrip mushaf Ibn Mas’ud yang berusia 200 tahun bertuliskan surat al-Fatihah di dalamnya. Tetapi, ia menambahkan dari sejumlah manuskrip mushaf Ibn Mas’ud yang dilihatnya, tidak ada satupun yang bersesuaian antara satu dengan yang lain.

Ibn al-Nadim mendaftar jumlah seluruh surat yang ada di mushaf Ibn Mas’ud 110, tetapi yang ditulis dalam al-Fihrist hanya 105 surat. Selain 3 surat di atas, surat al-Hijr, al-Kahfi, Toha, al-Naml, al-Syura, al-Zalzalah tidak disebutkan. Tetapi keenam surat yang akhir ini ditemukan dalam al-Itqan, justru yang tidak ada dalam daftar al-Suyuthi adalah surat Qaf, al-Hadid, al-Haqqah, dan 3 surat yang disebutkan di atas, sehingga menurut daftar al-Suyuthi berjumlah 108 surat. Diduga kuat perbedaan laporan ini kesalahan penulisan belaka, karena keenam surat yang hilang dalam al-Fihrist ditemukan dalam al-Itqan, begitu juga dengan 3 surat yang tidak ada dalam al-Itqan.

Beberapa perbedaan mushafnya dengan mushaf resmi seperti dicontohkan, tathawwa’a khairan disisipkan huruf ba, sehingga dibaca tathawwa’a bikhairin; peghilangan kata ‘an dalam yas`alunaka ‘ani-l anfal menjadi yas`alunaka-l anfal; penggantian kata dengan kata lain yang bermakna sama seperti aydiyahuma dibaca aymanuhuma; dan ada yang bermakna lain, seperti ilyasa dan ilyasin (QS. Al-Shaffat: 123&130) diganti dengan idrisa dan idrasin; penyisipan beberpa kata seperti wa ajwajuhu ummahatuhum disisipi wa huwa abun lahum, atau satu kata seperti min qabli hadza disisipkan al-qurani; perbedaan kata dalam kerangka konsonan teks yang sama sehingga dibaca dengan kalimat yang beda, seperti baqiyyatin (QS. Hud: 116), huruf ba` dibaca ta`, sehingga dibaca taqiyyatin; penambahan beberapa ayat ekstra; penghilangan satu frase kalimat yang tidak merubah maknanya; penghilangan ayat keenam QS. Al-Insyirah dikarenakan pengulangan dari ayat 5.

Mushaf Abu Musa al-Asy’ari
Abu Musa pernah menjadi gubernur di Basrah pada masa khalifah ‘Umar, lalu dipindahtugaskan ke Kufah pada masa khalifah ‘Utsman. Mulai menyusun mushafnya sejak zaman Nabi dan diselesaikan setalah Nabi meninggal. Mushafnya yang dikenal dengan sebutan Lubab al-Nuqul menjadi kuat dan otoritaif di kalangan penduduk Basrah kala ia menjabat sebagai gubernur. Dalam Kitab al-Mashahif disebutkan seorang utusan datang membawa mushaf resmi Utsmani yang akan diajdikan mushaf standar, Abu Musa berkata bahwa bagian apapun dalam mushafnya yang bersifat tambahan bagi mushaf Utsmani jangan dihilangkan, dan bila ada bagian mushaf Utsmani yang tidak terdapat dalam mushafnya agar ditambahkan.

Mushaf Abu Musa terlihat semakin memudar pengaruhnya di kalangan muslimin seiring dengan diterimanya mushaf Utsmani sebagai mushaf resmi umat. Tidak ada riwayat yang menuturkan susunan surat mushaf Abu Musa, selain riwayat bahwa terdapat juga 2 surat ekstra –surat al-Khal’ dan al-Hafd- dalam mushafnya.

Jeffery menelusuri varie lectiones Abu Musa dan hanya menghasilkan jumlah yang tidak banyak. Ia hanya menemukan 4 varian bacaan Abu Musa yang berbeda dari lectio vulgata, dan kesemuanya secara subsatnsial tidak berbeda maknanya dengan kodeks Utsmani.

Mushaf Ibn ‘Abbas
Ibn ‘Abbas, keponakan Nabi, yang juga masyhur sebagai tarjuman al-quran pernah menjadi gubernur Basrah di bawah kepemimpinan khalifah ‘Ali. Seorang sahabat yang memiliki otoritas yang sangat besar dalam bacaan quran. Walaupun beberapa mushaf sekunder –seperti mushaf ‘Ikrimah, ‘Atha`, dan Sa’id bin Jubayr- meneruskan tradisi teksnya, muushafnya tidak pernah menjadi panutan masyarakat kota tertentu.

Jeffery memperkirakan mushaf Ibn ‘Abbas mencerminkan salah satu bentuk resmi dari tradisi teks madinah. Dari hubungan dekatnya yang resmi dengan khalifah ‘Utsman saat pengkodifikasian resmi, dipastikan mushafnya diserahkan kepadanya dan dimusnahkan.
Karakter mushaf Ibn ‘Abbas yang sama seperti yang lain adalah eksisinya dua surat ekstra, yaitu surat al-Khal’ dan al-Hafd. Jadi, surat dalam mushafnya berjumlah 116. Tetapi dalam daftar susunan surat mushafnya, kedua surat ini tidak tercantum. Ibn ‘Abbas berpedoman urutan kronologis dalam menyusun tartib surat. Berawal dari surat Iqra` dan berakhir dengan surat al-Nas.

Bacaan-bacaan Ibn ‘Abbas dalam sejumlah kasus mendukung varian-varian bacaan dalam tradisi teks Utsmani, seperti bacaan Hamzah, al-Kisai, Ibn Katsir, Nafi’, Abu Amr dan Ibn Amir, yang agak berbeda dari bacaan ‘Ashim. Dalam berbagai kasus, bacaan Ibn ‘Abbas selaras dengan bacaan bacaan Ibn Mas’ud, dan lebih sedikit dengan bacaan Ubay.

Beberapa perbedaan antara mushafnya dengan mushaf Utsmani dicontohkan seperti: perbedaan vokalisasi dengan kerangka konsonan kata yang sama, seperti fi ‘ibadi (QS. Al-Fajr:29) dibaca fi ‘abdi; perbedaan jamak dan mufrad kata, seperti al-masyriqi wa-l maghribi dibaca al-masyariqi wa-l magharibi, dan ayatun bayyinatun (jamak) dibaca ayatun bayyinatun (mufrod); perbedaan pemberian titik diiakritis untuk kerangka konnsonan, sehingga huruhnya berbeda, seperti yaqusshu-l haqq dibaca dengan huruf dlad, hingga menjadi yaqdli bi-l haqq, dengan disisipi huruf ba`, penambahan kata dalam ayat juga ditemukan dalam mushaf Ibn ‘Abbas, seperti fanadaha min tahtiha disisipi kata malakun, hingga dibaca fanadaha malakun min tahtiha; penghilangan kata; perbedaan kerangka grafis, seperti shrirath tidak ditulis dengan huruf shad, tetapi dengan huruf sin, wa atimmu-l hajja wa-l ‘umrota lillah ditulis dengan huruf qaf, sehingga dibaca wa aqimu-l hajja; pemindahan kata dengan mengakhirkan atau didahulukan, seperti laysa ‘alaikum junahun menjadi laysa junahun ‘alaikum.

Penutup
Beberapa bukti di atas hanyalah sebagian kecil dari dari penegasan bahwa tradisi tulis-menulis telah menjadi hal yang amat lazim di kalangan sahabat. Dan para sahabat sadar dan melakukan upaya sungguh-sungguh dalam melestarikan ragam bacaan yang bersumber dari Nabi. Upaya standarisasi al-quran yang dimotori oleh khalifah ‘Utsman yang menyeragamkan bacaan dan teksnya berhasil dengan sangat baik, dengan sedikit efek samping yang tentu tidak ia duga dari sebelumnya: mushaf lain yang ia musnahkan sesungguhnya amat bermanfaat bagi kejian kelimuan quranic studies. Walau bagaimanapun, hasil ijtihad para sahabat menyatukan bacaan al-quran tetap upaya yang harus diterima dan dihargai dengan syukur, sebab jika yang dikhawatirkan terjadi, tentu umat Islam tercerai berai dan tidak menutup kemungkinan munculnya bacaan atau mushaf palsu di kalangan muslimin.

Pencetakan mushaf edisi standar Mesir tahun 1924 adalah salah satu dari ratusan versi bacaan Alquran (qiraat) yang beredar sepanjang sejarah kitab suci ini. Edisi itu sendiri merupakan satu versi dari tiga versi bacaan yang bertahan hingga zaman modern. Yakni versi Warsy dari Nafi yang banyak beredar di Madinah, versi Hafs dari ‘Ashim yang banyak beredar di Kufah, dan versi al-Duri dari Abu Amr yang banyak beredar di Basrah. Edisi Mesir adalah edisi yang menggunakan versi Hafs dari ‘Ashim.

Pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan al-quran sepanjang masa. Terbukti kemudian, al-quran Edisi Mesir itu merupakan versi al-quran yang paling banyak beredar dan menjadikannya sebagai supremasi kanonik. Bisa saja masa mendatang mushaf edisi ini mengeliminasi eksisitensi tertulis bacaan yang tersisa. Kenyataan yang harus bisa diterima semua kalangan, al-quran telah menjadi sebuah korpus resmi tertutup atau tradisi teks dan bacaan tunggal yang disepakati.

Keberhasilan penyebarluasan al-quran edisi Mesir tak terlepas dari unsur kekuasaan. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi al-quran adalah karya institusi yang didukung oleh penguasa politik. Alasannya sederhana, sebagai proyek amal (non-profit), publikasi dan penyebaran al-quran tak akan efektif jika tidak didukung oleh lembaga yang memiliki dana yang besar.

Read More..

DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI

LAPORAN HASIL LOKAKARYA

DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI
MAHASISWA INDONESIA DI MESIR

Al-Azhar Conference Center, Nasr City, Cairo, Mesir

Sabtu-Ahad, 12-13 April 2008

A. PENDAHULUAN

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, acara Lokakarya "Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa Indonesia di Mesir" telah terselenggara pada 12 dan 13 April 2008 di Al-Azhar Conference Center, Nasr City, Cairo, atas kerjasama KBRI Cairo dan Pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir serta dukungan penuh dari Yang Mulia Grand Syeikh Al-Azhar; Prof. Dr. Muhammad Sayyed Tantawi dan Menteri Agama RI M. Maftuh Basyuni.

Lokakarya dimaksudkan sebagai forum tukar pikiran mengenai berbagai persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir (selanjutnya disebut Masisir) agar tercipta persepsi dan komitmen bersama dalam rangka mendukung kesuksesan studi mereka. Adapun tujuan dan target dari Lokakarya ini adalah merumuskan sebuah konsep solusi yang efektif, praktis, dan komprehensif mengenai upaya penyelesaian persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir.

