Tuesday, April 15, 2008

DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI

LAPORAN HASIL LOKAKARYA

DUKUNGAN TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI
MAHASISWA INDONESIA DI MESIR

Al-Azhar Conference Center, Nasr City, Cairo, Mesir

Sabtu-Ahad, 12-13 April 2008

A. PENDAHULUAN

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, acara Lokakarya "Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa Indonesia di Mesir" telah terselenggara pada 12 dan 13 April 2008 di Al-Azhar Conference Center, Nasr City, Cairo, atas kerjasama KBRI Cairo dan Pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir serta dukungan penuh dari Yang Mulia Grand Syeikh Al-Azhar; Prof. Dr. Muhammad Sayyed Tantawi dan Menteri Agama RI M. Maftuh Basyuni.

Lokakarya dimaksudkan sebagai forum tukar pikiran mengenai berbagai persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir (selanjutnya disebut Masisir) agar tercipta persepsi dan komitmen bersama dalam rangka mendukung kesuksesan studi mereka. Adapun tujuan dan target dari Lokakarya ini adalah merumuskan sebuah konsep solusi yang efektif, praktis, dan komprehensif mengenai upaya penyelesaian persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir.

Untuk memenuhi tujuan dan terget tersebut, Lokakarya menghadirkan para stakeholder yang merupakan pemangku kebijakan terkait dengan mahasiswa Indonesia di Mesir dan pihak-pihak yang memiliki perhatian besar terhadap kesuksesan studi mereka.

Para stakeholder yang berpartisipasi terdiri dari figur-figur penting dari: Universitas Al-Azhar, Kementerian Dalam Negeri Mesir, Kementerian Luar Negeri Mesir, Kedutaan Mesir di Jakarta, DPR RI (Komisi X), Departemen Luar Negeri RI, Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Pemda Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Ormas Islam (NU, Muhammadiyah, PERSIS, ICMI), KBRI Cairo, PPMI Mesir, Alumni Al-Azhar, Asosiasi Pesantren, dan Lembaga Beasiswa.

Adapun peserta dari kalangan mahasiswa terdiri dari wakil-wakil berbagai organisasi kemahasiswaan, yaitu WIHDAH PPMI, DPD PPMI, Perwakilan Organisasi Kedaerahan (KMA – Nangroe Aceh Darussalam, HMM – Medan, KPTS – Tapanuli, KMM – Minangkabau, KSMR – Riau, KMJ – Jambi, KEMASS – Sumatera Selatan, KMB – Banten, KPJ – Jakarta, KPMJB – Jawa Barat, KSW – Jawa Tengah dan DIY, GAMAJATIM – Jawa Timur, FOSGAMA – Madura, KMNTB – Nusa Tenggara dan Bali, KMKM – Kalimantan, KKS – Sulawesi), Pimpinan Organisasi Afiliatif (ICMI, PCI NU, PCI Muhammadiyah, PWK Persis, , PCI Al-Washliyah, PWK PII), dan tokoh-tokoh mahasiswa.

Selain itu, Lokakarya juga dihadiri oleh undangan khusus, kalangan pers, dan pemerhati pendidikan.

B. PERMASALAHAN

Secara umum, pokok bahasan yang dibicarakan dalam Lokakarya ini meliputi persoalan sejak masa persiapan studi, masa menjalani studi, dan masa pasca studi. Persoalan-persoalan tersebut kemudian diurai secara lebih mendalam berdasarkan jenis masalah sekaligus dicarikan alternatif solusinya. Adapun materi pembahasan meliputi soal-soal Keazharan, Kemesiran dan Kemahasiswaan.

C. PEMBAHASAN

Bentuk pembahasan masalah dalam Lokakarya ini dilakukan melalui ceramah dan dialog, sidang pleno, serta sidang komisi:

1. Ceramah dan dialog digunakan dalam pembukaan dan penutupan dengan materi pokok pemantapan motivasi belajar, peningkatan wawasan dan peneguhan semangat berprestasi.
2. Pleno I membahas materi Keazharan dengan pokok bahasan masalah-masalah mahasiswa Indonesia di Mesir serta hubungannya dengan Universitas Al-Azhar sebagai lembaga pendidikan di mana mayoritas mahasiswa Indonesia menuntut ilmu.
3. Pleno II membahas materi Kemesiran dengan pokok bahasan masalah-masalah yang terkait dengan proses pengurusan visa masuk, izin tinggal, serta keamanan selama tinggal di Mesir.
4. Pleno III membahas materi Kemahasiswaan yang merupakan hasil dari sidang komisi:

a) Sidang Komisi I dengan pokok bahasan masalah-masalah yang dihadapi calon mahasiswa baru (CAMABA) sebelum berangkat ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar dan beberapa universitas lainnya
b) Sidang Komisi II dengan pokok bahasan pola pembinaan yang efektif bagi mahasiswa Indonesia di Mesir dalam rangka mencapai tujuan peningkatan kualitas dan prestasi akademik maupun non-akademik.
c) Sidang Komisi III dengan pokok bahasan masalah-masalah yang terkait dengan masa depan dan langkah selanjutnya bagi para sarjana alumni Universitas al-Azhar dan perguruan tinggi lainnya.

D. KESIMPULAN DAN KESEPAKATAN

Setelah melalui serangkaian pembahasan yang mendalam terhadap materi-materi pokok Lokakarya, maka para peserta Lokakarya menyepakati sejumlah rekomendasi kebijakan dan berkesimpulan tentang perlunya masing-masing stakeholder memberikan kontribusi positif berupa solusi konkret, praktis dan efektif demi menyelesaikan persoalan-persoalan mahasiswa Indonesia di Mesir. Dengan demikian, diharapkan pada masa-masa yang akan datang dapat dibentuk suatu mekanisme dan proses yang mapan dan integratif dalam mewujudkan peningkatan prestasi mahasiswa Indonesia di Mesir.

Sehubungan dengan itu, para peserta Lokakarya telah menyepakati hal-hal sebagai berikut:

1. Masalah Keazharan:

a) Mendukung gagasan Universitas Al-Azhar untuk mengadaan tes ulang jika diperlukan dan menyediakan kelas khusus persiapan Bahasa Arab (I’dad Lughah) bagi mahasiswa Indonesia dalam hal dipandang belum memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan sebelum mengikuti perkuliahan.
b) Universitas Al-Azhar diharapkan dapat mempertimbangkan penyediaan diktat kuliah lebih awal guna memberi kesempatan lebih banyak bagi mahasiswa untuk mempelajari dan mendalaminya.
c) Universitas Al-Azhar diharapkan dapat mempertimbangkan mengirimkan beberapa dosen untuk memberikan Fushul Taqwiyah (Kuliah Tambahan/bimbel) secara rutin dan berkala kepada mahasiswa dengan memanfaatkan rumah daerah.
d) Mengusulkan kepada Universitas Al-Azhar untuk menerapkan absensi secara maksimal dalam proses belajar-mengajar di seluruh tingkatan untuk mengoptimalkan kehadiran mahasiswa ke kampus untuk mengikuti perkuliahan.
e) Al-Azhar diharapkan memberikan kebijakan khusus terkait dengan pemberian surat keterangan kepada mahasiswa yang sedang dalam masa transisi studi untuk mendapatkan visa tinggal (iqamah).
f) Mendukung perlunya koordinasi antara Pemerintah RI dan Al-Azhar dalam menentukan mekanisme penyelenggaraan tes CAMABA.
g) Al-Azhar turut berperan dalam pembekalan CAMABA sebelum berangkat ke Mesir.

2. Masalah Kemesiran:

a) State Security Mesir memberikan informasi yang lengkap tentang persyaratan yang diperlukan untuk mempermudah mendapatkan persetujuan (muwafaqah amn) demi mempercepat pengurusan visa masuk Mesir bagi mahasiswa baru.
b) Mendukung State Security (Amn Daulah) Mesir dalam mempermudah pemberian persetujuan keamanan (muwafaqah amn) bagi CAMABA, maupun calon mahasiswa S2 dan S3 dalam waktu tidak lebih dari 72 jam (3 hari).
c) State Security Mesir, baik secara berkala atau dalam hal diperlukan, diharapkan dapat memberikan arahan dan panduan terkait aturan dan ketentuan setempat, terutama dalam rangka memberikan pengayoman dan pengamanan bagi mahasiswa Indonesia.
d) Imigrasi Mesir memfasilitasi pemberian izin tinggal (iqamah) kepada mahasiswa yang sedang dalam masa transisi studi berdasarkan surat keterangan yang dikeluarkan pihak Universitas Al-Azhar.
e) Mendukung upaya Kementerian Luar Negeri Mesir untuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta dalam rangka mempercepat pemberian visa masuk Mesir demi kelancaran keberangkatan CAMABA ke Mesir.
f) Mendukung Imigrasi Mesir dalam meningkatkan pelayanan publik dengan menambah jumlah loket dan petugas pelayanan perpanjangan izin tinggal (iqamah).


3. Masalah Kemahasiswaan:


1. Masa Persiapan Studi:


1) Depag RI, KBRI Kairo, PPMI Mesir, Pondok Pesantren, dan Alumni menyediakan informasi yang obyektif, integral dan komprehensif tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan studi ke Mesir (di Al Azhar maupun institusi pendidikan lainnya), baik berupa Buku Panduan Belajar ke Mesir, Lembar Pengumuman, Brosur, dll.
2) Depag RI, Pemda dan Asosiasi Pondok Pesantren memprioritaskan lulusan-lulusan terbaik dari pesantren maupun SLTA yang terakreditasi untuk mengikuti seleksi calon mahasiswa.
3) Perlu adanya koordinasi persiapan antara Depag RI dan stakeholders terkait yang meliputi tes bahasa Arab, hafalan Quran, tes kesehatan dan kesiapan mental (salah satunya melalui psikotes) bagi calon-calon pelajar yang akan belajar di institusi-institusi pendidikan di Mesir.
4) Pentingnya penyelenggaraan orientasi dan pelatihan oleh pihak-pihak yang terkait dengan CAMABA (Depag RI, Pondok Pesantren, maupun alumni) meliputi orientasi dan pelatihan tentang budaya, kehidupan perkuliahan di Mesir, bahasa ‘Amiyah, maupun akhlak.
5) Perlunya klasifikasi tujuan studi (tingkat menengah, S1, S2 dan S3, serta yang ingin belajar bahasa Arab) bagi pelajar atau CAMABA yang akan melanjutkan studi di Mesir.
6) Seleksi calon pelajar dan CAMABA dilakukan oleh lembaga yang profesional sesuai dengan standar yang menjadi tuntutan Al-Azhar.
7) Perlunya pemerataan penerimaan CAMABA dari seluruh wilayah Indonesia secara proporsional dengan mengutamakan kualitas.
8) Perlunya diberikan peluang bagi siswa-siswi tingkat akhir untuk mengikuti seleksi CAMABA ke Mesir.
9) Depag RI melakukan inventarisasi dan verifikasi sekolah-sekolah di Indonesia yang mu’adalah dengan standar Al-Azhar.
10) Khusus bagi Mahasiswa non Beasiswa, diberlakukan ketentuan memiliki Financial Statement sebagai bukti kemampuan finansial.



2. Masa Menjalani Studi:



* ORIENTASI DAN BIMBINGAN



1. PPMI dan KBRI Kairo merumuskan pola kerjasama dalam hal pelayanan, penyelenggaraan dan pendanaan kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas dan prestasi mahasiswa.
2. KBRI dan PPMI mengadakan semacam KRS (Kartu Rencana Studi) agar mahasiswa baru memiliki peta rencana yang jelas selama masa studi nantinya, serta agar lebih mudah dalam mengontrol dan mengevaluasi perkembangan dan kesuksesan mahasiswa.
3. PPMI dan KBRI memfasilitasi layanan mentoring dan konsultasi untuk membantu mahasiswa dalam mengenal lingkungan, menjalani proses belajar dan teknik menjawb soal ujian, sekaligus mengawal orientasi akademik mahasiswa (dengan memanfaatkan SDM S2 sebagai tenaga pembimbing/mentor)
4. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh organisasi Masisir bekerjasama melaksanakan pelatihan maupun kegiatan demi meningkatkan kemampuan manajemen diri dan waktu serta membangun motivasi diri (sekaligus untuk menghilangkan budaya santai yang tidak produktif dan meningkatkan motivasi untuk menjadi yang terbaik).
5. KBRI Kairo, PPMI dan organisasi-organisa si Masisir lainnya mengoptimalkan peningkatan keterampilan mahasiswa, yang meliputi public speaking, komunikasi massa, manajemen organisasi, sifat kepemimpinan, advokasi, menulis karya ilmiah/karya fiksi, dan sebagainya.
6. PPMI, tokoh masyarakat dan mahasiswa, serta seluruh elemen Masisir menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama dan saling menasehati dalam hal menjaga citra positif dan integritas moral dan tanggungjawab spiritual Masisir.
7. KBRI Kairo, Al Azhar dan PPMI menyelenggarakan orientasi bagi mahasiswa baru yang sudah tiba di Mesir.
8. PPMI dan seluruh organisasi di lingkungan Masisir menggiatkan program hafalan Al-Qur’an secara reguler dan intensif.
9. Seluruh elemen Masisir membudayakan penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi lisan maupun tulisan dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berbahasa Arab.
10. PPMI dan seluruh komponen Masisir memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan kuantitas maupun kualitas kelompok bimbingan belajar (misalnya dengan menerapkan sistem Quantum Learning), kelompok kajian/studi, lembaga karya/kreativitas, penerbitan karya tulis intelektual- akademik, dsb.
11. KBRI Kairo dan PPMI bekerjasama dengan pihak lain untuk memfasilitasi terselenggaranya kegiatan rutin yang memberikan wawasan kebangsaan, keislaman dan keagamaan, internasional, keilmuan, dan lain-lain.
12. KBRI Kairo bekerja sama dengan PPMI mengupayakan database yang valid tentang jumlah dan perkembangan studi mahasiswa setiap tahun berdasarkan laporan pendidikan yang didukung oleh data Fakultas terkait di Al Azhar (detail database tidak dibuka untuk publik, tapi cukup dipegang oleh pihak-pihak resmi yang berkepentingan) .
13. Seluruh elemen Masisir menumbuhkan rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta senasib sepenanggungan di antara kelompok mahasiswa melalui kerjasama atau penyelenggaraan bersama sebuah kegiatan terpadu.
14. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh komponen mahasiswa Indonesia di Mesir menempuh langkah-langkah yang dapat menjadi solusi efektif bagi kasus-kasus kegagalan studi, misalnya dengan:


