Wednesday, February 18, 2009

Rebut [Slank ]



Slank bukan drup musik sembarangan yang bisa disebut ecek-ecek. Musiknya enak didengar, penampilan seniman asli, bukan cap artis yang suka dandan dan permak di tiap senti wajah dan badan, tidak heran jika penggemarnya tersebar di pelbagai daerah di Nusantara. Bagi insan musik Indonesia, band yang berdiri sejak tahun 1983 (dahulu bernama Cikini Stones Complex atau CSC) adalah ikon. Ikon musik untuk perubahan. Makanya, di tiap albumnya, Slank berusaha menghadirkan perubahan, dengan sindiran, ejekan, ajakan, provokasi, dan semangat melawan.

Oleh karena tulisan ini tidak mempromosikan apapun dari Slank atau barang dagangan yang terkait dengan band ini, cukuplah kita ingat, bagaimana di beberapa album Slank menyindir beberapa kalangan, yang sangat sukar dijerat dengan hukum konvensional negara ini, tapi tetap saja musik dapat berekspresi dengan kreatif. Kekuatan liriknya menjadi nilai lebih Slank daripada penyayi lain, yang suka mendendangkan tembang cinta cengeng dan melankolis. Slank lebih suka menyajikan lagunya dengan lugas, jujur, dengan bahasa sehari-hari yang mudah dicerna. Seperti para koruptor, Lapindo, Rebut, Indonesiakan Una, Aceh (Investigation), Lembah baliem, dan masih banyak lagu lain yang bertemakan sosial. Lebih tepatnya, kritik sosial dan sindiran terhadap orang2 yang merasa punya dunia. Contohnya lagu Rebut, nih liriknya:

Mana ada perlawanan tanpa keringat
Mana bisa kemenangan tanpa semangat
Mana ada keberhasilan dalam waktu singkat
Jangan ada persaingan yang tak sehat
Rebut.. Jangan didiamkan saja
Rebut.. Kejar dan jangan diam saja
Mana ada pertarungan untuk mengalah
Mana ada sejarah kita menyerah
Seluruh negri teriak bersama
Penjuru negri berseru.. 1... 2... 1... 2... 3... 4...

Bagaimana? Anda tersindir? Jangan marah ya kalo merasa tersindir. Berarti pesan Slank memang tepat ditujukan bagi Anda dan orang-orang sejenis. Bagi yang tidak merasa tersindir? Terpujilah Tuhan, semoga Anda termasuk orang yang berakhlak baik. Tidak curang, atau menggencet orang lain.

No comments: