Friday, April 24, 2009

Seumur Hidupku [Boomerang]


Janganlah engkau bersedih
Tetap nikmati kehidupan ini
Sabar-sabarkan hati dan rasa
Hilangkanlah semua amarah

Kasih lepaskanlah gelisahmu
Teriakanlah kepada dunia
Hapuslah semua air mata
Yakinlah dan jalani saja

Reff:
Ya aku cinta kau
Kemarin saat ini esok
Selamanya kasih
Ini hidupku hanya untukmu
Kemarin saat ini esok
Selamanya kasih

Diam.. diam..
Jangan bersedih aku cinta kau
Diam.. diam..
Jangan bersedih aku cinta

Back to Reff:

Lirik berhasil dicolong dari sini. Kalo gambar ngembat dari sini.

Read More..

Teori Ngawur Tentang Baru vs Lama

Hari masih pagi, dan aku masih terjaga. Bukan karena suatu apa, mata yang masih tidak mau berkompromi dengan tubuhku yang memerlukan istirahat. Aku mengutukinya. Bukan karena aku tidak suka begadang atau membaca sedikit diktat, hanya saja mataku ini sok kuat melek. Dengan gagah tidak mau dipaksa ngantuk atau merem. Padahal, anggota tubuh yang lain hampir menyerah.

Di sela aku membaca diktat yang harus kulahap dalam sebulan, aku masih teringat akan kataku sendiri kepada seorang kawan. Lewat pengamatanku yang menggunakan alat keraguan orang awam, aku berkesimpulan:

Jika ada seseorang yang menganut fanatik suatu keyakinan atau dogma, lalu ia bertemu dengan suatu keyakinan baru yang lebih rasional, apakah yang akan terjadi pada dirinya? (Kasus ini banyak terjadi di masyarakat)

1. Ia akan meninggalkan keyakinan lamanya, dan mengikuti keyakinan baru.
2. Ia tetap memegang keyakinan lamanya, dan senantiasa belajar untuk memperkuat keyakinannya.
3. Ia tidak akan memeluk keyakinan baru, dan meninggalkan keyakinan lamanya. Hal ini bisa terjadi karena kebingungan, bimbang, hingga kesal dan tidak percaya kepada apa yang telah ia ketahui dan ia alami.

Semua orang pasti akan berproses, bergerak menuju masa depan. Bagi sebagian orang, masa depan ialah harapan yang cerah, dan bagi sebagian orang tak lain hanyalah mimpi yang menyesatkan. Bagaimana merealisasikan harapan yang indah? Cara dan sikap kita sudah cukup menjadi jawaban.

Read More..

Thursday, April 16, 2009

Skeptis

Bimbang
Ragu-ragu

Ragu-ragu
Bimbang

Ragu bimbang
Bimbang ragu

Bimbang ragu
Ragu bimbang

Gusti, paringono dalem kesabaran!
Aku sudah menjadi korban skeptisnya Bertrand Russell? Kurasa mungkin juga!

Read More..

Sunday, April 12, 2009

Jadwal Ujian

Jadwal Ujian Term 2 Kelas 4 Ushuluddin Jurusan Tafsir

Senin 18/5 Hadits Tahlili
Kamis 21/5 Quran Tahriri
Senin 25/5 Filsafat
Kamis 28/5 Hadits Maudlu'i
Senin 1/6 Tafsir Maudlu'i
Kamis 4/6 'Ulum Quran
Senin 8/6 English

Ujian dimulai pukul 10 pagi.

Jadi, siap-siap menghadapi dengan sepenuh tenaga! Buat semua orang yang kenal, terutama yang dekat ma aq, doakan aq yow


Read More..

Monday, April 6, 2009

Kutipan Hari Ini

Kekuasaan merupakan alat, baik dalam etika maupun pergulatan politik. Dan dalam sistem-sistem etika yang paling berpengaruh di masa lampau, kekuasaan bukanlah tujuan.

Bertrand Russell, Kekuasaan, Bab XV Kekuasaan dan Kaidah Moral

Read More..

Thursday, April 2, 2009

Fenomena Pemilu dan Kampanye

Ini adalah lanjutan dari postinganku sebelumnya, Apakah Makna Tahun 2009 bagi Anda? Yang jelas, pemilu per-lima tahunan sudah membuat lelah dari segi fisik, pikiran, mental, dan finansial.

Sepanjang yang aku ketahui, pemilu Indonesia adalah pemilihan umum yang paling demokratis di dunia saat ini. Itu menurut pendapatku sendiri, setelah membandingkan dengan pemilu di Amerika sana yang nota bene menjadi empunya demokrasi. Asas pemilu luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur dan adil) hanya bisa diterapkan dengan sistem pemilu di Indonesia. Tidak seperti di Irak dahulu yang konon walaupun pemilu pertamanya dibantu oleh Amerika, hanya tertera 2 pilihan: Saddam Husen lagi; atau tidak. Nah, jelas Saddam menang dalam pemilu. Lha mau bagaimana lagi kalau pilihannya hanya dia dan orang lain yang fiktif, belum ditentukan siapa yang jadi lawan politiknya. Pun begitu di Amerika pemilu juga rawan akan kecurangan, pasalnya pemilihan dilakukan dengan sistem elektronik, sehingga data lebih mudah dirubah. Apalagi pemilu presiden tidak berdasarkan pemilih terbanyak seperti pada pemilu presiden atau pilkada di Indonesia, tetapi electoral college.

Kembali ke ranah Indonesia, pemilu tahun 2009 memang berbeda dari pemilu tahun 2004, atau tahun 1999. Fenomena baru banyak menjadi trend. Apalagi kalau bukan aksi merayu masyarakat untuk meraih suaranya, atau yang disebut para intelektual "kampanye".

Aku beruntung kberadaanku sekarang di Mesir, setidaknya pandanganku di jalan tidak menemukan hal-hal aneh, seperti baliho, spanduk, atau apalah. Sejujurnya, di Indonesia aku sudah tidak nyaman memandang wajah-wajah yang menanti tanggal 9 April. Wajah-wajah di baliho, spanduk, iklan, stiker, hingga di blog dihiasi dengan gambar partai, nomor urut, slogan-slogan, hingga ajakan atau rayuan untuk memilihnya menjadi wakil kita di legislatif. Jangan heran ada yang tanpa tedeng aling-aling dan tanpa malu meminta kita secara terang-terangan untuk memilih dengan kata: "pilih saya", ada juga yang dengan malu-malu, hingga hanya berkata: "mohon doa restu maju dalam pemilihan umum 2009", ada juga yang saking malunya atau kurang pede, meminta anak atau orangtuanya yang berkata: "pilih anak si Fulan", atau "mohon dukungannya, ayah saya maju dalam pemilu", dan yang memalukan, ada juga yang berkata: "coblos saya". Aku berhusnuzhan dengan yang minta dicoblos ini, dia sudah menyetak spanduk dan baliho lama sebelum mekanisme coblos diubah menjadi contreng, bukan karena dia tidak tahu.

Pun, mendadak partai-partai politik menggelar silaturahmi, seperti yang dilakukan warga desa selepas hari raya. Atau aksi bisa dilakukan dengan jamuan makan, yang penting lobi tingkat atas harus dilakukan. Yang paling menarik adalah kampanye terbuka. Pesta rakyat memang harus benar-benar meriah. Maka tak heran musik pop, rock dan -yang paling yahud- musik dangdut dipakai untuk penarik massa. Bagi yang punya dana lebih, bisa membagikan kaos, bendera, topi, stiker, payung, pernak-pernik partai, hingga mengganti ongkos lelah dan ongkos ramai peserta kampanye.

Lalu ada yang mempertanyakan validitas dan transparansi lembaga survei. Aku tak bisa berkomentar tentang hal ini, tapi yang jelas aku tidak percaya dengan objektifitas dan hasil survei. Karena survei hari ini bisa berubah esok hari, dan survei tidak menunjukkan pilihan semua orang.

Yang paling penting dalam kampanye adalah kepopuleran. Jika caleg tak dikenal, bagaimana konstituen bisa memilihnya? Ndak mungkin kan? Maka semua usaha di atas lazim dilakukan caleg agar rakyat mengenalnya. Narsis ndak mengapa, kan hal seperti ini cuma ada 5 tahun sekali. Yang diharapkan adalah suara rakyat, bukan yang lain. Terdengar naif memang, tapi begitulah kenyataannya. Dengan suara rakyat itu, mereka akan mewujudkan mimpi pertama: duduk di kusri legislatif. Setelah menjadi legislatif, baru memikirkan rakyat, kursi dan kedudukannya, mobil baru, rumah dinas, sidang dan rapat, atau apalah.

Kenyataan dan fenomena yang demikianlah yang membuat pemilu 2009 ini menjadi kompleks dan aneh. Masih menurutku, yang terpenting dalam kampanye justru ada dalam visi & misinya, tentang latar belakangnya, kiprah politiknya, track recordnya, dan perjuangannya untuk rakyat. Apakah dia berjuang untuk sekelompok golongan, atau partai, atau berjuang untuk seluruh rakyat. Janji-janji yang mudah diucapkan justru membuat telingaku muak, memaksa otak untuk menolaknya. Menjatuhkan golongan atau partai lain juga tak kalah busuk dengan janji. Simbol-simbol agama, daerah, usia, atau apa saja juga merupakan senjata yang efektif untuk menciptakan pencitraan diri.

Menurut kabar media massa, dalam satu periode pemilihan umum menghabiskan dana 150 trilyun. Itu termasuk pemilihan caleg, presiden, hinggan pilkada yang ada di seantero Indonesia. Jumlah segitu saja, kuperkirakan 25 persennya akan sia-sia, akibat golput, suara rusak, dan berbagai ketidakberesan yang lain. Jumlah segitu banyaknya bisa buat beli isi gas tabung per-tiga kiloan sebanyak 10 milyar tabung. Atau bisa masak bagi 192 juta pengguna selama 1 tahun penuh. Bisa membangun 30 jembatan antar pulau sekelas Suramadu. Kalau bisa beli 30 juta laptop, seperti janjinya Pak Prabowo yang mau ngasih 1 juta laptop untuk mahasiswa. Memang menegakkan demokrasi butuh biaya. Semakin tinggi kualitas demokrasi, semakin tinggi biayanya. Jangan kaya barang Cina, makin murah makin tidak terjamin kualitasnya.

Sudah mahal dan menghabiskan tenaga dan waktu, kalau sudah begini, mau ke mana kau Indonesia?

Read More..

Kebohongan Dilegalkan? (April Mop)

Dalam bulan april, apa yang menarik? Ada kawan yang berulang tahun, ada kampanye partai politik, Argentina dihajar Bolivia 6-1, atau apa?

Tanggal 1 april disebut juga April Mop. Dilegalkannya sebuah kebohongan atau berita palsu yang dianggap sebagai lelucon belaka. Tentang sejarahnya jangan tanyakan ke aku. Proses kebohongan bisa dilegalkan, membuat aku geleng-geleng kepala. Bahkan di media massa, kebiasaan ini juga dilegalkan. Maka, saat aku membaca berita di goal.com tentang Gus Hiddink mau melatih timnas Indonesia tahun depan, langsung kucaci maki. Bagaimana tidak menyumpahi situs berita itu, sebab beritanya sangat menarik perhatianku, dan di akhir berita, ditulis dengan font yang lebih besar:

Oh ya...kami dari GOAL.com Indonesia ingin menambahkan, berita ini sepenuhnya palsu. Selamat merayakan April Mop!

Jangkrik! Aku menyumpahinya. Serius. Demi kemanusiaan, demi kejujuran, dan demi berjuta orang yang peduli dengan persepakbolaan negri kita. Padahal aku sudah menyimak dengan antusias dan dengan harap yang deg-deg ser. Jika berita itu benar, aduhai, sungguh senangnya punya pelatih sepakbola berkelas seperti Gus Hiddink. Karena tidak ada Gus yang menjadi pelatih sepakbola handal seperti Gus Hiddink. Kalau masalah sastra, Gus Mus lah ahlinya. Kalau perpolitikan dan masalah bangsa, ada Gus Dur. Hehehehe..

Langsung aja aku browse di wikipedia, ketik tentang April Mop. Di sana juga ndak jelas sejak kapan kebiasaan ini dirayakan. Kalau aku menemukan data historiografinya, jangan-jangan itu kebohongan juga, efek dari Aril Mop. Ada beberapa kejadian yang terkenal gara-gara April Mop ini, diambil dari wikipedia:

* Albama Mengubah Nilai Pi: Newsletter New Mexicans pada April 1998 mengandung artikel yang ditulis oleh seorang ahli fisika Mark Boslough yang menyebutkan bahwa undang-undang Alabama telah mengubah nilai dari konstanta pi ke angka 3.0. Pernyataan ini sebelumnya pernah muncul pada cerita berita novel fiksi ilmiah tahun 1961, Stranger in a Strange Land oleh Robert A. Heinlein.[2]

* Pohon Spaghetti: Program televisi BBC, Panorama membuat sebuah lelucon terkenal pada tahun 1957, yang menampilkan orang-orang Swiss memanen spaghetti dari pohon. Banyak orang yang menghubungi BBC untuk mengetahui cara menanam pohon spaghetti mereka sendiri. Hal ini pernah difilmkan dalam St. Albans[3]

..::Efek samping April Mop::..

Tsunami April Mop di Hilo, Hawaii.
Rutinitas lelucon April Mop sering membuat orang-orang yang memperingatinya meragukan liputan berita yang terbit pada tanggal 1 April.

Pada 1 April 1946, tsunami gempa Pulau Aleutian membunuh 165 orang di Hawaii dan Alaska mengakibatkan dibuatnya sistem peringatan tsunami. Di Hawaii, tsunami ini dikenal dengan "Tsunami April Mop", karena banyaknya orang yang mati karena tidak percaya berita akan kedatangan tsunami tersebut.

Peluncuran Gmail pada April 2004 oleh Google juga awalnya dianggap lelucon, karena Google memang terkenal sering memasang lelucon April Mop pada situs mereka.

Nah, jikalau tragedi Situ Gintung terjadi tanggal 1 April, bukan 27 Maret, bisa-bisa media massa mengabarkan hal itu, dan tidak ada yang percaya. Untung saja, goal.com tidak mengabarkan Situ Gintung tanggal 1 April. Bisa-bisa dicaci-maki pembacanya. Hmmm, bagaimana menurut Anda? Budaya kebohongan dilegalkan media massa di Indonesia?

Read More..

Wednesday, April 1, 2009

Imam Suyuthi

Prolog
Studi tentang Islam selamanya tidak pernah stagnan. Terus berdinamika dan berkembang dari embrio lalu bercabang-cabang dan membentuk berbagai macam disiplin ilmu yang baku. Beberapa studi tentang Islam diantaranya: fiqh, tashawwuf, bahasa arab, teologi, filsafat, tafsir dan hadits. Lalu tiap-tiap studi ini beranak pinak dan memunculkan berbagai studi baru. Dalam fiqh mengeluarkan cabang ibadah, mawarits, fiqh siyasah, fiqh sosial, ushul fiqh, dll. Begitu juga dengan tafsir, al quran yang berkedudukan sebagai qanun asasi akhirnya memunculkan 'ulum quran, yaitu ilmu-ilmu yang diperlukan untuk memahami al quran. Dalam cakupan yang lebih kecil dan lebih spesifik, ada ilmu tafsir yaitu ilmu, alat dan metode yang dibutuhkan seorang mufassir untuk mencari makna al quran.

Sejarah memberikan dokumentasi, ulum tafsir datang lebih akhir dari tafsir itu sendiri. Lebih jelasnya, produk dihasilkan lebih dahulu daripada alat-alat dan metodenya. Sungguh mengherankan. Padahal pada disiplin-displin ilmu lain, produk tentu dihasilkan setelah diadakan proses (ijtihad) dengan metode-metode dan alat-alatnya. Dikarenakan jauh sebelum al quran menjadi sebuah kumpulan yang utuh, Rasul sendiri menafsirkan makna yang tidak diketahui para sahabat. Oleh sebab itu, tradisi tafsir sudah berjalan jauh sebelum tafsir itu sendiri diletakkan sebagai sebuah disiplin ilmu tersendiri. Tafsir al quran secara keseluruhan sudah dimulai oleh Ibn Jarir al Thabari (w. 310 H) walau sebelumnya pernah ditulis tafsir secara parsial saja, seperti yang ditulis bersama dengan pembukuan hadits, seperti yang dilakukan Ibn Hammam (w. 211 H), Yazid bin Harun (w. 117 H). Baru pada periode berikutnya ulama menulis ulum al quran an sich walaupun tidak secara keseluruhan, tetapi hanya beberapa pokok bahasan yang ditulis secara parsial, seperti 'Ali al Madini yang menulis tentang asbab nuzul, syaikhnya Imam Bukhari (w. 234 H), lalu al Qasim bin Salam (w. 224H) tentang nasikh mansukh dan qiraat, dan ulama-ulama lainnya.

Di sini kita akan membahas seorang tokoh yang sangat mumpuni dalam diskursus 'ulum al quran, Imam Suyuthi.

Biografi Imam Suyuthi

Nama beliau adalah Jalaluddin Abul Fadl Abdurrahman bin Muhammad al Suyuthi al Syafi'i . Lahir tahun 849 H di Asyut, Mesir. Tepatnya setelah maghrib malam ahad bulan Rajab. Ada kemungkinan keluarga ini berasal dari timur, sebab penisbatan al Khudlairi pada dirinya juga kepada suatu tempat di Baghdad (seperti yang disebutkan dalam Husn al Muhâdlarah). Beliau mendengar orangtuanya berkata bahwa leluhurunya dari timur.

Beliau tumbuh dalam iklim keluarga yang cerdas dan berintelektual. Sejak umur beliau 5 tahun 7 bulan, ayahnya meninggal, maka hiduplah belaiu sebagai seorang yatim. Sebelum umurnya mencapai 8 tahun sudah selesai menghafal al Quran, lalu diteruskan dengan kitab al 'Umdah, Minhâj al Fiqh wa al Ushûl, dan Alfiyah bin Mâlik.

Ayahnya meninggal tepatnya di Kairo tahun 855 H bulan Shafar. Dia adalah Qâdhi Asyut sebelum pergi ke Kairo dan menjadi pengajar fiqh di Jâmi' al Syaikhûni dan khotib di Jâmi' Ibn Thoulun.

Imam Suyuthi menjadi masyhur dalam sejarah peradaban dan keintelektualan Islam bukan karena dia yang mempopulerkan dirinya sendiri. Ini hanya semata-mata karena akhlaqnya yang terpuji, yang membuatnya mendapatkan kedudukan yang tinggi diantara para ulama. Tawadlu', jauh dari takabbur dan sombong, zuhud, dan tidak suka dengan kemewahan dunia. Tidak menyibukkan diri dalam dunia perpolitikan, selain juga pada saat itu terjadi pergesekan antara penguasa dan ulama. Suyuthi diriwayatkan menolak hadiah-hadiah yang diberikan para pejabat. Disaat para penguasa memintanya berkali-kali menerima sejumlah uang, beliau malah menolak. Sultan saat itu (Qonsuh al Ghouriy) berkata pada hari wafat Suyuthi: Syaikh tidak pernah menerima apapun dari kami.

Tahun 872 H ia menjabat syaikh di madrasah al Syaikhûniyyah, lalu saat usianya 71 tahun menjadi sebagai syaikh shûfiyyah.

Awal pengembaraan menimba ilmu dimulai dari negri Mesir, di kota Asyut, Fayum, Iskandariah, dan kota-kota lainnya. Lalu ke Makkah untuk haji dan berguru kepada ulama tanah hijaz. Sempat juga mengunjungi Syam, Yaman, Tunisia, India, Mali, dan negara-negara di afrika barat.

Guru-guru Imam Suyuthi

Diantara guru-gurunya yang sempat terlacak oleh penulis adalah:

1. Imam Sholih al Bulqini (w. 868 H)
2. Imam Syarofuddin Yahya bin Muhammad al Manawi (w. 871 H)
3. Syaikh Syihabuddin Ahmad bin 'Ali al Syafi'i (w. 865 H)
4. Syaikh Taqiyuddin Abul 'Abbas (w. 872 H)
5. Syaikh Muhyiddin Muhammad bin Sulayman (w. 874 H)

Dan masih banyak lagi yang jumlahnya mencapai 600 guru seperti yang disebutkan dalam Mu'jam Kabîr.

Ijtihad Suyuthi dalam 'Ulum al Quran

Suyuthi menulis al Itqan ini setelah ia menulis al Tahbir fi 'Ulûm al Qurân dan setelah membandingkan dengan karya Zarkasyi, al Burhan fi 'Ulûm al Qurân. Ternyata kitab Imam Zarkasyi ini lebih ringkas dan langsung kepada pokok pembahasan, yang jumlahnya mencapai 47 pokok bahasan, sedangkan al Tahbir terlalu banyak (mencapai 102 pokok bahasan), maka Suyuthi menulis al Itqân dengan pokok bahasan yang lebih tepat daripada kitabnya yang sebelumnya. Dalam al Itqan, Suyuthi hanya menuliskan 80 macam pembahasan saja. Ada kemungkinan beliau membuat kitab ini adalah revisi dari kitab al Tahbir, setelah membandingkan dengan al Burhan karya Imam Zarkasyi. Sekaligus al Itqân ini menjadi mukaddimah atas tafsir besarnya, Majma' al Bahrain wa Mathla' al Badrain. Setidaknya, Suyuthi telah membaca 124 buku yang berkaitan dengan 'ulum al quran untuk menulis al Itqân.

Teori Penurunan Wahyu (al Quran)

Bahwa al Quran adalah verbum dei (kalam Allah), bukan buatan Muhammad sudah maklum dan menjadi kesepakatan tiap muslim yang tak akan berubah. Barangsiapa yang mengingkari atau tidak beriman kepada al Quran dipandang kafir, sesuai dengan pendangan Islam mengenai iman, dan menjadi keharusan teologis setap muslim. Lalu bagaimanakah wahyu itu turun kepada Nabi, padahal ia turun harus melalui perantara (malaikat). Dan tidak bisa menafikan begitu saja peranan malaikat pembawa wahyu.

Ada 3 ayat yang menjadi titik tolak dalam penelitian ulama bagaimanakah al quran itu turun.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah: 185
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

QS. Al Qadr: 1
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam kemuliaan”

QS. Al Dukhan: 3
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”

Dari ketiga dalil di atas, dapat ditarik kesimpulan:

1. Al Quran turun secara gradual ke bait al 'izzah di langit bumi, lalu turun kepada Nabi selama 20, 23 atau 25 tahun secara berangsur-angsur menurut kejadian dan persitiwa yang terjadi sejak ditetapkannya Muhammad sebagai Rasulullah. Pendapat ini didukung dengan berbagai riwayat dari Ibn 'Abbas, sahabat Nabi yang dipandang memiliki otoritas dalam al Quran dan qiraat.
2. Yang dimaksud dengan ketiga ayat di atas adalah awal pewahyuan kepada Muhammad. Awal turunnya dimulai pada laylah al qadr pada bulan ramadlan, atau yang disebut dengan malam yang diberkati. Lalu turun wahyu setelahnya secara berangsur-angsur. Yang dimaksud dalam QS. Al Furqan: 32-33, tujuan dari diturunkannya secara berangsur-angsur agar memantapkan hati Nabi. Lebih eksplisit lagi, malam itu adalah malam perang badar, yang artinya ketiga ayat tersebut sesuai juga dengan QS. Al Anfal: 41. pendapat ini didukung dengan riwayat dari al Sya'biy.
3. Al Quran turun kepada Nabi dalam 20, 23, atau 25 kali laylah al qadr. Pada tiap malam qadr itu Allah menurunkan wahyu untuk satu tahun ke langit, lalu diberikannya wahyu itu kepada Muhammad secara berangsur-angsur menurut kejadian dan peristiwa yang terjadi, dan sesuai dengan kebutuhan manusia pada masa itu.

Sedangkan jika dipandang menurut objek wahyu yang dibawa Jibril ini, setidaknya dapat dirangkum ada 3 teori:

1. Yang dibawa Jibril adalah lafadz sekaligus maknanya.
2. Jibril hanya mengantarkan makna-makna khusus saja, dan Nabi tentunya paham dengan makna itu. Lalu ia sampaikan kepada manusia dengan bahasa arab, bahasa komunikasinya dan bahasa kaumnya. Namun hal ini akan menimbulkan anggapan lain, kalam al quran adalah kalam Muhammad.
3. Jibril menyampaikan maknanya saja dan ia menyampaikan makna ini dengan bahasa arab.

Akhirnya Suyuthi menyimpulkan 2 kategorisasi kalam Allah: pertama, bagian yang dikatakan Jibril, dengan cara Jibril mendengar apa yang disampaikan Allah, tetapi ia menyampaikannya kepada Nabi dengan redaksi yang berbeda. Kedua, bagian yang dikabarkan Allah kepada Jibril, dan beliau mentaatinya sebagai sebuah kalam mutlak yang tidak boleh dan tidak bisa dirubah satu hurufpun. Maka Jibril mengabarkannya kepada Nabi seakan-akan ia sedang membacakan sepucuk surat. Yang dimaksud dengan ktegori pertama adalah sunnah, lalu yang masuk dalam kategori kedua adalah al quran.

Kategorisasi Makkiyah dan Madaniyyah

Imam Baihaqi dalam Dalail al Nubuwwah menyatakan: surat-surat madaniyyah ada 29, sedangkan yang masuk makiyyah ada 83.

Sedangkan dalam kitab Mabahits fi 'Ulum al Quran-nya Manna' al Qatthan, surat madaniyyah ada 20, yang mukhtalaf (apakah itu termasuk makkiyyah ataukah madaniyyah) ada 12, dan sisanya 72 surat adalah makkkiyyah.

Lalu ada Ibn Dlurais dalam Fadlail al Quran: surat-surat madaniyyah ada 28, makkiyyah ada 87, sebagaimana yang ia kutip dari Ibn 'Abbas.

Setidaknya ada 3 makna tentang kategorisasi makkiyyah dan madaniyyah:

1. makkiyyah yang turun sebelum hijrah, madaniyyah setelah hijrah. Ini adalah pendapat yang paling masyhur.
2. makkiyyah yang turun di Makkah walaupun stelah hijrah, seangkan madaniyyah yang turun di Madinah. Dari pendapat ini malah menimbulkan kategorisasi lain, yaitu yang turun di luar kedua kota itu. Suyuthi mengomentari: kategorinya tetap 2, makkiyah dan madaniyah. Yang termasuk di makkiyah adalah Makkah dan sekitarnya, seperti Mina, 'Arafat, Hudaibiyah, dan yang termasuk madaniyah adalah yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti di Badr, Uhud,
3. makkiyyah adalah wahyu yang ditujukan untuk penduduk Makkah, dan madaniyyah adalah wahyu yang ditujukan kepada penduduk Madinah. Pendapat ini didukunng dengan riwayat Ibn Mas'ud.

Berhubung ruwetnya pengategorisasian surat ini, maka dicarilah cara untuk membedakan apakah ayat atau surat termasuk dalam kategori makkiyyah ataukah madaniyyah:

1. Sima'i naqli, yaitu dengan mencari riwayat dari sahabat yang hidup pada masa penurunan wahyu. Sebab pada masa Rasul, beliau tidak memberi informasi apapun. Sedankan ilmu asbab al nuzul ataukah nasikh mansukh diketahui dan dipelajari setelah masa Nabi. Maka hal ni dapat kita lacakk kepada para sahabat dan tabiin.
2. Qiyasi ijtihadi, yaitu dengan cara berijtihad sendiri, lebih tepatnya menjadikan karakterisasi ayat-ayat makkiyyah ataupun madaniyyah sebagai barometer.

Untuk dapat mengetahui kategorisasi ayat atau surat melalui ijtihad, para ulama mengorek-ngorek karakteristik dari tiap-tiap ayat makkkiyyah ataupun madaniyyah sebagai berikut:

Makkiyyah
- tiap surat yang terdapat ayat sajdah.
- tiap surat yang terdapat lafadz "kalla".
- tiap surat yang terdapat lafadz "ya ayyuha al nas" dan tidak terdapat lafadz "ya ayyuha al ladzina amanu", terkecuali QS. Al Hajj.
- tiap surat yang terdapat kabar para nabi dan umat terdahulu.
- tiap surat yang terdapat peristiwa tentang adam dan iblis, kecali QS. Al Baqarah.
- tiap surat yang dimulai dengan huruf tahajji spert Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, kecuali QS. Al Baqarahdan Ali 'Imran, dan mukhtalaf pada QS. Al Ra'd.
- tiap surat yangmenyeru kepada keesaan Allah dan menyembahNya, ari kiamat, surga dan neraka, ayat-ayat kauniyyah (tentang alam semesta), dan ayat-ayat tentang kengeyelan musyrikin.
- Peletakan asas-asas yang mulia.

Madaniyyah:
- tiap surat yang menerangkan tentang kewajiban ataupun hadd.
- tiap surat yang menerangkan tentang kaum muanafik, kecuali QS. Al Ahzab.
- tiap surat yang berisitentang dialog ataupun perseteruan denngan ahli kitab.
- tiap surat yang menerangkan ibadah, muamalah, hadd, tata aturan rumahtangga, mawarits, jihad, dan pembahasan syariat yang lainnya.
- Karakteristik ayatnya yang panjang (secara fisik) yang menerangkan tentang syariat dan mencantumkan tujuannya.

Karya-karya Imam Suyuthi

1. Dalam bidang tafsir dan 'ulum al quran:
- al Itqân fi 'Ulûm al Qurân, tercetak.
- al Tahbir fi 'Ulûm al Qurân, tercetak.
- Tafsîr al Jalâlain (bersama Jalaluddin al Mahalli), tercetak.
- Tanâsuq al Durar fî Tanâsub al Suwar atau yang disebut Asrâr Tartîb al Qurân, tercetak.
- al Durr al Mantsûr fî al Tafsir bi al Ma'tsûr, tercetak.
- Thabaqât al Mufassirîn, tercetak.
- Lubâb al Nuqul fî Asbâb al Nuzul, tercetak.
- Mu'tarak al Aqrân fî Musytarak al Qurân, tercetak.
- al Muhadzzab fî mâ Waqa'a fî al Qurân min al Mu'arrab, tercetak.
- Majma' al Bahrain wa Mathla' al Badrain fî al Tafsir, manuskrip tersimpan di Perpustakaan Museum Iraq, no. 8282.
- Mafâtih al Ghaib.

2. Dalam bidang hadits:
- Is'âf al Mubattha' bi Rijâl al Muwattha', tercetak.
- Jam' al Jawâmi' atau yang disebut al Jâmi' al Kabîr, tercetak.
- al Daybâj 'alâ Shahîh bin al Hajjâj, mansuskrip tersimpan di Dâr al Kutub al Mishriyyah, no. 113.
- Tanwîr al Hawâlik fî Syarh Muwattha' Imâm Mâlik, tercetak.
- al Jâmi' al Shaghîr li Ahâdits al Basyir al Nadzîr, tercetak.
- al Durar al Munatssarah fî al Ahâdits al Musytaharah, mansukrip tersimpan di Perpustakaan al Awqaf Baghdad, no. 2958.
- Thabaqât al Huffâdz, tercetak.
- 'Uqûd al Zabarjad 'ala Musnad al Imâm Ahmad, manuskrip tersimpan di Dâr al Kutub al Mishriyyah Kairo, no. B 24125.
- Mirqâh al Shu'ûd ilâ Sunan Abi Dâwud.
- Mishbâh al Zujâjah fî Syarh Sunan Ibn Mâjah, tercetak.

3. Dalam bidang fiqh
- al Azhâr wa al Fidllah fî Fiqh al Raudlah
- al Asybâh wa al Nazhâir fî Fiqh al Imâm al Syafi'i, tercetak.
- Tabyîdl al Shahîfah fî Manâqib Abî Hanîfah, manuskrip tersimpan di Perpustakaan al Awqaf Baghdad, no. 9984.
- al Jâmi' fî al Farâidl.
- al Hâwi fî al Fatâwa.
- al Fâriq Bayna al Munshif wa al Sariq. (?)
- Miftâh al Jannah fi al I'tisham bi al Sunnah, tercetak.
- al Yanbû' fî mâ Zâda 'alâ al Raudlah min al Furu'.

4. Dalam bidang bahasa:
- al Akhbâr al Marwiyyah fî Sabab Wadl'i al 'Arabiyyah, manuskip tersimpan di Perpustakaan Museum Baghdad, no. 9221.
- al Asybâh wa al Nazhâir fî al Nahw, tercetak.
- al Alfâdz al 'Arabiyyah, tercetak.
- al Bahjah al Mardliyyah fî Syarh al Alfiyyah, tercetak.
- al Tausyîh 'alâ al Taudlîh.
- al Farîdah fî al Nahw wa al Tashrîf wa al Khath, tercetak.
- Ham' al Hâwami' fî Syarh Jam' al Jawâmi', tercetak.

5. Dalam ilmu balaghah:
- Syarh 'Uqûd al Jumân fî 'Ilmay al Ma'âni wa al Bayân, tercetak.
- al Nazhm al Badî' fî Madh al Syâfi', manuskrip tersimpan di Perpustakaan Museum Baghdad, no. 1883.
- Fath al Jalîl li al 'Abd al Dzalîl.

6. Dalam bidang sejarah dan adab:
- al Arj fî Ma'rifah al Farj, manuskrip tersimpan di Perpustakaan al Zhâhiriyyah Damaskus, no. 5896.
- Bahjah al Nazhr wa Nuzhah al Khâthir, manuskrip tersimpan di Dâr al Kutub al Mishriyyah Kairo, no. 32.
- Husn al Muhadlarah fi Tarikh Mishr wa al Qahirah, tercetak.
- Dîwân al Hayawân (mukhtasar dari kitab al Hayawân milik al Damiri), manuskrip tersimpan di Dâr al Kutub al Mishriyyah Kairo, no. 83 B.
- al Kanz al Madfûn wa al Falak al Masyhuh, tercetak.
- al Wasâil ila Ma'rifah al Awâil, tercetak.

7. Dalam bidang tashawwuf:
- Ta`yîd al Haqîqah al 'Aliyyah wa al Ta`kîd al Tharîqah al Syâdziliyyah.
- Tanbîh al Ghabi' ila Tabarruah Ibn 'Arabi.
- al Ma'âni al Daqîqah fî Idrâk al Haqîqah.

8. Dalam bidang kedokteran:
- Mukhtashar al Thibb al Nabawi, tercetak.

9. Dalam bidang mantiq (logika):
- al Qaul al Masyriq fî Tahrîm al Isytighâl bi al Manthiq, tercetak.

Epilog

Al quran merupakan kebenaran yang berasal wahyu Allah, bukan hasil pemikiran dan kajian manusia. Maka informasi yang ada dalam al quran tidak perlu dikaji kebenaran dan keakuratannya, karena ia adalah standar atau petron kebenaran yang diimani. Allah adalah kebenaran yang mutlak, al Haqq. Tugas manusia adalah menjadikan kebenaran al quran sebagai sumber rujukan dan inspirasi untuk mengembangkan cakrwala wawasan berpikir dalam rangka menemukan ilmu-ilmu yang aplikatif dari berbagai fenomena alam. Sudah menjadi keniscayaan, studi tentang quran terus berkembang dan tidak akan berjalan di tempat. Tidak menutup kemungkinan ilmu ini terus berkembang, hingga Imam Zarkasyi menulis dalam mukaddimah al Burhan fi ‘Ulum al Quran: fa innas shina’atu thowilah wal ‘umru qoshir. Pekerjaan meneliti ilmu ini adalah tak terhingga, tetapi umur jualah yang membatasi usaha itu. Bahkan Imam Suyuthi berasumsi, jika semua pembahasan dalam ulum al quran dispesifikasi lebih lanjut, jumlahnya lebih dari 300 jenis. 'Ulum al quran sebagai alat dan metode menjadi hal yang mutlak dikuasai tidak hanya bagi mufassir, tetapi juga diharapkan seluruh muslim yang mendalami makna dan kandungan al quran dalam berbagai dimensi. Tidak salah kalau Imam Suyuthi dijadikan salah satu ikon dalam diskursus ulum quran. Rasa rendah diri dalam akhlaknya, semangat dan begitu gigih dalam belajar membuatnya menguasai berbagai macam ilmu dan pengetahuan, lebih tepatnya multidispilin ilmu. Sudah sepatutnyalah bagi kita melecutkan semangat dan menyingsingkan lengan baju menuju arah progresifitas. Selamat berdiskusi!

Sumber:
Imam Suyuthi, al Itqan fi ‘Ulum al Quran (tahqiq Ahmad bin ‘Ali), Kairo: Dar al Hadits, 2006.
Majlis A’la li al Syuun al Islamiyyah, Mausu’ah A’lam al Fikr al Islami, Kairo.
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al Quran, Jakarta: Alvabet, 2005.
Darwis Hude dkk, Cakrawala Ilmu dalam al Quran, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.
Manna’ al Qatthan, Mabahits fi ‘Ulum al Quran.

Read More..