Friday, March 11, 2011

Black Campaign: Model Primitif Kampanye Pilkada Salatiga 2011

Politic is gambling bagiku tidak tepat. Aku bisa mendeskripsikan secara ringkas politik itu adalah permainan. Hanya saja bukan permainan sportif yang berakhir dengan senyum puas, tapi kejam dan ganas yang tidak mengenal belas kasihan. Ada garis jelas pembeda, lawan atau kawan.

Mengikuti perkembangan politik memang mengasyikkan, sekaligus bisa membuat naik pitam dan akhirnya kita hanya menggeleng-gelengkan kepala sebab tidak mampu berbuat lebih. Bagi kalangan grass root seperti aku ini, apalah arti satu kuantitas orang proletar jika disbanding dengan sejentik kuku keinginan tokoh politik? Ah masih lebih berarti setangkai cabai yang bisa memberi rasa pedas daripada suaraku yang habis dan otakku yang berputar hanya untuk mencari perhatian para penguasa dan elit politik?

Beberapa bulan yang akan datang Kota Salatiga akan menyelenggarakan hajat besar dalam kerangkeng pilkada (pemilihan kepala daerah), atau bisa disebut piwalkot (pilihan wali kota). Apapun namanya, yang pasti KPUD sebisa mungkin menyelenggarakan dengan prinsip LUBER (langsung, umum, bebas dan rahsia) dan JURDIL (jujur dan adil). Semoga saja adagium prinsip pemilihan ini benar-benar dibela mati-matian oleh KPUD.

Parpol-parpol yang bermain di pilkada ini bukan main senangnya. Namun bagiku, yang sangat memprihatinkan adalah permainan ini bukan permainan yang fair dan bersih, namun sangat kotor dan penuh dengan konspirasi dan kepentingan. Black campaign dilakukan oleh oknum yang menggembosi pasangan calon musuh. Wah, bagaimana negri ini akan maju jika para elit politiknya saja selalu bermain, mengurusi musuh, menyebarkan isu ke grass root, hingga menyeret tokoh masyarakat untuk memprovokasi musuh?

Sebenarnya pra-pilkada Kota Salatiga ini permainan politik sudah dimulai lebih awal. Ada kasus yang melibatkan Ketua PCNU yang dijadikan mainan politik. Ada juga penggagalan calon yang remote kendalinya dipegang oleh petinggi partai penguasa di Jakarta, dan ternyata pemegang kendalinya adalah istri dari orang nomer satu RI (menurutku sih orang nomer ke-200 sekian juta saja). Ada juga yang atas dasar timbal balik penyokong utama pemenangan partai terbesar di Indonesia, hingga akhirnya rekomendasi dukungan partai diberikan secara penuh kepada keluarganya. Ada yang main ancam, ini yang paling pengecut. Mengancam akan selalu memperkarakan ketua ormas ke pengadilan jika calon (yang notabene kawannya si ketua ormas)maju mendaftar ke KPUD. Ada yang memfitnah (dengan mencatut nama tokoh) lewat sebaran sms.

Ah, jika kebejatan permainan piwalkot kali ini kutulis, mungkin bisa mengkonsumsi ribuan atau jutaan kata, saking banyaknya. Ada seorang kakak kelas (dahulu) yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon. Aku sangat mengenal dia itu seorang kader partai Islam yang militan. Ada sebuah persoalan di mana dia memperlakukan politik itu bagian dari agama, sebab menurutnya Islam adalah agama yang kaffah, yang berarti ada juga tata cara berpolitik dan memang tidak mengharamkan politik praktis. Namun di balik pemahaman atas agama dan partai –memang partainya ini partai Islam- ternyata dia sendiri melakukan black campaign. Wah dari sini aku sungguh sangat kecewa, sebab secara eksplisit dia menyebutkan nama calon lain yang dimusuhi dan dihubungkan dengan agama dan ormas Islam. Andai saja sms itu masih kusimpan, aku bisa melaporkan pelanggaran ke KPUD bukan? Aku sungguh tidak suka dengan tindakan kampanye hitam, bagiku sama saja dengan tindakan pengecut.

Mungkin saja beberapa waktu lagi aku akan menulis secara eksplisit mengenai info-info pilkada kotaku yang mengenaskan ini dari para pelaku politik praktis yang kukenal dan kudengar secara langsung. Semoga tulisanku ini tidak dianggap kampanye hitam, atau jangan-jangan dianggap penggembosan penggagalan pilkada Kota Salatiga. Ah, aku terlalu lebai dengan sikapku. Memangnya aku diperhitungkan? Cuma grass root yang koar-koar di blog pribadi yang jelek, hahaha.

2 comments:

Anonymous said...

mas mas bukan kpud mas tapi panwas....
setuju pemilu bersihhhh

Mas Uut said...

bersih dari kecurangan, kampanye hitam, kampanye uang, kepentingan kelompok dan pribadi ini yg berat untuk dibersihkan, tetapi memang harus bersih!