Untuk memenuhi tujuan dan terget tersebut, Lokakarya menghadirkan para stakeholder yang merupakan pemangku kebijakan terkait dengan mahasiswa Indonesia di Mesir dan pihak-pihak yang memiliki perhatian besar terhadap kesuksesan studi mereka.

Para stakeholder yang berpartisipasi terdiri dari figur-figur penting dari: Universitas Al-Azhar, Kementerian Dalam Negeri Mesir, Kementerian Luar Negeri Mesir, Kedutaan Mesir di Jakarta, DPR RI (Komisi X), Departemen Luar Negeri RI, Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Pemda Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Ormas Islam (NU, Muhammadiyah, PERSIS, ICMI), KBRI Cairo, PPMI Mesir, Alumni Al-Azhar, Asosiasi Pesantren, dan Lembaga Beasiswa.

Adapun peserta dari kalangan mahasiswa terdiri dari wakil-wakil berbagai organisasi kemahasiswaan, yaitu WIHDAH PPMI, DPD PPMI, Perwakilan Organisasi Kedaerahan (KMA – Nangroe Aceh Darussalam, HMM – Medan, KPTS – Tapanuli, KMM – Minangkabau, KSMR – Riau, KMJ – Jambi, KEMASS – Sumatera Selatan, KMB – Banten, KPJ – Jakarta, KPMJB – Jawa Barat, KSW – Jawa Tengah dan DIY, GAMAJATIM – Jawa Timur, FOSGAMA – Madura, KMNTB – Nusa Tenggara dan Bali, KMKM – Kalimantan, KKS – Sulawesi), Pimpinan Organisasi Afiliatif (ICMI, PCI NU, PCI Muhammadiyah, PWK Persis, , PCI Al-Washliyah, PWK PII), dan tokoh-tokoh mahasiswa.

Selain itu, Lokakarya juga dihadiri oleh undangan khusus, kalangan pers, dan pemerhati pendidikan.

B. PERMASALAHAN

Secara umum, pokok bahasan yang dibicarakan dalam Lokakarya ini meliputi persoalan sejak masa persiapan studi, masa menjalani studi, dan masa pasca studi. Persoalan-persoalan tersebut kemudian diurai secara lebih mendalam berdasarkan jenis masalah sekaligus dicarikan alternatif solusinya. Adapun materi pembahasan meliputi soal-soal Keazharan, Kemesiran dan Kemahasiswaan.

C. PEMBAHASAN

Bentuk pembahasan masalah dalam Lokakarya ini dilakukan melalui ceramah dan dialog, sidang pleno, serta sidang komisi:

1. Ceramah dan dialog digunakan dalam pembukaan dan penutupan dengan materi pokok pemantapan motivasi belajar, peningkatan wawasan dan peneguhan semangat berprestasi.
2. Pleno I membahas materi Keazharan dengan pokok bahasan masalah-masalah mahasiswa Indonesia di Mesir serta hubungannya dengan Universitas Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan di mana mayoritas mahasiswa Indonesia menuntut ilmu.
3. Pleno II membahas materi Kemesiran dengan pokok bahasan masalah-masalah yang terkait dengan proses pengurusan visa masuk, izin tinggal, serta keamanan selama tinggal di Mesir.
4. Pleno III membahas materi Kemahasiswaan yang merupakan hasil dari sidang komisi:

a) Sidang Komisi I dengan pokok bahasan masalah-masalah yang dihadapi calon mahasiswa baru (CAMABA) sebelum berangkat ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar dan beberapa universitas lainnya
b) Sidang Komisi II dengan pokok bahasan pola pembinaan yang efektif bagi mahasiswa Indonesia di Mesir dalam rangka mencapai tujuan peningkatan kualitas dan prestasi akademik maupun non-akademik.
c) Sidang Komisi III dengan pokok bahasan masalah-masalah yang terkait dengan masa depan dan langkah selanjutnya bagi para sarjana alumni Universitas al-Azhar dan perguruan tinggi lainnya.

D. KESIMPULAN DAN KESEPAKATAN

Setelah melalui serangkaian pembahasan yang mendalam terhadap materi-materi pokok Lokakarya, maka para peserta Lokakarya menyepakati sejumlah rekomendasi kebijakan dan berkesimpulan tentang perlunya masing-masing stakeholder memberikan kontribusi positif berupa solusi konkret, praktis dan efektif demi menyelesaikan persoalan-persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dengan demikian, diharapkan pada masa-masa yang akan datang dapat dibentuk suatu mekanisme dan proses yang mapan dan integratif dalam mewujudkan peningkatan prestasi mahasiswa Indonesia di Mesir.

Sehubungan dengan itu, para peserta Lokakarya telah menyepakati hal-hal sebagai berikut:

1. Masalah Keazharan:

a) Mendukung gagasan Universitas Al-Azhar untuk mengadaan tes ulang jika diperlukan dan menyediakan kelas khusus persiapan Bahasa Arab (I’dad Lughah) bagi mahasiswa Indonesia dalam hal dipandang belum memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan sebelum mengikuti perkuliahan.
b) Universitas Al-Azhar diharapkan dapat mempertimbangkan penyediaan diktat kuliah lebih awal guna memberi kesempatan lebih banyak bagi mahasiswa untuk mempelajari dan mendalaminya.
c) Universitas Al-Azhar diharapkan dapat mempertimbangkan mengirimkan beberapa dosen untuk memberikan Fushul Taqwiyah (Kuliah Tambahan/bimbel) secara rutin dan berkala kepada mahasiswa dengan memanfaatkan rumah daerah.
d) Mengusulkan kepada Universitas Al-Azhar untuk menerapkan absensi secara maksimal dalam proses belajar-mengajar di seluruh tingkatan untuk mengoptimalkan kehadiran mahasiswa ke kampus untuk mengikuti perkuliahan.
e) Al-Azhar diharapkan memberikan kebijakan khusus terkait dengan pemberian surat keterangan kepada mahasiswa yang sedang dalam masa transisi studi untuk mendapatkan visa tinggal (iqamah).
f) Mendukung perlunya koordinasi antara Pemerintah RI dan Al-Azhar dalam menentukan mekanisme penyelenggaraan tes CAMABA.
g) Al-Azhar turut berperan dalam pembekalan CAMABA sebelum berangkat ke Mesir.

2. Masalah Kemesiran:

a) State Security Mesir memberikan informasi yang lengkap tentang persyaratan yang diperlukan untuk mempermudah mendapatkan persetujuan (muwafaqah amn) demi mempercepat pengurusan visa masuk Mesir bagi mahasiswa baru.
b) Mendukung State Security (Amn Daulah) Mesir dalam mempermudah pemberian persetujuan keamanan (muwafaqah amn) bagi CAMABA, maupun calon mahasiswa S2 dan S3 dalam waktu tidak lebih dari 72 jam (3 hari).
c) State Security Mesir, baik secara berkala atau dalam hal diperlukan, diharapkan dapat memberikan arahan dan panduan terkait aturan dan ketentuan setempat, terutama dalam rangka memberikan pengayoman dan pengamanan bagi mahasiswa Indonesia.
d) Imigrasi Mesir memfasilitasi pemberian izin tinggal (iqamah) kepada mahasiswa yang sedang dalam masa transisi studi berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan pihak Universitas Al-Azhar.
e) Mendukung upaya Kementerian Luar Negeri Mesir untuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta dalam rangka mempercepat pemberian visa masuk Mesir demi kelancaran keberangkatan CAMABA ke Mesir.
f) Mendukung Imigrasi Mesir dalam meningkatkan pelayanan publik dengan menambah jumlah loket dan petugas pelayanan perpanjangan izin tinggal (iqamah).


3. Masalah Kemahasiswaan:


1. Masa Persiapan Studi:


1) Depag RI, KBRI Kairo, PPMI Mesir, Pondok Pesantren, dan Alumni menyediakan informasi yang obyektif, integral dan komprehensif tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan studi ke Mesir (di Al Azhar maupun institusi pendidikan lainnya), baik berupa Buku Panduan Belajar ke Mesir, Lembar Pengumuman, Brosur, dll.
2) Depag RI, Pemda dan Asosiasi Pondok Pesantren memprioritaskan lulusan-lulusan terbaik dari pesantren maupun SLTA yang terakreditasi untuk mengikuti seleksi calon mahasiswa.
3) Perlu adanya koordinasi persiapan antara Depag RI dan stakeholders terkait yang meliputi tes bahasa Arab, hafalan Quran, tes kesehatan dan kesiapan mental (salah satunya melalui psikotes) bagi calon-calon pelajar yang akan belajar di institusi-institusi pendidikan di Mesir.
4) Pentingnya penyelenggaraan orientasi dan pelatihan oleh pihak-pihak yang terkait dengan CAMABA (Depag RI, Pondok Pesantren, maupun alumni) meliputi orientasi dan pelatihan tentang budaya, kehidupan perkuliahan di Mesir, bahasa ‘Amiyah, maupun akhlak.
5) Perlunya klasifikasi tujuan studi (tingkat menengah, S1, S2 dan S3, serta yang ingin belajar bahasa Arab) bagi pelajar atau CAMABA yang akan melanjutkan studi di Mesir.
6) Seleksi calon pelajar dan CAMABA dilakukan oleh lembaga yang profesional sesuai dengan standar yang menjadi tuntutan Al-Azhar.
7) Perlunya pemerataan penerimaan CAMABA dari seluruh wilayah Indonesia secara proporsional dengan mengutamakan kualitas.
8) Perlunya diberikan peluang bagi siswa-siswi tingkat akhir untuk mengikuti seleksi CAMABA ke Mesir.
9) Depag RI melakukan inventarisasi dan verifikasi sekolah-sekolah di Indonesia yang mu’adalah dengan standar Al-Azhar.
10) Khusus bagi Mahasiswa non Beasiswa, diberlakukan ketentuan memiliki Financial Statement sebagai bukti kemampuan finansial.



2. Masa Menjalani Studi:



* ORIENTASI DAN BIMBINGAN



1. PPMI dan KBRI Kairo merumuskan pola kerjasama dalam hal pelayanan, penyelenggaraan dan pendanaan kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas dan prestasi mahasiswa.
2. KBRI dan PPMI mengadakan semacam KRS (Kartu Rencana Studi) agar mahasiswa baru memiliki peta rencana yang jelas selama masa studi nantinya, serta agar lebih mudah dalam mengontrol dan mengevaluasi perkembangan dan kesuksesan mahasiswa.
3. PPMI dan KBRI memfasilitasi layanan mentoring dan konsultasi untuk membantu mahasiswa dalam mengenal lingkungan, menjalani proses belajar dan teknik menjawb soal ujian, sekaligus mengawal orientasi akademik mahasiswa (dengan memanfaatkan SDM S2 sebagai tenaga pembimbing/mentor)
4. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh organisasi Masisir bekerjasama melaksanakan pelatihan maupun kegiatan demi meningkatkan kemampuan manajemen diri dan waktu serta membangun motivasi diri (sekaligus untuk menghilangkan budaya santai yang tidak produktif dan meningkatkan motivasi untuk menjadi yang terbaik).
5. KBRI Kairo, PPMI dan organisasi-organisa si Masisir lainnya mengoptimalkan peningkatan keterampilan mahasiswa, yang meliputi public speaking, komunikasi massa, manajemen organisasi, sifat kepemimpinan, advokasi, menulis karya ilmiah/karya fiksi, dan sebagainya.
6. PPMI, tokoh masyarakat dan mahasiswa, serta seluruh elemen Masisir menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dan saling menasehati dalam hal menjaga citra positif dan integritas moral dan tanggungjawab spiritual Masisir.
7. KBRI Kairo, Al Azhar dan PPMI menyelenggarakan orientasi bagi mahasiswa baru yang sudah tiba di Mesir.
8. PPMI dan seluruh organisasi di lingkungan Masisir menggiatkan program hafalan Al-Qur’an secara reguler dan intensif.
9. Seluruh elemen Masisir membudayakan penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi lisan maupun tulisan dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berbahasa Arab.
10. PPMI dan seluruh komponen Masisir memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan kuantitas maupun kualitas kelompok bimbingan belajar (misalnya dengan menerapkan sistem Quantum Learning), kelompok kajian/studi, lembaga karya/kreativitas, penerbitan karya tulis intelektual- akademik, dsb.
11. KBRI Kairo dan PPMI bekerjasama dengan pihak lain untuk memfasilitasi terselenggaranya kegiatan rutin yang memberikan wawasan kebangsaan, keislaman dan keagamaan, internasional, keilmuan, dan lain-lain.
12. KBRI Kairo bekerja sama dengan PPMI mengupayakan database yang valid tentang jumlah dan perkembangan studi mahasiswa setiap tahun berdasarkan laporan pendidikan yang didukung oleh data Fakultas terkait di Al Azhar (detail database tidak dibuka untuk publik, tapi cukup dipegang oleh pihak-pihak resmi yang berkepentingan) .
13. Seluruh elemen Masisir menumbuhkan rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta senasib sepenanggungan di antara kelompok mahasiswa melalui kerjasama atau penyelenggaraan bersama sebuah kegiatan terpadu.
14. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh komponen mahasiswa Indonesia di Mesir menempuh langkah-langkah yang dapat menjadi solusi efektif bagi kasus-kasus kegagalan studi, misalnya dengan:


ü Kursus Bahasa Arab dan kursus materi dasar perkuliahan
ü Memberi motivasi mental dan spiritual
ü Memberi informasi dan alternatif untuk melanjutkan studi di tempat lain
ü Memberikan pertimbangan dan saran bahwa solusi terbaik adalah kembali ke tanah air


* SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDUKUNG



1. Seluruh Masisir meningkatkan hubungan dengan instansi dan tenaga pengajar serta perangkat administrasi di kampus, sehingga mempermudah dan memperlancar proses perkuliahan.
2. KBRI memonitor jalannya mentoring/bimbingan mahasiswa, dan memberikan penghargaan & fasilitas tambahan bagi par pembimbing sebagai motivasi peningkatan bimbingan.
3. KBRI Kairo dan PPMI memfasilitasi proses pembentukan dan perumusan mekanisme kerja sebuah pusat penelitian dan pengembangan intelektual mahasiswa untuk memudahkan mahasiswa mengetahui kualifikasi keilmiannya, serta membekali dan melatih mahasiswa agar memiliki keterampilan intelektual yang mumpuni sekaligus seorang peneliti handal terutama dalam bidang sosial keagamaan (pebentukan lembaga ini melibatkan pihak-pihak yang berkompeten seperti Al-Muntada, ICMI, dan SENAT, serta dosen-dosen di kampus).
4. KBRI Kairo dan PPMI menyampaikan laporan berkala perkembangan studi mahasiswa kepada orang tua mahasiswa dan atau stakeholders terkait minimal satu tahun sekali.
5. PPMI dan seluruh komponen organisasi tidak melakukan kegiatan pada masa aktif kuliah. (monitoring)
6. KBRI Kairo dan PPMI memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan serta mengupayakan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa.
7. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh komponen Masisir mencanangkan sebuah program "Back to Campus" atau program yang membangun motivasi untuk aktif menghadiri perkuliahan. Hal ini dapat dilakukan melalui penyebaran informasi secara berkala melalui berbagai sarana tentang himbauan hadir kuliah, perkembangan proses perkuliahan meliputi jadwal kuliah, diktat maupun ringkasan diktat, pengurusan administrasi, kuliah tambahan, pengaturan jadwal kegiatan, dan sebagainya.
8. KBRI Kairo, PPMI, dan Organisasi Kekeluargaan melakukan koordinasi dan bekerjasama dalam merumuskan pola terbaik untuk optimalisasi fungsi rumah daerah sebagai sarana pembinaan demi meningkatkan kapasitas keilmuan dan keterampilan mahasiswa.
9. KBRI Kairo berkoordinasi dengan pihak Al-Azhar dalam persoalan kebijakan-kebijakan Al-Azhar yang memerlukan peninjauan ulang, seperi sistem gugur di jenjang kelas S2.
10. KBRI membuka peluang beasiswa ke universitas- universitas selain Al-Azhar (semisal Cairo University, Liga Arab, Ain Syams dll), terutama untuk jenjang pasca sarjana.
11. PPMI menata ulang pengaturan aktivitas organisasi di Mesir serta meninjau kembali sistem organisasi PPMI saat ini yang masih berbentuk pemerintahan (SGS), dan bukan organisasi pengkaderan, karena sistem yang selama ini cukup mengurangi fokus dan konsentrasi studi.
12. Mempertimbangkan perlunya pendirian lembaga khusus di DEPAG/DIKNAS yang menangani, membantu, dan mengontrol, mahasiswa Timur Tengah (selama mas studi) dengan fasilitas dana khusus untuk itu, dengan syarat penambahan lembaga tersebut tidak semakin menambah birokrasi.



* FASILITAS FISIK DAN NON FISIK



1. KBRI memfasilitasi menyediaan beasiswa prestasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi, sesuai dengan nilai akademiknya di kampus, kecepatannya menyelesikan studi, dan tingkat kontribusinya dalam pembinaan yunior.
2. KBRI Kairo, PPMI, dan PMIK mendorong pemanfaatan perpustakaan Al-Azhar, dan menambah kuantitas literatur-literatur dan referensi akademik di Perpustakaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PMIK).
3. DPR RI, Depag RI, Depdiknas, dan Pemda-Pemda di seluruh Indonesia membuka peluang pengadaan dana tunjangan studi Masisir dari APBN dan APBD dengan pertanggungjawaban yang jelas dan transparan (sesuai dengan besarnya kuantitas mahasiswa di Mesir)
4. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengupayakan kontribusi nyata khususnya terhadap Al-Azhar berupa pembangunan asrama mahasiswa yang dapat menampung lebih banyak mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Universitas Al-Azhar (dengan menerapkan sistem seleksi penghuni berdasarkan prestasi). Asrama tersebut sepenuhnya akan berada dalam pengelolaan dan pengawasan Al-Azhar. Dengan adanya asrama yang memadai ini, diharapkan dapat membantu kesuksesan studi Masisir.



2. Masa Pasca Studi:


1) Para Sarjana Al-Azhar dan Perguruan tinggi lainnya di Mesir membentuk Himpunan Alumni sebagai wadah silaturahim nasional, serta sebagai jalur akses memperluas jaringan kerja bagi para alumni perguruan tinggi Mesir di Indonesia.
2) Lembaga Pemerintah, PPMI Mesir, dan Ikatan Alumni membangun network yang luas dan efektif sehingga para alumni Mesir mudah mendapatkan akses untuk mewujudkan pengabdian.
3) Lembaga Pemerintah, Alumni serta pemangku kepentingan (stake holders) menyediakan kebutuhan informasi studi lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi sebanyak-banyaknya terutama lembaga studi yang menawarkan beasiswa. Mahasiswa/alumni didorong untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan informasi yang tersedia, baik melalui informasi elektronik maupun media lainnya dan diharapkan aktif dalam membangun link khususnya melalui website PPMI Mesir.
4) KBRI Kairo dan PPMI serta stake holders lainnya menetapkan langkah-langkah yang mendorong dan memotivasi para sarjana untuk aktif menulis karya tulis dan mempublikasikannya dalam berbagai media.
5) KBRI Kairo dan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta membentuk Lembaga Persahabatan Indonesia Mesir untuk membantu pelaksanaan pendidikan dan memberikan peluang-peluang bagi alumni.
6) KBRI dan PPMI mengadakan orientasi calon alumni Mesir tentang peluang kerja dan pengabdian serta kiat-kiat untuk mencapainya
7) Lembaga Pemerintah dan PPMI Mesir mengupayakan adanya bimbingan kewirausahaan dan memberikan peluang untuk para sarjana mengabdikan diri dalam berbagai bidang dan lapangan pekerjaan di tengah-tengan masyarakat.
8) Depdiknas dan Depag bersama DPR RI menyediakan anggaran untuk penyelenggaraan on arrival training melalui program pengembangan profesi bagi alumni yang baru pulang dari Mesir dalam berbagai bidang profesi.


E. RENCANA TINDAK LANJUT

Untuk menindaklanjuti butir-butir kesepakatan tersebut, para peserta Lokakarya telah bersepakat tentang perlunya pertemuan dan pembicaraan lanjutan di antara beberapa stakeholder terkait untuk merumuskan langkah teknis dan operasional dalam rangka mengimplementasikan hasil-hasil kesepakatan dalam Lokakarya ini. Rencana tindak lanjut ini berada di bawah koordinasi KBRI Kairo dengan melibatkan stakeholders terkait.

F. PENUTUP

Demikianlah laporan hasil Lokakarya Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa Indonesia di Mesir disusun untuk dijadikan acuan oleh para stakeholder dalam mengambil kebijakan dan melaksanakan langkah-langkah tindaklanjut.

Cairo, 13 April 2008

*sumber: milis PMIK

Read More..

Wednesday, April 2, 2008

Bali Road Map

Berikut poin-poin Bali Road Map, seperti disampaikan juru bicara the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) John Hay dalam pernyataan tertulis hari Sabtu (15/12/2007).

Adaptasi

Negara peserta konferensi sepakat membiayai proyek adaptasi di negara-negara berkembang, yang ditanggung melalui clean development mechanism (CDM) yang ditetapkan Protokol Kyoto. Proyek ini dilaksanakan oleh Global Environment Facility (GEF).

Kesepakatan ini memastikan dana adaptasi akan operasional pada tahap awal periode komitmen pertama Protokol Kyoto (2008-2012). Dananya sekitar 37 juta euro. Mengingat jumlah proyek CDM, angka ini akan bertambah mencapai sekitar US$ 80-300 juta dalam periode 2008-2012.

Namun negara-negara peserta belum sepakat mengenai pelaksanaan praktis adaptasi, misalnya bagaimana cara menyatukan dalam kebijakan nasional. Isu ini diagendakan untuk dibahas di pertemuan selanjutnya yang disebut Badan Tambahan untuk Saran Ilmiah dan Teknis di Bonn (Jerman) pada tahun 2008.

Teknologi

Peserta konferensi sepakat untuk memulai program strategis untuk alih teknologi mitigasi dan adaptasi yang dibutuhkan negara-negara berkembang. Tujuan program ini adalah memberikan contoh proyek yang konkret, menciptakan lingkungan investasi yang menarik, termasuk memberikan insentif untuk sektor swasta untuk melakukan alih teknologi. GEF akan menyusun program ini bersama dengan lembaga keuangan internasional dan perwakilan-perwakilan dari sektor keuangan swasta.

Peserta juga sepakat memperpanjang mandat Grup Ahli Alih Teknologi selama 5 tahun. Grup ini diminta memberikan perhatian khusus pada kesenjangan dan hambatan pada penggunaan dan pengaksesan lembaga-lembaga keuangan.

REDD

Reducing emissions from deforestation in developing countries (REDD) merupakan isu utama di Bali. Para peserta UNCCC sepakat untuk mengadopsi program dengan menurunkan pada tahapan metodologi.

REDD akan fokus pada penilaian perubahan cakupan hutan dan kaitannya dengan emisi gas rumah kaca, metode pengurangan emisi dari deforestasi, dan perkiraan jumlah pengurangan emisi dari deforestasi. Deforestasi dianggap sebagai komponen penting dalam perubahan iklim sampai 2012.

IPCC

Peserta sepakat untuk mengakui Laporan Assessment Keempat dari the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebagai assessment yang paling komprehensif dan otoritatif.

CDM

Peserta sepakat untuk menggandakan batas ukuran proyek penghutanan kembali menjadi 16 kiloton CO2 per tahun. Peningkatan ini akan mengembangkan angka dan jangkauan wilayah negara CDM ke negara yang sebelumnya tak bisa ikut mekanisme ini.

Negara Miskin

Peserta sepakat memperpanjang mandat Grup Ahli Negara Miskin atau the Least Developed Countries (LDCs) Expert Group. Grup ini menyediakan saran kritis untuk negara miskin dalam menentukan kebutuhan adaptasi. UNCCC sepakat negara-negara miskin harus didukung karena kapasitas adaptasinya yang rendah. (copy dari net)

Read More..

Sunday, February 10, 2008

UNFCCC Bali

Kabar tentang climate change di Bali (UNFCCC) udah basi. Walaupun Bali yang notabene paradise beach-nya Indonesia sama sekali bukan pusat perhatian. Tetapi intinya itu bahas perubahan iklim. Maksudnya? Pada ngerasa nggak sih, bumi tu kian lama kian panas. Suhu bumi yang makin meningkat (udara) disebabkan ozon yang tidak bisa mengatasi sinar ultra violet dan polusi yang dimuntahkan dari bumi. Alhasil, kutub mencair, permukaan laut meninggi dan yang pasti buat kita jadi kepanasan, gerah! Coba aja datang ke kota-kota metropolitan, nongkrong di perempatan jalan siang bolong dua tahun aja, panas banget kan?! Walaupun anda sudah memakai sunblock di sekujur tubuh tetep aja nggak berfungsi, yah keringetnya aja udah membasahi sekujur tubuh, baju yang dipake udah kaya lap pel lantai.

Greenpeace, salah satu oraganisasi pecinta lingkungan terbesar sedunia akhirat berunjuk rasa di Bali saat konferensi berlangsung. Mereka mendesak sudah saatnya Protokol Kyoto diperbaharui dan melegalkan keputusan yang lebih tepat dan efektif bagi seluruh Negara yang ada di dunia. Negara-negara produsen tetap tidak mau mengurangi produksi karbon (sebenarnya yang diproduksi bukan karbon sih, tapi karbon itu sampah dari proses produksi itu sendiri), karena jelas akan mengurangi penghasilan mereka. Hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya terhadap Protokol Kyoto. Sebagai gantinya, Negara-negara produsen karbon memberi kompensasi kepada Negara-negara di selatan yang memiliki cakupan hutan yang luas untuk menyerap sampah karbon mereka. (curang yah!) Sebab itu, dunia dibagi menjadi dua kategori dalam urusan produsen dan konsumen karbon: utara sebagai penghasil karbon, dan selatan yang menghirupnya. Istilah ini (pembayaran kompensasi) dikenal dengan pasar karbon. Negara-negara utara membayar kompensasi atas sampah karbon mereka, dan negara-negara selatan sebagai tukang sampahnya! Pasar karbon inilah yang menjadi sasaran demo (kaya teroris, nyari sasaran teror). Masalahnya, mereka merasa sudah membayar sekian juta dolar kepada Negara-negara yang memiliki hutan tetapi tetap tidak mau mengurangi sampah karbon.

Menurut hasil riset Tearfund dunia ketiga membutuhkan dana US$ 50 milyar untuk beradaptasi. Jumlah ini masih bisa terus meningkat mengingat laporan IPCC di Valencia, Spanyol menyatakan negara-negara berkembang menjadi pihak yang paling rentan tertimpa bencana. Kenaikan suhu 1-2 derajat akan terus terjadi, permukaan air laut akan meningkat sekitar 1-3 meter abad ini, dan kekeringan menimpa khususnya Amerika Selatan dan Afrika. Ini berarti suhu bumi memanas 13-14 derajat dari suhu rata-rata seabad yang lalu. Lalu bagaimana kita menyikapinya? Simpel saja, kurangi pemakaian energi, dan coba hijaukan kembali bumi.

Read More..

Friday, February 8, 2008

Dasar Sok Penting...

Ego harus ditundukkan. Jangan pernah merasa kau adalah manusia yang istimewa. Jangan pernah berpikir orang yang tak mau mendengarkan pidatomu akan jadi oarang yang merugi, jangan berkeinginan kau harus disapa tiap orang. Andaikan ada cermin ajaib yang bisa merefleksikan lahir dan batinmu secara lugu, apa adanya, cepatlah beli dan kaugantung di tembok kamarmu.

Siapa bilang panitia membutuhkanmu saat mereka menggelar acara, siapa bilang pelajar mencarimu saat menjelang ujian, siapa bilang kawanmu akan membutuhkanmu saat dia kesusahan. Sok penting lu...

Read More..

Subyektif yang Terlalu

Mengkaji manusia dan segala tingkah lakunya memang amat menarik. Mengapa anak harus hormat kepada orang tua, mengapa pencuri harus ngembat harta orang, mengapa koruptor harus menilep uang bersama, mengapa santri harus patuh pada kyai, mengapa pejabat harus tunduk pada atasan, mengapa hakim selalu memberi keringanan dakwaan, mengapa penjual selalu menyebunyikan cacatnya barang dagangan, mengapa komentator bola selalu mengkritik kesebelasan yang kalah. Entahlah, semuanya bagaikan peneliti yang kerjanya hanya mengamati, sekaligus berfungsi ganda sebagai juri yang selalu mengevaluasi hasil yang dirasa belum sempurna. Apakah sikap seperti ini memang sudah menjadi watak manusia? Entahlah. Sudah saatnyalah menjadikan diri kita sendiri sebagai obyek, jangan melulu sebagai subyek yang memandang orang dengan kacamata yang kita miliki.

Tiap orang tentu berbeda hasil pengamatannya, sebab kacamata mereka berbeda. Tiap orang tak mungkin berparadigma sama dalam sejumlah fenomena keseharian yang ada. Dalam kasus kemacetan jalan misalnya, semua pengendara mengeluh dan marah. Ada yang menduga polantasnya tidak becus, ada yang menduga jalannnya pasti berlubang atau rusak, ada yang menduga lampu traffic sedang rusak, ada yang menduga pasti ada truk lagi mogok, ada yang menduga ada kecelakaan, padahal yang terjadi sebenarnya jalan diblokir karena ada demonstrasi solidaritas rakyat atas pemerintahan junta militer Burma.

Oang yang tidak tahu apa yang terjadi, bisa saja berpikir dan bertindak atas hasil analisa praduga mereka. Tak tahu apa yang terjadi, pokoknya harus ada obyek yang disalahkan atas kemacetan lalu lintas. Memang amat susah -malah hampir bisa dikatakan mustahil- kita memandang semua hal secara obyektif. Sebab manusia memiliki aura yang amat pekat, yang disebut ego. Ego inilah yang mengendalikan seluruh sistem yang ada dalam diri. Dalam otak dan hati yang akhirnya mengendalikan jasmani dalam tindakan. Cobalah kita memposisikan diri sebagai terdakwa, bukan melulu sebagai hakim, cobalah berdagang asongan, bukan menjadi sang pembeli yang memegang segepok uang, cobalah menjadi tukang sampah, bukan malahan tiap hari membuang kotoran, cobalah bermain sepakbola, dan dengarkan semua ocehan komentator seperti yang kita lakukan setelah pertandingan. Sungguh haq ayat Allah: kaburo maqtan 'indallah an taqulu ma la taf'alun.

Read More..

Thursday, January 31, 2008

Sembah Bumi

Aku tidak tahu ada apa dengan dunia hari ini. Entah apa yang terjadi di bumi bagian sana. Mungkin umurmu sudah tertalul lanjut, hingga tak sanggup menopang beban di punggungmu. Ataukah engkau sudah jenuh mengurusi makhluk yang seharusnya menjadi khalifah di kulit bumi? Entahlah.

Manusia tidak henti-hentinya mengeksploitasi isi bumi, mengeruk semua harta dan simpanan perut bumi, demi memperkaya diri. Tidak henti-hentinya berbohong, mencuri, menginjak-injak kepala orang lain, demi memperkaya diri.

Sungguh egois! Sungguh egois! Sungguh egois! Entah dalam peperangan siapa yang menang, apakah manusia yang dikalahkan oleh ego, ataukah manusia yang menatur ego? Kurasa dua hal ini sama-sama berperan memproduksi hal negatif. Entahlah.

Seandainya ada sebuah bintang yang rela menampung diriku hingga akhir hayatku, bawalah diriku tinggal bersamamu!

Read More..