ü Kursus Bahasa Arab dan kursus materi dasar perkuliahan
ü Memberi motivasi mental dan spiritual
ü Memberi informasi dan alternatif untuk melanjutkan studi di tempat lain
ü Memberikan pertimbangan dan saran bahwa solusi terbaik adalah kembali ke tanah air


* SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDUKUNG



1. Seluruh Masisir meningkatkan hubungan dengan instansi dan tenaga pengajar serta perangkat administrasi di kampus, sehingga mempermudah dan memperlancar proses perkuliahan.
2. KBRI memonitor jalannya mentoring/bimbingan mahasiswa, dan memberikan penghargaan & fasilitas tambahan bagi par pembimbing sebagai motivasi peningkatan bimbingan.
3. KBRI Kairo dan PPMI memfasilitasi proses pembentukan dan perumusan mekanisme kerja sebuah pusat penelitian dan pengembangan intelektual mahasiswa untuk memudahkan mahasiswa mengetahui kualifikasi keilmiannya, serta membekali dan melatih mahasiswa agar memiliki keterampilan intelektual yang mumpuni sekaligus seorang peneliti handal terutama dalam bidang sosial keagamaan (pebentukan lembaga ini melibatkan pihak-pihak yang berkompeten seperti Al-Muntada, ICMI, dan SENAT, serta dosen-dosen di kampus).
4. KBRI Kairo dan PPMI menyampaikan laporan berkala perkembangan studi mahasiswa kepada orang tua mahasiswa dan atau stakeholders terkait minimal satu tahun sekali.
5. PPMI dan seluruh komponen organisasi tidak melakukan kegiatan pada masa aktif kuliah. (monitoring)
6. KBRI Kairo dan PPMI memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan serta mengupayakan pelayanan kesehatan bagi mahasiswa.
7. KBRI Kairo, PPMI dan seluruh komponen Masisir mencanangkan sebuah program "Back to Campus" atau program yang membangun motivasi untuk aktif menghadiri perkuliahan. Hal ini dapat dilakukan melalui penyebaran informasi secara berkala melalui berbagai sarana tentang himbauan hadir kuliah, perkembangan proses perkuliahan meliputi jadwal kuliah, diktat maupun ringkasan diktat, pengurusan administrasi, kuliah tambahan, pengaturan jadwal kegiatan, dan sebagainya.
8. KBRI Kairo, PPMI, dan Organisasi Kekeluargaan melakukan koordinasi dan bekerjasama dalam merumuskan pola terbaik untuk optimalisasi fungsi rumah daerah sebagai sarana pembinaan demi meningkatkan kapasitas keilmuan dan keterampilan mahasiswa.
9. KBRI Kairo berkoordinasi dengan pihak Al-Azhar dalam persoalan kebijakan-kebijakan Al-Azhar yang memerlukan peninjauan ulang, seperi sistem gugur di jenjang kelas S2.
10. KBRI membuka peluang beasiswa ke universitas- universitas selain Al-Azhar (semisal Cairo University, Liga Arab, Ain Syams dll), terutama untuk jenjang pasca sarjana.
11. PPMI menata ulang pengaturan aktivitas organisasi di Mesir serta meninjau kembali sistem organisasi PPMI saat ini yang masih berbentuk pemerintahan (SGS), dan bukan organisasi pengkaderan, karena sistem yang selama ini cukup mengurangi fokus dan konsentrasi studi.
12. Mempertimbangkan perlunya pendirian lembaga khusus di DEPAG/DIKNAS yang menangani, membantu, dan mengontrol, mahasiswa Timur Tengah (selama mas studi) dengan fasilitas dana khusus untuk itu, dengan syarat penambahan lembaga tersebut tidak semakin menambah birokrasi.



* FASILITAS FISIK DAN NON FISIK



1. KBRI memfasilitasi menyediaan beasiswa prestasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi, sesuai dengan nilai akademiknya di kampus, kecepatannya menyelesikan studi, dan tingkat kontribusinya dalam pembinaan yunior.
2. KBRI Kairo, PPMI, dan PMIK mendorong pemanfaatan perpustakaan Al-Azhar, dan menambah kuantitas literatur-literatur dan referensi akademik di Perpustakaan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PMIK).
3. DPR RI, Depag RI, Depdiknas, dan Pemda-Pemda di seluruh Indonesia membuka peluang pengadaan dana tunjangan studi Masisir dari APBN dan APBD dengan pertanggungjawaban yang jelas dan transparan (sesuai dengan besarnya kuantitas mahasiswa di Mesir)
4. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengupayakan kontribusi nyata khususnya terhadap Al-Azhar berupa pembangunan asrama mahasiswa yang dapat menampung lebih banyak mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Universitas Al-Azhar (dengan menerapkan sistem seleksi penghuni berdasarkan prestasi). Asrama tersebut sepenuhnya akan berada dalam pengelolaan dan pengawasan Al-Azhar. Dengan adanya asrama yang memadai ini, diharapkan dapat membantu kesuksesan studi Masisir.



2. Masa Pasca Studi:


1) Para Sarjana Al-Azhar dan Perguruan tinggi lainnya di Mesir membentuk Himpunan Alumni sebagai wadah silaturahim nasional, serta sebagai jalur akses memperluas jaringan kerja bagi para alumni perguruan tinggi Mesir di Indonesia.
2) Lembaga Pemerintah, PPMI Mesir, dan Ikatan Alumni membangun network yang luas dan efektif sehingga para alumni Mesir mudah mendapatkan akses untuk mewujudkan pengabdian.
3) Lembaga Pemerintah, Alumni serta pemangku kepentingan (stake holders) menyediakan kebutuhan informasi studi lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi sebanyak-banyaknya terutama lembaga studi yang menawarkan beasiswa. Mahasiswa/alumni didorong untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan informasi yang tersedia, baik melalui informasi elektronik maupun media lainnya dan diharapkan aktif dalam membangun link khususnya melalui website PPMI Mesir.
4) KBRI Kairo dan PPMI serta stake holders lainnya menetapkan langkah-langkah yang mendorong dan memotivasi para sarjana untuk aktif menulis karya tulis dan mempublikasikannya dalam berbagai media.
5) KBRI Kairo dan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta membentuk Lembaga Persahabatan Indonesia Mesir untuk membantu pelaksanaan pendidikan dan memberikan peluang-peluang bagi alumni.
6) KBRI dan PPMI mengadakan orientasi calon alumni Mesir tentang peluang kerja dan pengabdian serta kiat-kiat untuk mencapainya
7) Lembaga Pemerintah dan PPMI Mesir mengupayakan adanya bimbingan kewirausahaan dan memberikan peluang untuk para sarjana mengabdikan diri dalam berbagai bidang dan lapangan pekerjaan di tengah-tengan masyarakat.
8) Depdiknas dan Depag bersama DPR RI menyediakan anggaran untuk penyelenggaraan on arrival training melalui program pengembangan profesi bagi alumni yang baru pulang dari Mesir dalam berbagai bidang profesi.


E. RENCANA TINDAK LANJUT

Untuk menindaklanjuti butir-butir kesepakatan tersebut, para peserta Lokakarya telah bersepakat tentang perlunya pertemuan dan pembicaraan lanjutan di antara beberapa stakeholder terkait untuk merumuskan langkah teknis dan operasional dalam rangka mengimplementasikan hasil-hasil kesepakatan dalam Lokakarya ini. Rencana tindak lanjut ini berada di bawah koordinasi KBRI Kairo dengan melibatkan stakeholders terkait.

F. PENUTUP

Demikianlah laporan hasil Lokakarya Dukungan Terhadap Peningkatan Prestasi Mahasiswa Indonesia di Mesir disusun untuk dijadikan acuan oleh para stakeholder dalam mengambil kebijakan dan melaksanakan langkah-langkah tindaklanjut.

Cairo, 13 April 2008

*sumber: milis PMIK

No comments: