Wednesday, April 11, 2007

Laki laki yang berteman sendok

Lelaki itu berteman sendok, setangkai besi pipih pendek. Sebelum tidur ia akan bercerita dengannya, berkeluhkesah seorang penghuni dunia, dan ia mendengarkan dengan senyuman. Ia juga selalu menemani lelaki itu minum kopi di subuh yang buta, seraya menunggu datangnya koran pagi yang selalu diantarkan anak bertopi merah bersepeda kringkring.

Dalam suatu malam yang gelap, lelaki itu mengintipintipkan matanya, didapati sendok tengah bercumbu dengan tikus berkumis. Bukan main rasanya, hatinya langsung memarah, terbakar oleh entah. Tapi ia tetap mengerjapkan kelopak penglihatan, dan tangannya bersimpul membuat kepalan. Dan ia tak berusaha mengeluarkan kata.

Kenapa senyum-senyum terus? Sudah bisa menikmati pacar baru ya? Tanya lelaki ketus.

Siapa? Tadi malam tikus kelaparan. Dia ingin memakanku! Dikiranya ini aku coklat.
Masa'? Tidak mungkin begitu. Kau berbohong.

Sendok diam, karena suara lelaki itu parau. Ia ingat kebaikan lelaki itu padanya, saat pertama kalimembelinya dengan harga tertinggi di pasar loak. Dan ia ingat juga, lelaki itu pernah putus asa dan curhat kepadanya dengan terbatabata dan suara parau saat ia pisah dengan kekasihnya. Namun sendok tetaplah idila, karena tubuhnya ramping seksi dan mengkilap.


Tikus tahu coklat itu empuk, dan kau tetap keras. Mana mungkin dia bodoh.


Lelaki itu menyeduh kopi tanpa gula dan air mendidih dalam cangkir keramik bertelinga. Dan ia menjadikannya dalam satu larutan.


Aduh! Apa yang kamu buat ini? Kenapa begitu pahit? Tak biasanya kopi yang kamu buat melebihi pahitnya jamu.


Biar. Rasakan juga panasnya.


Aku tak akan tersiksa dengan panasnya. Aku akan tetap kaku, dan tak akan melapuk.

Oh ya...?

Tanpa banyak berkata, pada subuh yang masih buta lelaki iu membawanya ke teras bersama kopi yang sedang duduk di pangkuan cangkir. Lalu ia mengangkat sendok tinggitinggi, dan ia lemparkan begitu saja ke selokan depan rumah. Kotor, bau dan mampat.

Hei, kenapa kau buang aku?! Baiklah, aku minta maaf!

Tak perlu maaf untuk hal yang sengaja kau nikmati!


Dan di selokan, segerombolan tikus terbangun dari tidurnya, mendapati sendok yang ramping dan mengkilap. Hmmm, saatnya sarapan.

1 comment:

Anonymous said...

I apologise, but, in my opinion, you are not right. I am assured. Let's discuss it.